Tuesday, December 22, 2015

Ini Dia Fitnah Akhir Zaman, Pagi Beriman, Sore Menjadi Kafir

Info Mekkah News - Salah satu sunnatullah yang berlaku pada manusia adalah tak sedikitnya isyarat serta tanda yang mengiringi sebuahkejadian. Momen gunung meletus dapat diketahui dari turunnya beragam binatang buas dari puncak-puncak gunung. Gempa bumi dapat ditandainya tak sedikitnya katak yang berkumpul di sebuahtempat yang tak sewajarnya. Gelombang tsunami dapat dilihat dari surutnya air laut dengan cara tiba-tiba dalam kadar yang fantastis. Banjir bandang alias bencana alam lainnya pun para ilmuan telah dapat memprediksi kejadiannya dengan menonton tanda serta isyarat yang mengiringinya. Begitulah kebijakan serta kemahaadilan Allah Subhanahu Wata’ala atas makhluk-Nya.

Sumber : mimbar-rakyat.com

Bila untuk momen bencana yang lazim terjadi Allah memberbagi tanda-tanda supaya manusia punya peluang menyelamatkan dirinya, pastinya untuk kiamat yang teramat dahsyat momennya lebih pantas untuk diberbagi tanda serta isyaratnya.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam sebagai nabi terbaru telah memberbagi tak sedikit isyarat serta tanda menjelang dekatnya akhir zaman serta datangnya kiamat besar. Riwayat-riwayat itu bercerita mengenai fitnah, petaka, huru-hara, peperangan serta pembunuhan.

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda:

إِنَّ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ فِيهَا مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا وَيُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا الْقَاعِدُ فِيهَا خَيْرٌ مِنْ الْقَائِمِ وَالْمَاشِي فِيهَا خَيْرٌ مِنْ السَّاعِي فَكَسِّرُوا قِسِيَّكُمْ وَقَطِّعُوا أَوْتَارَكُمْ وَاضْرِبُوا سُيُوفَكُمْ بِالْحِجَارَةِ فَإِنْ دُخِلَ يَعْنِي عَلَى أَحَدٍ مِنْكُمْ فَلْيَكُنْ كَخَيْرِ ابْنَيْ آدَمَ

“Sesungguhnya, menjelang terjadinya Kiamat ada fitnah-fitnah semacam sepotong malam yang gelap gulita, pada pagi hari seseorang dalam kondisi beriman, tetapi pada sore hari ia menjadi kafir, sebaliknya pada sore hari seseorang dalam kondisi beriman, tetapi dipagi hari ia dalam kondisi kafir. Orang yang duduk pada masa itu lebih baik daripada yang berdiri, orang yang berdiri lebih baik daripada yang berjalan, serta orang yang berjalan lebih baik daripada orang yang berjalan cepat. Maka, patahkan busur kalian, putus-putuslah tali kalian, serta pukullah pedang anda dengan batu, apabila salah seorang dari anda kedatangan fitnah-fitnah ini, hendaklah ia bersikap semacam anak paling baik di antara dua anak Adam (yakni bersikap semacam Habil, jangan semacam Qabil–pent).”  [HR. Abu Dawud (4259), Ibnu Majah (3961) Al-Fitan, Ahmad (19231), serta Hakim]

Dalam sebuah hadits disebutkan: “Ketahuilah, sesungguhnya fitnah itu dari sini, fitnah itu dari sini, dari arah terbitnya tanduk setan.”  [HR. Bukhari (3279) Bad’ul-Khalqi, Muslim Al-Fitan wa Asyrathu’s-Sa’ah]

Secara bahasa fitnah dapat bermakna ujian, cobaan, bala’, bencana serta siksaan. Pada riwayat di atas Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassallam memberbagi peringatan terhadap umatnya supaya mewaspadai adanya fitnah yang dapat menggoncang keimanan mereka.

Penggambaran fitnah laksana potongan malam yang amat pekat itu menunjukkan alangkah berat serta berbahayanya fitnah itu. Ini adalah peringatan penting bagi setiap Muslim, bahwa tak sedikitnya fitnah yang menyebabkan seseorang murtad adalah tanda dekatnya akhir zaman.

Mengenai fitnah yang dapat membikin kaum Muslimin terperosok pada kekufuran seusai keimanannya diperkuat dalam riwayat yang membahas mengenai kemunculan fitnah duhaima’. Riwayat mengenai fitnah duhaima’ bercerita mengenai masa-masa yang bakal dihadapi oleh kaum Muslimin menjelang keluarnya Dajjal untuk menebar fitnah serta huru-hara.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda: “Seusai itu bakal terjadi fitnah Duhaima’, yang tak membiarkan seorang pun dari umat ini kecuali bakal ditamparnya dengan tamparan yang keras. Ketika orang-orang berkata, “Fitnah telah berakhir”, nyatanya fitnah itu tetap saja terjadi. Di waktu pagi seseorang dalam kondisi beriman, tetapi di waktu sore ia telah menjadi orang kafir. Akhirnya manusia terbagi menjadi dua golongan: golongan beriman yang tak ada kemunafikan sedikit pun di antara mereka, serta golongan munafik yang tak ada keimanan sedikit pun di antara mereka. Apabila faktor itu telah terjadi, maka tunggulah munculnya Dajjal pada hari itu alias keesokan harinya.”  [HR. Abu Dawud no. 3704, Ahmad no. 5892, serta Al-Hakim no. 8574. Dishahihkan oleh Al-Hakim, Adz-Dzahabi]

Hadits di atas mengisyaratkan hakikat fitnah Duhaima’ bakal meluas mengenai seluruh umat ini. Meskipun manusia menyebutkan fitnah tersebut telah berhenti, ia bakal semakin berjalan serta bahkan mencapai puncaknya.

Beliau menerangkan mengenai efek yang ditimbulkan oleh fitnah ini, yaitu munculnya sekelompok manusia yang di waktu pagi tetap mempunyai iman, tetapi di sore hari telah menjadi kafir. Ini adalah sebuah fotoan mengenai kedahsyatan fitnah tersebut. Fitnah ini bakal mencabut keimanan seseorang hanya dalam bilangan hari, serta ini juga adalah sebuah fotoan alangkah cepatnya kondisi seseorang itu berubah.

Mengenai hakikat dari fitnah ini, ada dua fotoan yang paling mendekati bentuknya, yaitu fitnah demokrasi sekuler liberal serta fitnah perang global melawan terorisme. Kedua fenomena ini adalah wujud yang paling mendekati semua ciri yang termuat pada fitnah Duhaima’.

Kedua fitnah ini pula yang paling berpotensi menjadikan seorang tetap beriman di pagi hari tetapi tanpa sadar menjadi kafir di sore hari.

Mengapa demikian?

Apabila fitnah kegelapan Duhaima’ itu ada pada ideologi demokrasi sekuler, maka fenomena yang paling nyata pada fitnah ini adalah penolakan terhadap hukum Allah. Seorang yang masuk dalam perangkap fitnah ini dapat tervonis kafir lantaran menolak syari’at Allah serta menjadikan suara mayoritas yang menentang hukum Allah sebagai dasar hukum yang konstitutif.

Sedangkan pada permasalahan perang global atas terorisme maka mereka yang masuk dalam barisan musuh musuh Allah untuk memerangi kaum Muslimin dapat terancam vonis kafir. Karena hakikat perang atas terorisme yang disuarakan oleh Amerika serta sekutunya adalah perang terhadap syari’at Islam serta penegakknya. Maka, siapapun yang bergabung dalam barisan musuh untuk memerangi kaum Muslimin, sungguh ia telah meperbuat hal-hal yang mengabolisi keislamannya.

Demikanlah dahsyatnya fitnah Duhaima’, fitnah akhir zaman yang membikin orang berbolak balik hatinya. Ekstrimnya, mereka yang terperangkap dalam fitnah ini pagi hari tetap membaca Al-Qur’an di masjid, tetapi di sore hari telah meperbuat kebaktian di gereja. Di pagi hari tetap menutup aurat dengan jilbabnya, tetapi di sore hari telah berganti pakaian ala bintang film barat yang menyingkat auratnya.



Sumber : hidayatullah.com
Share: