Wednesday, December 23, 2015

3 Kelompok Orang Yang di Salami Malaikat, Siapa Saja?

Info Mekkah News - Sebagai anugrah atas pengorbanan dan kesungguhan menjalankan mandat kehambaan terhadap Allah subhanahu wa ta’ala, maka ada karunia yang diberbagi untuk hamba-hamba yang taat ini. Orang-ornag dalam kategori ini diberbagi peluang untuk bisa merasakan jabat tangan dengan makhluk Allah yang taat pula, yakni para malaikat.

Dalam suatu  hadits disebutkan bahwa ada tiga kelompok manusia yang bakal berjabat tangan dengan para malaikat. Mereka itu adalah para syuhada, orang mukmin yang bertahajud pada bulan Ramadhan, dan mereka yang berpuasa pada hari Arafah.

Sumber : google.com

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam sempat bersabda, “Tiga kelompok bakal berjabat tangan dengan malaikat sewaktu dibangkitkan dari kuburnya. Mereka itu adalah para syuhada, orang-orang mukmin yang bertahajud pada bulan Ramadhan, dan mereka yang berpuasa di hari Arafah.”

Ketiga kelompok ini adalah makhluk Allah yang memperoleh perlakuan istimewa sebab selagi di dunia mengabdikan umur mereka untuk menjadi hamba Allah yang sejati.

Para syuhada adalah orang-orang yang dengan rasa optimis dan percaya diri bahwasanya meneyerahkan seluruh nasib dan mati mereka hanya di jalan Allah. Mereka sangat bersemangat ketika wajib berkorban untuk kepentingan agama. Sebab itu, nyawa sekalipun mereka serahkan demi tegaknya agama Islam. Dan apresiasi berupa memperoleh peluang untuk berjabat tangan dengan para malaikat adalah suatu  kehormatan yang diberbagi terhadap mereka.

Demikian pula orang-orang yang mengoptimalkan seluruh malam dari bulan Ramadhan untuk meperbuat ibadah shalat Tahajjud, turut memperoleh peluang emas ini. Bagi orang-orang ini, Ramadhan adalah bulan peluang emas untuk senantiasa bermunajat terhadap Allah. Kalau kemudian Allah memberbagi peluang spesial untuk berjabat tangan dengan malaikat, maka itu adalah anugrah yang layak diberbagi terhadap mereka.

Demikian juga orang-orang yang memperhatikan hari-hari penting dalam perjalanan nasib mereka. Contoh momen yang tak kalah penting adalah hari Arafah. Sebab pada hari itu tak sedikit sekali pesan-pesan keagamaanyang disampaikan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam terhadap para umatnya. Hingga-sampai dalam ibadah fiqih, mendatangi Arafah adalah ritual penentu syah alias tidaknya seseorang dalam menjalankan ibadah haji.

Sekali lagi diberinya peluang oleh Allah untuk berjabat tangan dengan malaikat adalah anugrah yang selayaknya diterima oleh ketiga golongan tersebut.

Disambut Malaikat Ridhwan

Disebutkan, bahwa apabila hari kiamat telah tiba, dan seluruh umat manusia dibangkitkan dari kuburnya, maka Allah mewahyukan terhadap malaikat Ridhwan sebagai berikut:

“Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba-Ku yang berpuasa dalam keadaan lapar dan dahaga. Sambutlah mereka dengan segala kenikmatan dan kelezatan yang ada di dalam surga.

Maka malaikat Ridhwan terbuktigil para jejaka dan anak-anak yang bilangannya lebih tak sedikit dari tetesan hujan, bintang-bintang di langit, dan daun-daun pohon.

Lalu mereka berdatangan sambil mengangkat baki-baki yang terdiri dari cahaya yang bergemerlapan, berisikan buah-buahan, makanan yang bersih lagi tak sedikit, dan minuman-minuman yang lezat. Itu semua dihidangkan terhadap mereka denan penuh penghormatan dan dengan ucapan: Makan dan minumlah dengan selezat-lezatnya, sebagai balasan dari hari-hari yang telah berlalu.”

Diriwayatkan bahwa Rasulullh shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

“Apabila hari kiamat telah tiba, bakal ada sekelompok manusia yang bersayap-sayap burung. Mereka terbang dan berhinggapan di psupaya-psupaya surga. Lalu malaikat juru kunci surga bertanya, ‘Siapakah anda semua ini?’ Mereka menjawab, ‘Kami adalah umat Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam.’ Malaikat juru kunci surga bertanya, ‘Telahkah anda menjalani hisab?’ Mereka menjawab, ‘Tidak.’ Malaikat juru kunci surga bertanya lagi, ‘Telahkah anda melalui sirath?’ Mereka pun menjawab, ‘Tidak.’ Malaikat juru kunci surga bertanya lagi dengan apa mereka memperoleh derajat seperti ini. Mereka menjawab, ‘Kami beribadah terhadap Allah dengan tutorial yang samar (secara sembunyi-sembunyi). Dan kita dimasukkan ke dalam surga dengan rahasia pula.’” (Dalam kitab Zubdatul Wa’idiin)

Sumber: Lampuislam.org
Share: