Thursday, December 24, 2015

Kenapa Umat Islam Shalat Menghadap Ka'bah? Inilah 5 Jawabannya

Info Mekkah News - Menanggapi pertanyaan, mungkin sebagian kami bingung. Tetapi, Dr. Zakir Naik—seorang ulama populer dari India yang dikenal cerdas serta pakar dalam ilmu perbandingan agama—menjawabnya dengan lugas, cerdas, serta ilmiah.

Berikut merupakan jawaban beliau yang diambil dari buku "Mereka Bertanya, Islam Menjawab: Kumpulan Pertanyaan Mengganjal mengenai Islam yang Tak jarang Diajukan Orang Awam serta Non-Muslim"

Sumber : google.com

"Ka'bah merupakan kiblat, yaitu arah kaum muslimin menghadap dalam shalat mereka. Butuh dicatat bahwa mesikipun kaum muslimin menghadap Ka'bah dalam salat, mereka tak menyembah Ka'bah. Kaum muslimin hanya menyembah serta bersujud terhadap Allah. Ketika mereka melakukan thawaf di Ka'bah alias mencium Hajar Aswad, itu semua dilakukan sebagai bentuk ketaatan terhadap Allah. Allah-lah yang memerintahkan mereka untuk menyembah-Nya dengan tutorial semacam itu. Disebutkan dalam Surat Al-Baqarah ayat 144:

'Sungguh Kami (tidak jarang) menonton mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami bakal memalingkan kalian ke kiblat yang kalian sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram serta di mana saja kalian berada, palingkanlah mukamu ke arahnya....'

1. Islam menghendaki persatuan
Ketika kaum muslimin hendak menunaikan salat, bisa sehingga ada sebagian orang yang ingin menghadap ke utara, sedangkan yang lainnya ingin menghadap ke selatan. Untuk menyatukan kaum muslimin dalam beribadah terhadap Allah maka kaum muslimin di mana pun berada diperintahkan hanya menghadap ke satu arah, yaitu Ka'bah. Kaum muslimin yang tinggal di sebelah barat Ka'bah, mereka salat menghadap timur. Begitu pula yang tinggal di sebelah timur Ka'bah, mereka menghadap barat. Serta inilah satu satunya agama yang mempunyai Qiblat.

2. Ka'bah merupakan pusat peta dunia
Kaum muslimin merupakan umat pertama yang mengfoto peta dunia. Mereka mengfoto peta dengan selatan menunjuk ke atas serta utara ke bawah. Ka'bah berada di pusatnya. Kemudian, para kartografer Barat membikin peta terbalik dengan utara menghadap ke atas serta selatan ke bawah. Walau begitu, alhamdulillah, Ka'bah terletak di tengah-tengah peta. Subhanallah..!

3. Tawaf keliling Ka'bah untuk menunjukkan keesaan Allah
Ketika kaum muslimin berangkat ke Masjidil Haram di Mekah, mereka melakukan tawaf alias berkeliling Ka'bah. Lakukanan ini melambangkan keimanan serta peribadahan terhadap satu Tuhan. Sama persis dengan lingkaran yang hanya punya satu pusat maka hanya Allah saja yang berhak disembah.

4. Hadits Umar bin Khathab
Mengenai batu hitam, hajar aswad, Umar bin Khathab mengatakan, "Aku tahu bahwa engkau hanyalah sebongkah batu yang tak bisa mendatangkan mudarat maupun kegunaaan. Seandainya aku tak menonton Rasulullah menciummu, niscaya aku tak bakal menciummu" (HR. Bukhari). Hadits ini memperlihatkan bahwa Ka'bah bukanlah apa apa (bukan pusat sesembahan).

5. Orang berdiri di atas Ka'bah serta mengumandangkan azan
Pada zaman Nabi, orang bahkan berdiri di atas Ka'bah serta mengumandangkan azan. Coba kami tanyakan terhadap mereka yang menuduh kaum muslimin menyembah Ka'bah; penyembah berhala mana yang berani  berdiri di atas berhala sesembahannya? pasti saja tak ada. Ini kembali menunjukkan bahwa Ka'bah bukanlah sesembahan ummat Muslim.
Dikutip dari buku "Mereka Bertanya, Islam Menjawab: Pertanyaan Mengganjal mengenai Islam yang Tak jarang Diajukan Orang Awam serta Non-Muslim" terbitan AQWAM

Sumber: Lampuislam.com
Share: