Thursday, February 22, 2018

"KISAH ISTRI SHOLEHAH...." (Berhak Untuk Dibaca…!!)



INFO MEKKAH ~ Seorang istri menceritakan kisah suaminya pada tahun 1415 H, dia mengatakan :

Suamiku merupakan seseorang pemuda yg gagah, semangat, rajin, ganteng , berakhlak mulia, taat beragama, dan berbakti kepada ke 2 orang tuanya. Ia menikahiku dalam tahun 1390 H. Aku tinggal bersamanya (di kota Riyadh) di rumah ayahnya sebagaimana tradisi famili-famili Arab Saudi. Aku takjub dan kagum menggunakan baktinya pada kedua orang tuanya. Aku bersyukur & memuji Allah yang sudah menganugerahkan kepadaku suamiku ini. Kamipun dikaruniai seorang putri selesainya setahun pernikahan kami.

Lalu suamiku pindah kerjaan pada daerah timur Arab Saudi. Sehingga dia berangkat kerja selama seminggu (di loka kerjanya) dan pulang tinggal bersama kami seminggu. Hingga akhirnya selesainya 3 tahun, dan putriku sudah berusia 4 tahun… Pada suatu hari yaitu lepas 9 Ramadhan tahun 1395 H tatkala beliau dalam perjalanan berdasarkan kota kerjanya menuju tempat tinggal   kami di Riyadh beliau mengalami kecelakaan, mobilnya terbalik. Akibatnya ia dimasukkan ke Rumah Sakit, ia dalam keadaan koma. Setelah itu para dokter seorang ahli mengabarkan pada kami bahwasanya beliau mengalami kelumpuhan otak. 95 % organ otaknya telah rusak. Kejadian ini sangatlah menyedihkan kami, terlebih lagi kedua orang tuanya lanjut usia. Dan semakin menambah kesedihanku merupakan pertanyaan putri kami (Asmaa') tentang ayahnya yg sangat ia rindukan kedatangannya. Ayahnya telah berjanji membelikan mainan yang disenanginya…

Kami senantiasa bergantian menjenguknya di Rumah Sakit, & dia permanen pada kondisinya, nir terdapat perubahan sama sekali. Setelah lima tahun berlalu, sebagian orang menyarankan kepadaku supaya aku  cerai darinya melalui pengadilan, karena suamiku telah mangkat  otaknya, dan nir sanggup dibutuhkan lagi kesembuhannya. Yang berfatwa demikian sebagian syaikh -aku  tidak jangan lupa lagi nama mereka- yaitu bolehnya aku  cerai menurut suamiku jika memang benar otaknya telah mangkat . Akan tetapi saya menolaknya, sahih-sahih saya menolak anjuran tersebut.

Aku tidak akan cerai darinya selama ia terdapat pada atas muka bumi ini. Ia dikuburkan sebagaimana mayat-mayat yg lain atau mereka membiarkannya tetap menjadi suamiku hingga Allah melakukan apa yang Allah kehendaki.

Akupun memfokuskan konsentrasiku buat mentarbiyah putri kecilku. Aku memasukannya ke sekolah tahfiz al-Quran hingga akhirnya iapun menghafal al-Qur'an padahal umurnya kurang menurut 10 tahun. Dan aku  telah mengabarkannya mengenai kondisi ayahnya yg sesungguhnya. Putriku terkadang menangis tatkala mengingat ayahnya, & terkadang hanya membisu diam.

Putriku merupakan seseorang yg taat beragama, ia senantiasa sholat dalam waktunya, dia sholat di penghujung malam padahal sejak umurnya belum 7 tahun. Aku memuji Allah yang sudah memberi taufiq kepadaku dalam mentarbiyah putriku, demikian jua neneknya yg sangat sayang dan dekat dengannya, demikian pula kakeknya rahimahullah.

Putriku pergi bersamaku buat menjenguk ayahnya, dia meruqyah ayahnya, dan jua bersedekah buat kesembuhan ayahnya.
Pada suatu hari pada tahun 1410 H, putriku mengatakan kepadaku : Ummi biarkanlah aku  malam ini tidur bersama ayahku...
Setelah keraguan menyelimutiku akhirnya akupun mengizinkannya.


Putriku bercerita :

Aku duduk pada samping ayah, saya membaca surat Al-Baqoroh sampai selesai. Lalu rasa kantukpun menguasaiku, akupun tertidur. Aku mendapati seakan-akan terdapat ketenangan pada hatiku, akupun bangun menurut tidurku kemudian aku  berwudhu dan sholat –sesuai yang Allah memutuskan untukku-.

Lalu sekali lagi akupun dikuasai sang rasa kantuk, sedangkan saya masih di loka sholatku. Seakan-akan terdapat seseorang yang menyampaikan kepadaku, "Bangunlah…!!, bagaimana kamu tidur ad interim Ar-Rohmaan (Allah) terjaga??, bagaimana engkau  tidur sementara ini adalah waktu dikabulkannya doa, Allah nir akan menolak doa seseorang hamba pada waktu ini??"

Akupun bangun…seakan-akan aku  mengingat sesuatu yg terlupakan…lalu akupun mengangkat kedua tanganku (buat berdoa), & saya memandangi ayahku –ad interim kedua mataku berlinang air mata-. Aku menyampaikan pada do'saya, "Yaa Robku, Yaa Hayyu (Yang Maha Hidup)…Yaa 'Adziim (Yang Maha Agung).., Yaa Jabbaar (Yang Maha Kuasa)…, Yaa Kabiir (Yang Maha Besar)…, Yaa Mut'aal (Yang Maha Tinggi)…, Yaa Rohmaan (Yang Maha Pengasih)…, Yaa Rohiim (Yang Maha Penyayang)…, ini merupakan ayahku, seorang hamba dari hamba-hambaMu, ia sudah ditimpa penderitaan & kami sudah bersabar, kami Memuji Engkau…, kemi beriman menggunakan keputusan & ketetapanMu baginya…

Ya Allah…, sesungguhnya ia berada dibawah kehendakMu dan kasih sayangMu.., Wahai Engkau yang sudah menyembuhkan nabi Ayyub berdasarkan penderitaannya, dan telah mengembalikan nabi Musa pada ibunya…Yang telah menyelamatkan Nabi Yuunus berdasarkan perut ikan paus, Engkau Yang telah berakibat barah sebagai dingin dan keselamatan bagi Nabi Ibrahim…sembuhkanlah ayahku menurut penderitaannya…

Ya Allah…sesungguhnya mereka sudah menyangka bahwasanya dia nir mungkin lagi sembuh…Ya Allah milikMu-lah kekuasaan & keagungan, sayangilah ayahku, angkatlah penderitaannya…"

Lalu rasa kantukpun menguasaiku, hingga akupun tertidur sebelum subuh.

Tiba-datang ada suara lirih menyeru.., "Siapa engkau ?, apa yang kau lakukan pada sini?". Akupun bangun karena bunyi tersebut, kemudian saya menengok ke kanan dan ke arah kiri, namun aku  tidak melihat seorangpun. Lalu saya kembali lagi melihat ke kanan dan ke kiri…, ternyata yg bersuara tersebut adalah ayahku…

Maka akupun tak kuasa menunda diriku, lalu akupun bangun dan memeluknya karena gembira dan senang …, ad interim ayahku berusaha menjauhkan saya darinya & beristighfar. Ia barkata, "Ittaqillah…(Takutlah kamu pada Allah….), kamu tidak halal bagiku…!". Maka aku  menyampaikan kepadanya, "Aku ini putrimu Asmaa'". Maka ayahkupun terdiam. Lalu akupun keluar buat segera mengabarkan para dokter. Merekapun segera tiba, tatkala mereka melihat apa yang terjadi merekapun keheranan.

Salah seorang dokter Amerika mengatakan –dengan bahasa Arab yang nir fasih- : "Subhaanallahu…". Dokter yg lain berdasarkan Mesir mengungkapkan, "Maha kudus Allah Yang telah menghidupkan kembali tulang belulang yang telah kemarau…". Sementara ayahku nir mengetahui apa yang sudah terjadi, sampai akhirnya kami mengabarkan kepadanya. Iapun menangis…dan berkata, اللهُ خُيْرًا حًافِظًا وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِيْنَ Sungguh Allah merupakan Penjaga Yang terbaik, & Dialah yang Melindungi orang-orang sholeh…, demi Allah tidak ada yg kuingat sebelum kecelakaan kecuali sebelum terjadinya kecelakaan aku  berniat buat berhenti melaksanakan sholat dhuha, saya tidak tahu apakah saya jadi mengerjakan sholat duha atau nir..??

          Sang istri menyampaikan : Maka suamiku Abu Asmaa' akhirnya balik  lagi bagi kami sebagaimana biasnya yg saya mengenalinya, sementara usianya hampir 46 tahun. Lalu sehabis itu kamipun dianugerahi seseorang putra, Alhamdulillah kini   umurnya telah mulai masuk tahun ke 2. Maha suci Allah Yang sudah mengembalikan suamiku setelah 15 tahun…, Yang sudah menjaga putrinya…, Yang sudah memberi taufiq kepadaku dan menganugerahkan keikhlasan bagiku sampai bisa menjadi istri yg baik bagi suamiku…meskipun ia pada keadaan koma…

Maka janganlah sekali-kali kalian meninggalkan do'a…, sesungguhnya tidak ada yang menolak qodoo' kecuali do'a…barang siapa yang menjaga syari'at Allah maka Allah akan menjaganya.

Jangan lupa jua buat berbakti pada ke 2 orang tua… & hendaknya kita ingat bahwasanya di tangan Allah lah pengaturan segala sesuatu…pada tanganNya lah segala taqdir, nir terdapat seorangpun selainNya yg ikut mengatur…

Ini merupakan kisahku menjadi 'ibroh (pelajaran), semoga Allah mengakibatkan kisah ini bermanfaat bagi orang-orang yg merasa bahwa seluruh jalan sudah tertutup, & penderitaan sudah menyelimutinya, sebab-karena dan pintu-pintu keselamatan telah tertutup…

Maka ketuklah pintu langit dengan do'a, dan yakinlah menggunakan pengabulan Allah….
Demikianlah….Alhamdulillahi Robbil 'Aaalamiin (SELESAI…)

          Janganlah pernah putus harapan…apabila Tuhanmu merupakan Allah…
          Cukup ketuklah pintunya menggunakan doamu yang ikhlas…
          Hiaslah do'amu dengan berhusnudzon kepada Allah Yang Maha Suci
          Lalu yakinlah menggunakan pertolongan yg dekat dariNya…
Share: