Ia menjadi curiga bahwa informasi tersebut bisa jadi benar karena belum ada perkembangan signifikan penyelidikan kasus tersebut.
“Saya sebenarnya telah menerima informasi bahwa seorang jenderal kepolisian—level tinggi dari jajaran kepolisian—terlibat (dalam kasus penyiraman air keras). Awalnya, saya bilang itu informasi yang bisa jadi salah. Namun, kini sudah dua bulan lamanya dan kasus saya tak juga menemukan titik terang. Saya katakan, perasaan saya bahwa informasi itu bisa saja benar,” kata Novel Baswedan, seperti dikutip Time, Selasa (13/6/2017), dan dilansir Republika, Rabu (14/6/2017).
Dalam kondisi berbaring dengan perban dan pengaman yang masih membalut mukanya, Novel juga menyampaikan bahwa pandangannya saat ini masih sama-samar. Ia ditemani sang ibu saat diwawancarai Majalah TIME.
Novel menuturkan, siraman air keras itu merupakan serangan keenam kalinya yang pernah terjadi pada dirinya. Pada 2011 lalu, sebuah mobil melaju dan memepet Novel yang sedang mengemudikan sepeda motor.
Novel Baswedan mengaku telah mengetahui bahwa Presiden Jokowi menginstruksikan prioritas penyelidikan atas kasusnya. Ia pun berharap, Presiden mengevaluasi perkembangan penyelidikan kasus tersebut yang telah berjalan dua bulan lamanya namun belum juga mengungkapkan seorang pun tersangka. [Sujanews.com]
Sumber: tarbiyah