Info Mekkah News - “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk mengabdi kepada-Ku.” (QS.Al-Dzariyat:56)
Dari ayat ini sebenarnya sudah jelas bahwa jin juga mukallaf, yakni jin juga diberikan tugas menjalankan syariat dan bertanggung jawab atas tindakannya di alam jin itu sendiri. Bahkan, dalam beberapa referensi, mereka (baca: bangsa jin)juga melaksanakan sholat, berpuasa dan berhaji.
Hal ini ditegaskan oleh Abu Azka Fathin Mazayasyah dan Ummi Alhan Rahmadhan M dalam Bercinta dengan Jin bahwa, jin itu juga sama seperti manusia. Mereka bahkan juga berlomba-lomba untuk beribadah dan ikut belajar pada manusia, jin juga menganut berbagai agama seperti Islam, Kristen, Budha, Nasrani dan sebagainya.
Di jaman Rasulullah SAW, ada suatu cerita di mana Rasul mengislamkan jin. Ketika itu, Rasul sedang membaca Al-Qur’an. Suatu ketika, para jin ingin mencuri informasi dari langit, namun kemudian terhalang oleh sesuatu yang tak mereka ketahui. Jin tersebut dilempari pancaran api dari bumi sehingga mereka kembali ke kaumnya dan tidak mendapat informasi dari langit. Kaum jin itu heran karena jin utusannya tidak jadi ke langit kemudian mereka ditanyakan oleh kaum jin itu.
“Ada apa dengan kalian semua? Mengapa kalian kembali lagi sebelum memperoleh rahasia langit?,” tanya kaum jin.
Kemudian jin utusan menjawab: “Kami dilempari dengan pancaran api, kami takut, makanya kami kembali untuk melaporkan masalah ini.”
Lalu, kaum jin itu berkata: “Hal itu tidak mungkin terjadi begitu saja. Pastilah terjadi sesuatu yang sangat penting. Coba kalian mendekati pancaran api tersebut untuk mengetahui apa yang terjadi di sana”.
Maka, rombongan jin pun berangkat untuk mencari sumber penyebab dari kejadian yang tengah menimpa mereka.
Bertempat di Tihamah, mereka kemudian mendekati pancaran api tersebut, lalu terdengarlah lantunan ayat Al-Qur’an yang dibacakan Rasulullah SAW ketika beliah tengah menunaikan ibadah Shalat Subuh bersama para sahabatnya.
Para jin itu pun kemudian berhenti dan menyimak ayat-ayat Al-Qur’an yang dibacakan Rasulullah SAW. Setelah mereka lama mendengarkan, para jin pun berkata: “Inilah penyebab kita semua jadi terhalang untuk mendengarkan berita dari langit”.
Kemudian kembalilah para jin tersebut ke tempat kaumnya seraya menceritakan apa yang mereka alami itu.
“Kami telah mendengarkan lantunan ayat suci Al-Qur’an yang amat mengagumkan. Ayat-ayat itu memberi petunjuk pada kebenaran. Sungguh, kami telah beriman kepadanya dan tidak akan menyekutukan sesuatu pun denga Tuhan kita.”
Kisah ini terjadi pada zaman Rasulullah yang diambil dari riwayat Ibnu Abbas yang menjadi tonggak sejarah bagi bangsa jin. Karena setelah kejadian itu, sebagian dari bangsa jin mulai belajar agama Islam kepada Rasulullah SAW. Bahkan itu menjadi cikal-bakal adanya “identitas” jin muslim. Dikatakan demikian karena sebagian bangsa jin ada yang mengikuti syariat Nabi seperti shalat, bersedekah, puasa, berhaji bagi bangsa jin yang menganut agama Islam. Sementara yang tidak melakukan syariat itu juga dianggap jin kafir, padahal mereka juga mempunyai tanggung jawab untuk menjalankan syariat (taklif).
Inilah salah satu kisah nyata yang terjadi dalam bangsa jin. Selain itu, sebenarnya masih banyak kisah yang menjelaskan bahwa sebenarnya bangsa jin juga memiliki kehidupan yang sama seperti layaknya manusia. Mereka juga mempunyai rumah, kantor, pasar dan lain sebagainya. Walaupun mereka tidak menggoda manusia seperti dilakukan syaitan, tetapi sebagian dari mereka menakut-nakuti manusia agar mau mengikuti apa yang mereka perintahkan. Wallahu a’lam bisshawab…
Sumber : media.ikhram.com
Dari ayat ini sebenarnya sudah jelas bahwa jin juga mukallaf, yakni jin juga diberikan tugas menjalankan syariat dan bertanggung jawab atas tindakannya di alam jin itu sendiri. Bahkan, dalam beberapa referensi, mereka (baca: bangsa jin)juga melaksanakan sholat, berpuasa dan berhaji.
Sumber : google.com |
Di jaman Rasulullah SAW, ada suatu cerita di mana Rasul mengislamkan jin. Ketika itu, Rasul sedang membaca Al-Qur’an. Suatu ketika, para jin ingin mencuri informasi dari langit, namun kemudian terhalang oleh sesuatu yang tak mereka ketahui. Jin tersebut dilempari pancaran api dari bumi sehingga mereka kembali ke kaumnya dan tidak mendapat informasi dari langit. Kaum jin itu heran karena jin utusannya tidak jadi ke langit kemudian mereka ditanyakan oleh kaum jin itu.
“Ada apa dengan kalian semua? Mengapa kalian kembali lagi sebelum memperoleh rahasia langit?,” tanya kaum jin.
Kemudian jin utusan menjawab: “Kami dilempari dengan pancaran api, kami takut, makanya kami kembali untuk melaporkan masalah ini.”
Lalu, kaum jin itu berkata: “Hal itu tidak mungkin terjadi begitu saja. Pastilah terjadi sesuatu yang sangat penting. Coba kalian mendekati pancaran api tersebut untuk mengetahui apa yang terjadi di sana”.
Maka, rombongan jin pun berangkat untuk mencari sumber penyebab dari kejadian yang tengah menimpa mereka.
Bertempat di Tihamah, mereka kemudian mendekati pancaran api tersebut, lalu terdengarlah lantunan ayat Al-Qur’an yang dibacakan Rasulullah SAW ketika beliah tengah menunaikan ibadah Shalat Subuh bersama para sahabatnya.
Para jin itu pun kemudian berhenti dan menyimak ayat-ayat Al-Qur’an yang dibacakan Rasulullah SAW. Setelah mereka lama mendengarkan, para jin pun berkata: “Inilah penyebab kita semua jadi terhalang untuk mendengarkan berita dari langit”.
Kemudian kembalilah para jin tersebut ke tempat kaumnya seraya menceritakan apa yang mereka alami itu.
“Kami telah mendengarkan lantunan ayat suci Al-Qur’an yang amat mengagumkan. Ayat-ayat itu memberi petunjuk pada kebenaran. Sungguh, kami telah beriman kepadanya dan tidak akan menyekutukan sesuatu pun denga Tuhan kita.”
Kisah ini terjadi pada zaman Rasulullah yang diambil dari riwayat Ibnu Abbas yang menjadi tonggak sejarah bagi bangsa jin. Karena setelah kejadian itu, sebagian dari bangsa jin mulai belajar agama Islam kepada Rasulullah SAW. Bahkan itu menjadi cikal-bakal adanya “identitas” jin muslim. Dikatakan demikian karena sebagian bangsa jin ada yang mengikuti syariat Nabi seperti shalat, bersedekah, puasa, berhaji bagi bangsa jin yang menganut agama Islam. Sementara yang tidak melakukan syariat itu juga dianggap jin kafir, padahal mereka juga mempunyai tanggung jawab untuk menjalankan syariat (taklif).
Inilah salah satu kisah nyata yang terjadi dalam bangsa jin. Selain itu, sebenarnya masih banyak kisah yang menjelaskan bahwa sebenarnya bangsa jin juga memiliki kehidupan yang sama seperti layaknya manusia. Mereka juga mempunyai rumah, kantor, pasar dan lain sebagainya. Walaupun mereka tidak menggoda manusia seperti dilakukan syaitan, tetapi sebagian dari mereka menakut-nakuti manusia agar mau mengikuti apa yang mereka perintahkan. Wallahu a’lam bisshawab…
Sumber : media.ikhram.com