ilustrasi google.com |
Keterangan yang lain menyebutkan bahwa Tsauban, bekas budak Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam menyebutkan “Aku sedang berdiri di segi Rasulullah, tiba-tiba ada seorang pendeta Yahudi yang menghadap lalu mengemukakan beberapa pertanyaan, ‘Siapakah orang yang pertama kali diperbolehkan (yakni atas titian)?’
Rasulullah menjawab, ‘Orang-orang muhajirin yang qari’ (ahli membaca al-Qur’an).’ Mendengar jawaban tersebut, orang Yahudi itu bertanya lagi, ‘Apakah hadiah mereka seusai masuk surga?’ Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam menjawab, ‘hati ikan paus.’ Orang Yahudi itu bertanya lagi, ‘Apakah makanan mereka setelah itu?’ Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam menjawab, ‘Mereka disembelihkan lembu jantan surga, lalu memakannya di tepi surga.’ Orang Yahudi itu bertanya lagi, ‘Apakah minuman mereka seusai memakan lembu jantan tersebut?’ Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam menjawab, ‘Mereka minum dari mata air di surga, namanya air salsabil.’ Orang Yahudi itu mengatakan, ‘engkau benar.’”
Pada keterangan tak sama, Zaid ibn Arqam menceritakan bahwa ada seorang laki-laki Yahudi datang terhadap Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam kemudian mengatakan, “Hai Aba Qasim (sebutan lain bagi Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam), betulkah bahwa engkau mengatakan bahwa penduduk surga itu makan serta minum di dalam surga?” Lalu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam menjawab, “Benar bahwa seseorang dari mereka itu diberbagi kekuatan makan, minum, serta bersetubuh seratus kali lipat.”
Sebab tetap penasaran, maka orang Yahudi itu bertanya kembali, “Bagaimana mungkin orang yang makan serta minum itu tak usah berhajad (buang air besar/kecil)?” Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam lalu bersabda, “Hajad kebutuhan merupakan berupa keringat yang mengalir dari kulit mereka (penghuni surga) yang harum semacam kasturi, sehingga perut mereka menjadi kurus (tidak buncit).”
Abdullah bin ‘Amr mengatakan mengenai firman Allah subhanahu wa ta’ala: “... Diedarkan terhadap mereka piring-piring...” (Qs. Az-Zukhruf: 7)
Maka Abdullah bin ‘Amr mengatakan, “Para penduduk surga bakal memperoleh tujuh puluh piring yang terbuat dari emas. Setiap piring mempunyai warna tak sama. Dari sekian piring yang ada, tak ada yang warnanya sama.”
Dalam hadits riwayat Bazzar tetapi dengan sanad dhaif, Ibnu Mas’ud menyebutkan, “Sesungguhnya kalian bakal menonton seekor burung di surga yang dagingnya sangat kalian suka. Lalu burung yang dagingnya kalian suka tadi tersungkur di hadapanmu dalam keadaan telah dimasak.”
Hudzaifah sempat menyebutkan bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam sempat bersabda kalau di dalam surga itu ada burung sebesar unta. Abu Bakar radiyallahu anhu bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah daging burung itu sangatlah nikmat?” Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam menjawab, “Orang yang memakannya bakal merasakan nikmatnya. Serta engkau wahai Abu Bakar tergolong orang yang nantinya memakannya.”
Referensi: Saifulloh serta Abu Shofia (2003). Menyingkap Tabir Alam Malaikat. Surabaya: Karya Agung
Sumber: Lampuislam.org