BacaIntisari - Tak dapat disangkal bahwa kewajiban mendidik anak adalah tanggungjawab utama orangtua kandung, karena mereka adalah amanat mulia yang dititipkan Allah pada kita dan insyaallah bisa menjadi investasi amal kebajikan di kemudian hari.
Namun, alih-alih memanfaatkan kesempatan menanamkan buah kebajikan pada anak, banyak orangtua yang mengalihkan sebagian besar waktu penjagaan kepada orang lain khususnya kepada ibu sendiri atau ibu mertua. Salah satu alasannya adalah demi mengejar karir.
illustrasi gambar dari google
Dalam masalah ini, cobalah kita bertanya pada diri kita sendiri dengan nurani. Apakah perbuatan kita tersebut bisa dikatakan benar dan bisa dibenarkan secara syariat atau tak?
Pertama, tanyakan dalam hati sanubari kita, apa sebenarnya yang melandasi perbuatan tersebut? Apakah karena orangtua kita lebih baik dalam mendidik anak-anak kita Atau hanya demi mengejar karir?
Kedua, pastikan apakah orangtua kita merasa terhibur dengan kehadiran cucu-cucu di rumahnya setiap hari? Atau malah mengganggu kesibukan mereka, orangtua kita dengan usianya yang semakin senja dan tubuh yang tak seoptimal dahulu malah merasa kelelahan dan terbebani.
Apalagi jika kita tak memberikan bakti berupa uang lagi setelah orangtua kita berhenti menjaga anak-anak kita. takkah hal itu akan membuat orangtua merasa bahwa mereka hanya digaji karena menjaga anak-anak kita?
Perhatikanlah, jika niat kita hanya meraih jenjang karir yang tinggi kemudian orangtua terbebani maka perbuatan kita termasuk dzalim dan hal itu merupakan dosa.
Dosa karena telah mengesampingkan kewajiban mendidik anak sekaligus mendzalimi orangtua kita. Naudzubillah min dzalik.
Kewajiban Orangtua adalah Hak Anak
Allah berfirman: �Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka� [QS At Tahr�m: 6]. Seorang tabi�in, Qatadah menafsirkan, �Engkau perintahkan mereka untuk taat kepada Allah dan larang mereka durhaka kepada-Nya. Engkau terapkan perintah Allah kepada mereka, perintahlah dan bantulah mereka untuk menjalankannya. Jika engkau lihat mereka berbuat maksiat kepada Allah, maka peringatkan dan cegahlah mereka.�
Rasululloh Saw bersabda:��, pria adalah pemimpin didalam keluarganya dia akan ditanya tentang kepemimpinannya, wanita adalah pemimpin rumah suami dan anak-anaknya, dia akan ditanya tentang kepemimpinannya� (HR Bukhari Muslim).
Menurut Zakiyah Darajat dkk, orang tua mempunyai 3 peran terhadap anak: merawat fisik anak agar tumbuh kembang dengan sehat, proses sosialisasi anak agar belajar menyesuaikan diri dengan lingkungannya, serta kesejahteraan psikologis dan emosional anak. Kewajiban orangtua adalah hak anak untuk: hidup, nama yang baik, disembelihkan aqiqahnya, ASI 2 tahun, makan/minum/pakaian, pendidikan agama, pendidikan shalat, tempat tidur terpisah antara pria dan wanita, pendidikan adab, pengajaran al-Qur�an/baca tulis, perawatan dan pendidikan kesehatan/kebersihan, pengajaran keterampilan, kasih sayang, keamanan, dan perlindungan.
Pentingnya Pendidikan Anak
Rasulullah Saw bersabda:�Tiada suatu pemberian yang lebih utama dari orang tua kepada anaknya selain pendidikan yang baik� (HR Al Hakim).
Imam Abu al-Hamid al-Ghazali ra berkata, ��Jika anak dibiasakan dan dididik untuk melakukan kebaikan, maka dia akan tumbuh menjadi baik dan menjadi orang yang bahagia di dunia dan akhirat. Setiap orang yang mendidiknya (orang tua maupun para pendidik yang lain) akan turut memperoleh pahala sebagaimana pahala sang anak atas amal shalihnya. Jika dibiasakan dengan keburukan serta ditelantarkan seperti hewan ternak, maka dia akan menjadi orang yang celaka dan binasa. Dosa yang diperbuatnya turut ditanggung oleh orang-orang yang berkewajiban mendidiknya�.
Imam Ibnu al-Qayyim ra, �Mayoritas penyebab kerusakan anak adalah akibat orang tua mengabaikan mereka, tidak mengajarkan berbagai kewajiban dan ajaran agama. Orang tua yang menelantarkan anak-anaknya ketika mereka kecil, membuat mereka tidak berfaedah bagi dirinya dan orang tuanya ketika mereka telah dewasa. Ada orang tua yang mencela anaknya yang durjana, lalu anaknya berkata, �Ayah, engkau durjana kepadaku ketika kecil, maka aku pun durjana kepadamu setelah aku besar. Engkau menelantarkanku ketika kecil, maka aku pun menelantarkanmu ketika engkau tua renta�.
sumber : wajibbaca.com