Saturday, September 26, 2015

Kisah Cinta Putri Pemimpin Para Nabi Zainab binti Rasulullah Saw


Assalamualaikum wr  wb. Pengunjung blog Hikmah Kehidupan yang berbahagia kali kami menapilkan artikel tentang Kisah Cinta Putri Pemimpin Para Nabi Zainab binti Rasulullah Saw sebagai berikut :



Cinta tak cukup untuk menyatukan dua manusia. Tatkala jalan telah berbeda, tak kan mungkin mereka saling bersama. Namun cahaya keimanan akan mempertemukan kembali yang telah terpisahkan sekian lama.

Tersebutlah kisah tentang putri pemimpin para nabi. Terlahir dari rahim ibundanya, seorang wanita bangan Quraisy, Khadijah bintu Khuwailid bin Asad bin ‘Abdil ‘Uzza bin Qushay Al-Qurasyiyyah radhiallahu ‘anhu, saat ayahnya memasuki usia tiga puluh tahun. Dia bernama Zainab radhiallahu ‘anha bintu Muhammad bin ‘Abdillah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Semasa hidup ibunya, sang putri yang menawan ini disunting oleh seorang pemuda, Abul ‘Ash bin Ar-Rabi’ bin ‘Abdil ‘Uzza bin ‘Abdisy Syams bin ‘Abdi Manaf bin Qushay Al-Qurasyi namanya. Dia putra Halah bintu Khuwailid, saudari perempuan Khadijah. Ketika itu, Khadijah radhiallahu ‘anha menghadiahkan seuntai kalung untuk pengantin putrinya. Dari pernikahan itu, lahir Umamah dan ‘Ali, dua putra-putri Abul ‘Ash.

Tatkala cahaya Islam merebak, Allah Subhanahu wa Ta’ala membuka hati Zainab radhiallahu ‘anha untuk menyambutnya. Namun, Abul ‘Ash bin Ar-Rabi’ masih berada di atas agama nenek moyangnya. Dua insan di atas dua jalan yang berbeda…

Orang-orang musyrik pun mendesak Abul ‘Ash untuk menceraikan Zainab, namun Abul ‘Ash dengan tegas menolak mentah-mentah permintaan mereka. Akan tetapi, Zainab radhiallahu ‘anha masih pula tertahan untuk bertolak ke bumi hijrah.

Ramadhan tahun kedua setelah hijrah, terukir peristiwa Badr. Dalam pertempuran itu, terbunuh tujuh puluh orang dari pihak musyrikin dan tertawan tujuh puluh orang dari mereka. Di antara tawanan itu ada Abul ‘Ash bin Ar-Rabi’.

Penduduk Makkah pun mengirim tebusan untuk membebaskan para tawanan. Terselip di antara harta tebusan itu seuntai kalung milik Zainab radhiallahu ‘anha untuk kebebasan suaminya. Ketika melihat kalung itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam terkenang pada Khadijah radhiallahu ‘anha yang telah tiada. Betapa terharu hati beliau mengingat putri yang dicintainya. Lalu beliau berkata pada para shahabat, “Apabila kalian bersedia membebaskan tawanan yang ditebus oleh Zainab dan mengembalikan harta tebusan yang dia berikan, lakukanlah hal itu.” Para shahabat pun menjawab, “Baiklah, wahai Rasulullah!”

Kemudian mereka lepaskan Abul ‘Ash bin Ar-Rabi’ dan mengembalikan seuntai kalung Zainab yang dijadikan harta tebusan itu.

Ketika itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta Abul ‘Ash untuk berjanji agar membiarkan Zainab pergi meninggalkan negeri Makkah menuju Madinah. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Zaid bin Haritsah radhiallahu ‘anhu bersama salah seorang Anshar sembari berkata, “Pergilah kalian ke perkampungan Ya’juj sampai bertemu dengan Zainab, lalu bawalah dia kemari.”
Berpisahnya Zainab binti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas jalan Islam, meninggalkan suaminya yang masih berkubang dalam kesyirikan.

Menjelang peristiwa Fathu Makkah, Abul ‘Ash keluar dari negeri Makkah bersama rombongan dagang membawa barang-barang dagangan milik penduduk Makkah menuju Syam. Dalam perjalanannya, rombongan itu bertemu dengan seratus tujuhpuluh orang pasukan Zaid bin Haritsah yang diutus oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menghadang rombongan dagang itu. Pasukan muslimin pun berhasil menawan mereka dan mengambil harta yang dibawa oleh rombongan musyrikin itu, namun Abul ‘Ash berhasil meloloskan diri.

Ketika gelap malam merambah, Abul ‘Ash dengan diam-diam menemui istrinya, Zainab bintu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, untuk meminta perlindungan.

Subuh tiba. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabat berdiri menunaikan Shalat Shubuh. Saat itu, Zainab radhiallahu ‘anha berseru dengan suara lantang, “Wahai kaum muslimin, sesungguhnya aku telah memberikan perlindungan kepada Abul ‘Ash bin Ar-Rabi’!”

Usai shalat, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadap pada para shahabat sembari bertanya, “Kalian mendengar apa yang aku dengar?” “Ya, wahai Rasulullah.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata lagi, “Sesungguhnya aku tidak mengetahui apa pun sampai aku mendengar apa yang baru saja kalian dengar.”

Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menemui putrinya dan berpesan, “Wahai putriku, muliakanlah dia, namun jangan sekali-kali dia mendekatimu karena dirimu tidak halal baginya.” Zainab radhiallahu ‘anha menjawab, “Sesungguhnya dia datang semata untuk mencari hartanya.”

Setelah itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengumpulkan pasukan Zaid bin Haritsah radhiallahu ‘anhu dan berkata pada mereka, “Sesungguhnya Abul ‘Ash termasuk keluarga kami sebagaimana kalian ketahui, dan kalian telah mengambil hartanya sebagai fai’ yang diberikan Allah kepada kalian. Namun aku ingin kalian berbuat kebaikan dan mengembalikan harta itu kepadanya. Akan tetapi kalau kalian enggan, maka kalian lebih berhak atas harta itu.” Para shahabat menjawab, “Wahai Rasulullah, kami akan kembalikan harta itu padanya.”

Seluruh harta yang dibawa Abul ‘Ash kembali ke tangannya dan tidak berkurang sedikit pun. Segera dia membawa harta itu kembali ke Makkah dan mengembalikan setiap harta titipan penduduk Makkah pada pemiliknya. Lalu dia bertanya, “Apakah masih ada di antara kalian yang belum mengambil kembali hartanya?” Mereka menjawab, “Semoga Allah memberikan balasan yang baik padamu. Engkau benar-benar seorang yang mulia dan memenuhi janji.” Abul ‘Ash pun kemudian menegaskan, “Sesungguhnya aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya! Demi Allah, tidak ada yang menahanku untuk masuk Islam saat itu, kecuali aku khawatir kalian menyangka bahwa aku memakan harta kalian. Sekarang setelah Allah Subhanahu wa Ta’ala tunaikan harta itu kepada kalian masing-masing, aku masuk Islam.” Abul ‘Ash bergegas meninggalkan Makkah, hingga bertemu dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan Islam.

Enam tahun bukanlah rentang waktu yang sebentar. Akhir penantian yang sekian lama pun menjelang. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengembalikan putri tercintanya, Zainab radhiallahu ‘anhu kepada suaminya, Abul ‘Ash bin Ar- Rabi’ radhiallahu ‘anhu, dengan nikahnya yang dulu dan tanpa menunaikan kembali maharnya. Dua insan kini bersama meniti jalan mereka …

Namun, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan taqdir-Nya. Tak lama setelah pertemuan itu, Zainab bintu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kembali ke hadapan Rabb-nya, pada tahun kedelapan setelah hijrah, meninggalkan kekasihnya untuk selamanya.

Di antara para shahabiyyah yang memandikan jenazahnya, ada Ummu ‘Athiyyah Al-Anshariyah radhiallahu ‘anha. Darinya terpapar kisah dimandikannya jenazah Zainab radhiallahu ‘anha, sesuai perintah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dengan guyuran air bercampur daun bidara. Seusai itu, rambut Zainab radhiallahu ‘anha dijalin menjadi tiga jalinan. Jenazahnya dibungkus dengan kain Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Putri pemimpin para nabi itu telah pergi…
Demikian artikel yang dapat kami berikan mudah-mudahan bermanfaat dan trimakasi atas kunjungannya  wasalamualaikum wr wb.
Share:

Rasul Dan Anak Yatim

Para pembaca blog Hikmah Kehidupan  yang terhormat pada kesempatan ini kami ingin menulis artikel Rasul Dan Anak Yatim dan betapa mulianya Nabi kita Muhammad Saw mudah-mudahan kita bisa mencontoh sedikit dari akhlaq beliau  dalam kisah berikut ini  :                                                                                                                



Dari Kitab “Durratun Nashihin (Mutiara Petuah Agama” diceritakan riwayat Anas bin Malik ra, Kisah yang terjadi di Madinah di zaman Rasulullah SAW, dimana pada suatu pagi di hari raya Idul Fitri, Rasulullah SAW bersama keluarganya dan beberapa sahabatnya seperti biasanya mengunjungi rumah demi rumah untuk mendo’akan para muslimin dan muslimah, mukminin dan mukminah agar merasa bahagia di hari raya itu.Alhamdulillah, semua terlihat merasa gembira dan bahagia di Hari Raya Ied tersebut, terutama anak-anak. Mereka bermain sambil berlari-lari kesana kemari dengan mengenakan pakaian hari rayanya. Namun tiba-tiba Rasulullah saw melihat di sebuah sudut ada seorang gadis kecil sedang duduk bersedih. Ia memakai pakaian tambal-tambal dan sepatu yang telah usang.Rasulullah saw lalu bergegas menghampirinya. Gadis kecil itu menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangannya, lalu menangis tersedu-sedu.Rasulullah saw kemudian meletakkan tangannya yang putih sewangi bunga mawar itu dengan penuh kasih sayang di atas kepala gadis kecil tersebut, lalu bertanya dengan suaranya yang lembut : “Anakku, mengapa engkau menangis? Bukankah hari ini adalah hari raya?”


Gadis kecil itu terkejut bukan kepalang. Tanpa berani mengangkat kepalanya dan melihat siapa yang bertanya, perlahan-lahan ia menjawab sambil bercerita : “Pada hari raya yang suci ini semua anak menginginkan agar dapat merayakannya bersama orang tuanya dengan berbahagia. Semua anak-anak bermain dengan riang gembiranya. Aku lalu teringat pada Ayahku, itu sebabnya aku menangis. Ketika itu hari raya terakhir bersamanya. Ia membelikan aku sebuah gaun berwarna hijau dan sepatu baru. Waktu itu aku sangat bahagia. Lalu suatu hari ayahku pergi berperang bersama Rasulullah saw membela Islam dan kemudian ia meninggal. Sekarang ayahku sudah tidak ada lagi. Aku telah menjadi seorang anak yatim. Jika aku tidak menangis untuknya, lalu untuk siapa lagi?”Setelah Rasulullah saw mendengar cerita itu, seketika hatinya diliputi kesedihan yang mendalam. Dengan penuh kasih sayang beliau membelai kepala gadis kecil itu sambil berkata: “Anakku, hapuslah air matamu… Angkatlah kepalamu dan dengarkan apa yang akan aku katakan kepadamu…. Apakah kamu ingin agar aku Rasulullah menjadi ayahmu?  … Dan apakah kamu juga ingin Ali menjadi pamanmu?. Dan apakah kamu juga ingin agar Fatimah menjadi kakak perempuanmu?…. dan Hasan dan Husein menjadi adik-adikmu? dan Aisyah menjadi ibumu ?. Bagaimana pendapatmu tentang usul dariku ini?”


Begitu mendengar kata-kata itu, gadis kecil itu langsung berhenti menangis. Ia memandang dengan penuh takjub orang yang berada tepat di hadapannya.Masya Allah! Benar, ia adalah Rasulullah saw, orang tempat ia baru saja mencurahkan kesedihannya dan menumpahkan segala gundah di hatinya. Gadis yatim kecil itu sangat tertarik pada tawaran Rasulullah saw, namun entah mengapa ia tidak bisa berkata sepatah katapun. Ia hanya dapat menganggukkan kepalanya perlahan sebagai tanda persetujuannya. Gadis yatim kecil itu lalu bergandengan tangan dengan Rasulullah saw menuju ke rumah. Hatinya begitu diliputi kebahagiaan yang sulit untuk dilukiskan, karena ia diperbolehkan menggenggam tangan Rasulullah saw yang lembut seperti sutra itu.Sesampainya di rumah, wajah dan kedua tangan gadis kecil itu lalu dibersihkan dan rambutnya disisir. Semua memperlakukannya dengan penuh kasih sayang. Gadis kecil itu lalu dipakaikan gaun yang indah dan diberikan makanan, juga sejumlah uang  untuk hari raya. Lalu ia diantarnya gadis itu keluar, agar dapat bermain bersama anak-anak lainnya. Anak-anak lain merasa iri pada gadis kecil dengan gaun yang indah dan wajah yang berseri-seri itu. Mereka merasa keheranan, lalu bertanya :“Gadis kecil, apa yang telah terjadi? Mengapa kamu terlihat sangat gembira?”Sambil menunjukkan gaun baru dan uang sakunya gadis kecil itu menjawab :“Akhirnya aku memiliki seorang ayah! Di dunia ini, tidak ada yang bisa menandinginya! Siapa yang tidak bahagia memiliki seorang ayah seperti Rasulullah? Aku juga kini memiliki seorang paman, namanya Ali yang hatinya begitu mulia. Juga seorang kakak perempuan, namanya Fatima Az`Zahra, . Ia menyisir rambutku dan mengenakanku gaun yang indah ini. Aku merasa sangat bahagia dan bangga memiliki adik adikku yang menyenangkan bernama Hasan dan Husein. Aku juga kini memiliki seorang ibu, namanya Aisyah, dan ingin rasanya aku memeluk seluruh dunia beserta isinya.”Maka anak-anak yang sedang bermain dengannya sampai berkata: “Ah, seandainya ayah-ayah kita mati terbunuh pada jalan Allah ketika perang itu, tentu kita akan begitu.”Syahdan tatkala Nabi saw meninggal dunia, anak kecil itu keluar seraya menaburkan debu ke atas kepalanya, meminta tolong sambil memekik: “Aku sekarang menjadi anak asing dan yatim lagi.” Maka oleh Ali Bin Abi Thalib kw (dalam riwayat lain ABu Bakar Ash Shiddiq ra) anak itu dipungutnya.
Allahumma shali ala Sayyidina Muhammad wa ala alii Sayyidina Muhammad… ana uhibuka yasayidi ya habibi ya Muhammad ibn Abdilah sholallah alai wasalam..
Hiiiks…..Hiiks (tanpa terasa air mataku meleleh sembari menulis kisah ini)

Share:

Keutamaan Bulan Muharram

Para pembaca blog Hikmah Kehidupan  yang terhormat pada kesempatan ini kami ingin menulis artikel tentang Keutamaan Bulan Muharram sebagai berikut :



1.   Dinamakan Bulan Muharram 

Kata Muharram secara bahasa, berarti diharamkan. Abu ‘Amr ibn Al ‘Alaa berkata, “Dinamakan bulan Muharram karena peperangan(jihad) diharamkan pada bulan tersebut; jika saja jihad yang di isyariatkan lalu hukumnya menjadi terlarang pada bulan tersebut maka hal ini bermakna perbuatan-perbuatan yang secara asal telah dilarang oleh Allah Ta’ala memiliki penekanan pengharaman untuk lebih dihindari secara khusus pada bulan ini. Pada bulan ini Allah melarang umatnya untuk tidak melakukan perbuatan yang dilarang-Nya. Seperti misalnya berperang, seperti yang telah dilakukan oleh orang-orang quraisy sebelum datangnya agama Islam.

2.    Beberapa Keutamaan Bulan Muharram

a.     Bulan Muharram Merupakan Salah Satu Diantara Bulan-Bulan Haram


إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. at Taubah :36).

Pada ayat ini menerangkan kepada kita bahwa setelah penciptaan langit dan bumi Allah menciptakan bulan yang berjumlah 12 bulan yang mana bulan tersebut merupakan bulan tahun Hijriah. Dalam bulan-bulan tersebut terdapat 4 bulan yang paling istimewa diantara bulan yang lainnya.              Salah satunya adalah bulan Muharram. Pada bulan Muharram Allah mengharamkan umat islam melakukan perbuatan yang dilarang, (membunuh, berperang). Tetapi disana juga menjelaskan bahwa orang muslim harus memerangi orang kafir yang memerangi umat islam.

Salah seorang ahli tafsir dari kalangan tabi’in yang  bernama Qatadah bin Di’amah Sadusi rahimahulloh menyatakan, “Amal sholeh lebih besar pahalanya jika dikerjakan di bulan-bulan haram sebagaimana kezholiman di bulan-bulan haram lebih besar dosanya dibandingkan dengan kezholiman yang dikerjakan di bulan-bulan lain meskipun secara umum kezholiman adalah dosa yang besar”

Disinilah yang menjadi pokok pada bulan Muharram, bahwa diharamkan umat-Nya melakukankan berperang atau membunuh pada bulan-bulan istimewa tersebut, karena apabila melanggarnya, maka dosanya akan dilipat gandakan dari bulan-bulan yang lain. Dengan adanya larang tersebut berarti Allah juga akan memberikan pahala bagi umat-Nya yang mengerjakan amalan- amalan  yang diperintahkanNya.

Dalam hadis yang diriwayatkan dari sahabat Abu Bakar radhiyallohu anhu, Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam menjelaskan keempat bulan haram yang dimaksud :

إِنَّ الزَّمَانَ قَدْ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ  وَالْأَرْضَ السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلَاثٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى  وَشَعْبَانَ

“Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas bulan diantaranya terdapat empat bulan yang dihormati : Tiga bulan berturut-turut; Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram serta satu bulan yang terpisah yaitu Rajab Mudhar, yang terdapat diantara bulan Jumada Akhiroh dan Sya’ban.” [ HR. Bukhari (3197) dan Muslim(1679) ]

Para ulama bersepakat bahwa keempat bulan haram tersebut memiliki keutamaan dibandingkan dengan bulan-bulan yang lain selain Ramadhan, namun demikian mereka berbeda pendapat, bulan apakah yang paling afdhal diantara keempat bulan haram yang ada ? Imam Hasan Al Bashri rahimahulloh dan beberapa ulama lainnya berkata, “Sesungguhnya Allah telah memulai  waktu yang setahun dengan bulan haram (Muharram) lalu menutupnya juga dengan bulan haram (Dzulhijjah) dan tidak ada bulan dalam setahun setelah bulan Ramadhan yang lebih agung di sisi Allah melebihi bulan Muharram”.

b.     Bulan Muharram disifatkan sebagai Bulan Allah

Kedua belas bulan yang ada adalah makhluk ciptaan Allah, akan tetapi bulan Muharram meraih keistimewaan khusus karena hanya bulan inilah yang disebut sebagai “syahrullah” (Bulan Allah). Rasulullah shallallohu alaihi wasallam bersabda :

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ  بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ

“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah (yaitu) Muharram. Sedangkan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam”.[ H.R. Muslim (11630) dari sahabat Abu Hurairah radhiyallohu anhu]

Hadits ini mengindikasikan adanya keutamaan khusus yang dimiliki bulan Muharram karena disandarkan kepada lafzhul Jalalah (lafazh Allah). Para Ulama telah menerangkan bahwa ketika suatu makhluk  disandarkan pada lafzhul Jalalah maka itu mengindikasikasikan tasyrif (pemuliaan) terhadap makhluk tersebut, sebagaimana istilah baitullah (rumah Allah) bagi mesjid atau lebih khusus Ka’bah dan naqatullah (unta Allah) istilah bagi unta nabi Sholeh ‘alaihis salam dan lain sebagainya.

Al Hafizh Abul Fadhl Al ‘Iraqy rahimahulloh menjelaskan, “Apa hikmah dari penamaan Muharram sebagai syahrulloh (bulan Allah) sementara seluruh bulan milik Allah ? Mungkin dijawab bahwa hal itu dikarenakan bulan Muharram termasuk diantara bulan-bulan haram yang Allah mengharamkan padanya berperang, disamping itu bulan Muharram adalah bulan perdana dalam setahun maka disandarkan padanya lafzhul Jalalah (lafazh Allah) sebagai bentuk pengkhususan baginya dan tidak ada bulan lain yang Nabi Muhammad shallallohu alaihi wasallam sandarkan kepadanya lafzhul Jalalah melainkan bulan Muharram” 

As Suyuthi mengatakan: Dinamakan syahrullah – sementara bulan yang lain tak mendapat gelar ini – karena nama bulan ini “Al Muharram” nama nama islami. Berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Nama-nama bulan lainnya sudah ada di zaman jahiliyah. Sementara dulu, orang jahiliyah menyebut bulan Muharram ini dengan nama : Shafar Awwal. Kemudian ketika islam datanng, Allah ganti nama bulan ini dgn Al Muharram, sehingga nama bulan ini Allah sandarkan kepada dirinya (Syahrullah). 

Bulan ini juga sering dinamakan: Syahrullah Al Asham (Bulan Allah yang Sunyi). Dinamakan demikian, karena sangat terhormatnya bulan ini . karena itu, tak boleh ada sedikitpun riak dan konflik di bulan ini.

3.    Amalan Yang Dianjurkan di Bulan Muharram

Keutamaan bulan Muharram tidaklah perlu disangsikan lagi. Namun keutamaan itu harus diisi dengan berbagai amalan-amalan yang berbobot, sehingga keutamaan itu benar-benar bernilai. Baik secara individual maupun sosial.
Para ulama sudah mengklasifikasikan jenis amalan yang hendaknya diperbanyak selama bulan Muharram yaitu;
 (1) melakukan shalat, ( 2) berpuasa,  (3) menyambung silaturrahim, ( 4) bershadaqah, ( 5) mandi, (6)memakai celak mata,  (7) berziarah kepada ulama (baik yang hidup maupun yang meninggal),         ( 8) menjenguk orang sakit,  (9) menambah nafkah keluarga,  (10) memotong kuku,  (11) mengusap kepala anak yatim, ( 12) membaca surat al-Ikhlas sebanyak 1000 kali. Untuk mempermudah ingatan, sebagian ulama mengawetkannya dalam bentuk nadham yang dinukil As-Syaikh Abdul Hamid dalam kitabnya Kanzun Naja was Surur Fi Ad'iyyati Tasyrahus Shudur

فِى يوْمِ عَاشُوْرَاءَ عَشْرٌ تَتَّصِلْ * بِهَا اثْنَتَانِ وَلهَاَ فَضْلٌ نُقِلْ

صُمْ صَلِّ صَلْ زُرْ عَالمِاً عُدْ وَاكْتَحِلْ * رَأْسُ الْيَتِيْمِ امْسَحْ تَصَدَّقْ وَاغْتَسِلْ

وَسِّعْ عَلَى اْلعِيَالِ قَلِّمْ ظُفْرَا * وَسُوْرَةَ الْاِخْلاَصِ قُلْ اَلْفَ تَصِلْ

Ada sepuluh amalan di dalam bulan ‘asyura, yang ditambah lagi dua amalan lebih sempurna. Puasalah, shlatlah,sambung silaturrahim, ziarah orang alim, menjengk orang sakit dan celak mata. Usaplah kepala anak yatim, bershadaqah dan mandi, menambah nafkah keluarga, memotong kuku, membaca surat al-Ikhlas 1000 kali.

Sebagaimana telah disebutkan di atas dari perkataan Qatadah rahimahulloh bahwa amalan sholeh dilipatgandakan pahalanya di bulan-bulan haram, dengan demikian secara umum segala jenis kebaikan dianjurkan untuk diperbanyak dan ditingkatkan kualitasnya di bulan Muharram. Adapun ibadah yang dianjurkan secara khusus pada bulan ini adalah memperbanyak puasa sunnah sebagaimana yang  telah disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallohu ‘anhu, beliau berkata Rasulullah shallallohu alaihi wasallam bersabda,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ  بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ

“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah (yaitu) Muharram dan shalat yang paling utama setelah puasa wajib adalah sholat lail”    [ HR. Muslim(11630) ]

Mulla Al Qari’ menyebutkan bahwa hadits di atas sebagai dalil anjuran berpuasa di seluruh hari bulan Muharram. Namun ada satu masalah yang kadang ditanyakan berkaitan dengan hadits ini yaitu, ‘Bagaimana memadukan antara hadits ini dengan hadits yang menyebutkan bahwa Nabi shallallohu alaihi wasallam memperbanyak puasa di bulan Sya’ban yang menjadi bulannya Allah, bukan di bulan Muharram? Imam Nawawi rahimahullah telah menjawab pertanyaan ini, beliau mengatakan boleh  jadi Rasulullah shallallohu alaihi wasallam belum mengetahui keutamaan puasa Muharram kecuali di akhir hayat beliau atau mungkin ada saja beberapa udzur yang menghalangi beliau untuk memperbanyak berpuasa di bulan Muharram seperti beliau mengadakan safar atau sakit 

Kemudian anjuran berpuasa di bulan Muharram ini lebih dikhususkan dan ditekankan hukumnya pada hari yang dikenal dengan istilah Yaumul ‘Asyuro, yaitu pada tanggal sepuluh bulan Muharram (‘asyuro). ‘Asyuro berasal dari kata ‘Asyarah yang berarti sepuluh. Pada hari ‘Asyuro ini, Rasulullah shallahu alaihi wasallam mengajarkan kepada umatnya untuk melaksanakan satu bentuk ibadah dan ketundukan kepada Allah Ta’ala yaitu ibadah puasa, yang kita kenal dengan puasa Asyuro.

 4.    Hadits-Hadits Disyariatkannya Puasa ‘Asyuro

Adapun hadis-hadis yang menjadi dasar ibadah puasa tersebut banyak, kami akan sebutkan diantaranya  dengan pengklasifikasian sebagai berikut:

Kaum Yahudi juga berpuasa di hari Asyuro bahkan menjadikannya sebagai Ied (hari raya)

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ فَرَأَى الْيَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَقَالَ مَا هَذَا قَالُوا هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ  هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ فَصَامَهُ مُوسَى قَالَ فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ

Ibnu Abbas radhiyallohu anhuma berkata :
Ketika Rasulullah shallallohu alaihi wasallam. tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari ‘ Asyura, maka Beliau bertanya : “Hari apa ini?. Mereka menjawab, “Ini adalah hari istimewa, karena pada hari ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, Karena itu Nabi Musa berpuasa pada hari ini. Rasulullah shallallohu alaihi wasallam pun bersabda, “Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian“. Maka beliau berpuasa dan memerintahkan shahabatnya untuk berpuasa di tahun yang akan datang. [H.R. Bukhari (1865) dan Muslim(1910) ]

Hadis lain menjelaskan:

عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ يَوْمًا تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَتَتَّخِذُهُ عِيدًا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صُومُوهُ أَنْتُمْ

Dari Abu Musa radhiyallohu anhu berkata, “Hari ‘Asyuro adalah hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan mereka menjadikannya sebagai hari raya, maka Rasulullah shallallohu alaihi wasallam bersabda (kepada ummatnya), “Berpuasalah kalian (pada hari itu)” [HR. Bukhari (1866) dan Muslim(1912), lafal hadits ini menurut periwayatan imam Muslim)

Kaum Quraiys di zaman Jahiliyah juga berpuasa Asyuro dan puasa ini diwajibkan atas kaum muslimin sebelum kewajiban puasa Ramadhan

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُهُ فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ  فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ . متفق عليه.

Dari Aisyah radhiyallohu anha berkata, Kaum Qurays pada masa Jahiliyyah juga berpuasa di hari ‘Asyuro dan Rasulullah shallallohu alaihi wasallam juga berpuasa pada hari itu, ketika beliau telah tiba di Medinah maka beliau tetap mengerjakannya dan memerintahkan ummatnya untuk berpuasa. Setelah puasa Ramadhan telah diwajibkan beliau pun meninggalkan (kewajiban) puasa ‘Asyuro, seraya bersabda, “Barangsiapa yang ingin berpuasa maka silakan tetap berpuasa dan barangsiapa yang tidak ingin berpuasa maka tidak mengapa” [ HR. Bukhari (1863) dan Muslim(1897) ]

عن عَبْد اللَّهِ بْن عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ أَهْلَ الْجَاهِلِيَّةِ  كَانُوا يَصُومُونَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ  وَأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَامَهُ وَالْمُسْلِمُونَ قَبْلَ أَنْ يُفْتَرَضَ رَمَضَانُ فَلَمَّا افْتُرِضَ رَمَضَانُ  قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ عَاشُورَاءَ يَوْمٌ مِنْ أَيَّامِ اللَّهِ فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ (رواه مسلم)

Dari Abdullah bin Umar radhiyallohu anhuma bahwa kaum Jahiliyah dulu berpuasa Asyuro dan Rasulullah shallallohu alaihi wasallam serta kaum muslimin juga berpuasa sebelum diwajibkan puasa Ramadhan, Rasulullah shallallohu alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya hari ‘Asyuro termasuk hari-hari Allah, barangsiapa ingin maka berpuasalah dan siapa yang ingin meninggalkan maka boleh” [ HR. Muslim(1901) ]

Perhatian Rasulullah shallallohu alaihi wa sallam dan para sahabat ridwanullohi alaihim ajmain yang begitu besar terhadap puasa ‘Asyuro

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلَّا هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ يَعْنِي شَهْرَ رَمَضَانَ

“Aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallohu alaihi wasallam, berupaya keras untuk puasa pada suatu hari melebihi yang lainnya kecuali pada hari ini, yaitu hari ‘Asyura dan bulan ini yaitu Ramadhan.” [ H.R. Bukhari (1867) dan Muslim(1914) ]

عَنْ الرُّبَيِّعِ بِنْتِ مُعَوِّذِ بْنِ عَفْرَاءَ قَالَتْ أَرْسَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَدَاةَ عَاشُورَاءَ إِلَى قُرَى الْأَنْصَارِ الَّتِي حَوْلَ الْمَدِينَةِ مَنْ كَانَ أَصْبَحَ صَائِمًا فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ وَمَنْ كَانَ أَصْبَحَ مُفْطِرًا فَلْيُتِمَّ بَقِيَّةَ يَوْمِهِ فَكُنَّا بَعْدَ ذَلِكَ نَصُومُهُ وَنُصَوِّمُ صِبْيَانَنَا الصِّغَارَ مِنْهُمْ إِنْ شَاءَ اللَّهُ وَنَذْهَبُ إِلَى الْمَسْجِدِ فَنَجْعَلُ لَهُمْ اللُّعْبَةَ مِنْ الْعِهْنِ فَإِذَا بَكَى أَحَدُهُمْ عَلَى الطَّعَامِ أَعْطَيْنَاهَا إِيَّاهُ عِنْدَ الْإِفْطَارِ

Dari Rubai’ bintu Mu’awwidz bin ‘Afra’ radhiyallohu ‘anha berkata, Nabi Muhammad shallallohu alaihi wasallam di pagi hari Asyuro mengutus ke perkampungan kaum Anshar yang berada di sekitar Medinah (pesan), “Barangsiapa yang tidak berpuasa hari itu hendaknya menyempurnakan sisa waktu di hari itu dengan berpuasa dan barangsiapa yang berpuasa maka hendaknya melanjutkan puasanya”. Rubai’ berkata, “Maka sejak itu kami berpuasa pada hari ‘Asyuro dan menyuruh anak-anak kami berpuasa dan kami buatkan untuk mereka permainan yang terbuat dari kapas lalu jika salah seorang dari mereka menangis  karena ingin makan maka kami berikan kepadanya permainan tersebut hingga masuk waktu berbuka puasa” [ HR. Bukhari (1960) dan Muslim (1136), redaksi hadits ini menurut periwayatan Imam Muslim ]

 5.    Keutamaan Puasa Asyuro

عَنْ أَبِي قَتَادَةَ رضي الله عنه أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  قَالَ صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ إِنِّي أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

Dari Abu Qatadah radhiyallohu anhu bahwa Nabi Muhammad shallallohu alaihi wasallam bersabda, “Puasa hari ‘Asyuro aku berharap kepada Allah akan menghapuskan dosa tahun lalu” [ HR. Tirmidzi (753), Ibnu Majah (1738) dan Ahmad(22024). Hadits semakna dengan ini juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shohih beliau (1162) ]

 a.     Bagi yang ingin berpuasa ‘Asyuro hendaknya berpuasa juga sehari sebelumnya

Ibnu Abbas radhiyallohu ‘anhuma berkata : Ketika Rasulullah shallallohu alaihi wasallam berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan kaum muslimin berpuasa, mereka (para shahabat) menyampaikan, “Ya Rasulullah ini adalah hari yang diagungkan Yahudi dan Nasrani”. Maka Rasulullah shallallohu alaihi wasallam pun bersabda:

فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Jika tahun depan insya Allah (kita bertemu kembali dengan bulan Muharram), kita akan berpuasa juga pada hari kesembilan (tanggal sembilan).“

Akan tetapi belum tiba Muharram tahun depan hingga Rasulullah shallallohu alaihi wasallam wafat di tahun tersebut [ HR. Muslim (1134) ]

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ صُومُوا التَّاسِعَ وَالْعَاشِرَ وَخَالِفُوا الْيَهُودَ

Ibnu Abbas radhiyallohu anhuma beliau berkata, “Berpuasalah pada tanggal sembilan dan sepuluh Muharram, berbedalah dengan orang Yahudi” [Diriwayatkan dengan sanad yang shohih oleh Baihaqi di As Sunan Al Kubro (8665) dan Ath Thobari di Tahdzib Al Aatsaar(1110)]

b.     Hukum Berpuasa Sehari Sesudah ‘Asyuro (tanggal 11 Muharram)

Imam Ibnu Qoyyim dalam kitab Zaadul Ma’aad setelah merinci dan menjelaskan riwayat-riwayat seputar puasa ‘Asyuro, beliau menyimpulkan : Ada tiga tingkatan berpuasa ‘Asyuro: Urutan pertama; dan ini yang paling sempurna adalah puasa tiga hari, yaitu puasa tanggal sepuluh ditambah sehari sebelum dan sesudahnya (9,10,11). Urutan kedua; puasa tanggal 9 dan 10. Inilah yang disebutkan dalam banyak hadits . Urutan ketiga, puasa tanggal 10 saja (8). Kesimpulan Ibnul Qayyim di atas didasari dengan sebuah hadits dari Ibnu Abbas radhiyallohu anhuma, Rasulullah shallallohu alaihi wasallam. bersabda :

صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا فِيهِ الْيَهُودَ صُومُوا قَبْلَهُ يَوْمًا أَوْ بَعْدَهُ يَوْمًا

“Puasalah pada hari Asyuro, dan berbedalah dengan Yahudi dalam masalah ini, berpuasalah sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya.“ [HR. Imam Ahmad(2047), Ibnu Khuzaimah(2095) dan Baihaqi (8667)]

Namun demikian puasa sebanyak tiga hari (9,10,dan 11 Muharram) dikuatkan oleh para ulama dengan dua alasan:

1)        Sebagai kehati-hatian, yaitu kemungkinan penetapan awal bulannya tidak tepat, maka puasa tanggal sebelasnya akan dapat memastikan bahwa seseorang mendapatkan puasa Tasu’a (tanggal 9) dan Asyuro (tanggal 10).

2)        Dimasukkan dalam puasa tiga hari pertengahan bulan (Ayyamul bidh).

Adapun puasa tanggal 9 dan 10, pensyariatannya dinyatakan dalam hadis  yang shahih, dimana Rasulullah  shallallohu alaihi wasallam pada akhir hidup beliau sudah merencanakan untuk puasa pada tanggal 9, hanya saja beliau wafat sebelum melaksanakannya. Beliau juga telah memerintahkan para shahabat untuk berpuasa pada tanggal 9 dan tanggal 10 agar berbeda dengan ibadah orang-orang Yahudi.

Sedangkan puasa pada tanggal sepuluh saja; sebagian ulama memakruhkannya, meskipun sebagian ulama yang lain memandang tidak mengapa jika hanya berpuasa ‘Asyuro (tanggal 10) saja, wallohu a’lam. Secara umum, hadits-hadis yang terkait dengan puasa Muharram menunjukkan anjuran Rasulullah shallallohu alaihi wasallam untuk melakukan puasa, sekalipun hukumnya tidak wajib tetapi sunnah muakkadah (sangat dianjurkan),
Demikian yang dapat kami berikan mudah -mudahan bermanfaat dan apa bila ada kesalahan dalam penulisan huruf arab kami mohon maaf  terimakasi atas kunjungannya.

Share:

Tips Cara Memakai Jilbab (Kerudung) Modern Terbaru 2015

Tips Cara Memakai Jilbab (Kerudung) Modern - untuk anda akhwat atau remaja muslimah yang masih kesulitan atau bingung nih bagaimana cara memakai kerudung yang modern atau dengan style terbaru di tahun ini 2015, berikut ini ada beberapa tips cara memakai jilbab modern terbaru dari berbagai model dari mulai Pashima Sifon Motif Ethnic, Model Segi Empat, tajima Style sampai Dua Paris Style, untuk details step dan gambar selengkapnya dibawah ini.


Pashmina Sifon Motif Ethnic



Caranya :

1. Kenakan pashmina sifon dengan sisi kanan lebih panjang dari sisi kiri.

2. Pentul bagian depan kanan dan kiri agar posisi pashmina rapi.

3. Ambil bagian dalam sisi sebelah kanan yang panjang.

4. Tempatkan di atas kepala dan dipentul.

5. Sisi sebelah kiri digulung.

6. Sematkan bros pada ujung yang sudah digulung tadi.



Hijab Modern Jilbab Segi Empat



Caranya :

1. Lipat jilbab segi empat jadi 2 membentuk persegi panjang

2. Ambil bagian lipatan yg dalam untuk di PIN di sisi kanan.

3,4. Ambil sisi dalam bagian kanan untuk dipin keluar ke samping kepala.

5. Rapikan adn FINISH..



Hana Tajima Style



Caranya :

1. Dalaman Ninja

2. Ambil pasmina kain satin buat sama panjang

3. Ambil tengahnya bawa ke belakang

4. sematkan pentul tuk menahannya

5. Ambil salah satu sisinya

6. Bawa ke sisi sebelahnya taruh di bawah sisi sebelah kanan

7 dan 8 sematkan di atas telinga tuk merapikannya

9. Tarik keluar sebagian yg di bawa k belakang

10. rapikan

11. sematkan pentul d atas kepala agar keliahatan rapi

12. Done



Duo Paris Style



Caranya :

1. Pasang JiLbab Pertama di kepaLa

2. Pasang Lagi JiLbab yg Ke dua di kepala dgan mengatur menjadi 2 tingkatan,agar perbedaan warna kelihatan ( Lihat Gambar )

3. AmbiL ke 2 Juntaian JiLbab di Sisi kiri

4 n 5. SiLang atau kepang k2 bagian Tersebut,truz bisa kamu simpul atau tambahkan bros / pentul sebagai pengunci

6 n 7. AmbiL JiLbab warna ke2 pada bagian sisi kanan yg menjuntai ,bawa hingga menutupi dada dan pentul di bagian bahu kiri

8 n 9. AmbiL Sisi JiLbab Pertama yg di samping Pipi kanan trus pentul keluar hingga membentuk geLombang

10. Ntuk Tambahan bisa ambil sedikit bagian sisi kiri datas kepala dan tambah bros

* A. SELESAI ( BISA BERHENTI DI STEP INI)

* B. SELESAI ( Tanpa Di Kepang)

11. Tampak beLakang


Itu tadi beberapa tips sederhana tentang step dan cara memakai kerudung style dan model terbaru http://pengumpulhikmah.blogspot.com/di tahun 2015 lengkap beserta gambar dan keterangnnya, semoga informasi tadi bermanfaat dan menambah wawasan untuk anda muslimah yang mendambakan style jilbab modern dan ga malu-maluin tentunya.
Share:

Sejarah Syeh Siti Jenar Yang Sebenarnya


SEJARAH SYEH SITI JENAR

Oleh: KH.Shohibul Faroji Al-Robbani

Nama asli Syekh Siti Jenar adalah Sayyid Hasan ’Ali Al-Husaini, dilahirkan di Persia, Iran. Kemudian setelah dewasa mendapat gelar Syaikh Abdul Jalil. Dan ketika datang untuk berdakwah ke Caruban, sebelah tenggara Cirebon. Dia mendapat gelar Syaikh Siti Jenar atau Syaikh Lemah Abang atau Syaikh Lemah Brit.

Syaikh Siti Jenar adalah seorang sayyid atau habib keturunan dari Rasulullah Saw. Nasab lengkapnya adalah Syekh Siti Jenar [Sayyid Hasan ’Ali] bin Sayyid Shalih bin Sayyid ’Isa ’Alawi bin Sayyid Ahmad Syah Jalaluddin bin Sayyid ’Abdullah Khan bin Sayyid Abdul Malik Azmat Khan bin Sayyid 'Alwi 'Ammil Faqih bin Sayyid Muhammad Shohib Mirbath bin Sayyid 'Ali Khali Qasam bin Sayyid 'Alwi Shohib Baiti Jubair bin Sayyid Muhammad Maula Ash-Shaouma'ah bin Sayyid 'Alwi al-Mubtakir bin Sayyid 'Ubaidillah bin Sayyid Ahmad Al-Muhajir bin Sayyid 'Isa An-Naqib bin Sayyid Muhammad An-Naqib bin Sayyid 'Ali Al-'Uraidhi bin Imam Ja'far Ash-Shadiq bin Imam Muhammad al-Baqir bin Imam 'Ali Zainal 'Abidin bin Imam Husain Asy-Syahid bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah Saw.

Syaikh Siti Jenar lahir sekitar tahun 1404 M di Persia, Iran. Sejak kecil ia berguru kepada ayahnya Sayyid Shalih dibidang Al-Qur’an dan Tafsirnya. Dan Syaikh Siti Jenar kecil berhasil menghafal Al-Qur’an usia 12 tahun.

Kemudian ketika Syaikh Siti Jenar berusia 17 tahun, maka ia bersama ayahnya berdakwah dan berdagang ke Malaka. Tiba di Malaka ayahnya, yaitu Sayyid Shalih, diangkat menjadi Mufti Malaka oleh Kesultanan Malaka dibawah pimpinan Sultan Muhammad Iskandar Syah. Saat itu. KesultananMalaka adalah di bawah komando Khalifah Muhammad 1, Kekhalifahan Turki Utsmani. Akhirnya Syaikh Siti Jenar dan ayahnya bermukim di Malaka.

Kemudian pada tahun 1424 M, Ada perpindahan kekuasaan antara Sultan Muhammad Iskandar Syah kepada Sultan Mudzaffar Syah. Sekaligus pergantian mufti baru dari Sayyid Sholih [ayah Siti Jenar] kepada Syaikh Syamsuddin Ahmad.

Pada akhir tahun 1425 M. Sayyid Shalih beserta anak dan istrinya pindah ke Cirebon. Di Cirebon Sayyid Shalih menemui sepupunya yaitu Sayyid Kahfi bin Sayyid Ahmad.

Posisi Sayyid Kahfi di Cirebon adalah sebagai Mursyid Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Ahadiyyah dari sanad Utsman bin ’Affan. Sekaligus Penasehat Agama Islam Kesultanan Cirebon. Sayyid Kahfi kemudian mengajarkan ilmu Ma’rifatullah kepada Siti Jenar yang pada waktu itu berusia 20 tahun. Pada saat itu Mursyid Al-Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Ahadiyah ada 4 orang, yaitu:

1. Maulana Malik Ibrahim, sebagai Mursyid Thariqah al-Mu’tabarah al-Ahadiyyah, dari sanad sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq, untuk wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku, dan sekitarnya
2. Sayyid Ahmad Faruqi Sirhindi, dari sanad Sayyidina ’Umar bin Khattab, untuk wilayah Turki, Afrika Selatan, Mesir dan sekitarnya,
3. Sayyid Kahfi, dari sanad Sayyidina Utsman bin ’Affan, untuk wilayah Jawa Barat, Banten, Sumatera, Champa, dan Asia tenggara
4. Sayyid Abu Abdullah Muhammad bin Ali bin Ja’far al-Bilali, dari sanad Imam ’Ali bin Abi Thalib, untuk wilayah Makkah, Madinah, Persia, Iraq, Pakistan, India, Yaman.

Kitab-Kitab yang dipelajari oleh Siti Jenar muda kepada Sayyid Kahfi adalah Kitab Fusus Al-Hikam karya Ibnu ’Arabi, Kitab Insan Kamil karya Abdul Karim al-Jilli, Ihya’ Ulumuddin karya Al-Ghazali, Risalah Qushairiyah karya Imam al-Qushairi, Tafsir Ma’rifatullah karya Ruzbihan Baqli, Kitab At-Thawasin karya Al-Hallaj, Kitab At-Tajalli karya Abu Yazid Al-Busthamiy. Dan Quth al-Qulub karya Abu Thalib al-Makkiy.

Sedangkan dalam ilmu Fiqih Islam, Siti Jenar muda berguru kepada Sunan Ampel selama 8 tahun. Dan belajar ilmu ushuluddin kepada Sunan Gunung Jati selama 2 tahun.

Setelah wafatnya Sayyid Kahfi, Siti Jenar diberi amanat untuk menggantikannya sebagai Mursyid Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Ahadiyyah dengan sanad Utsman bin ’Affan. Di antara murid-murid Syaikh Siti Jenar adalah: Muhammad Abdullah Burhanpuri, Ali Fansuri, Hamzah Fansuri, Syamsuddin Pasai, Abdul Ra’uf Sinkiliy, dan lain-lain.

KESALAHAN SEJARAH TENTANG SYAIKH SITI JENAR YANG MENJADI FITNAH adalah:

1. Menganggap bahwa Syaikh Siti Jenar berasal dari cacing. Sejarah ini bertentangan dengan akal sehat manusia dan Syari’at Islam. Tidak ada bukti referensi yang kuat bahwa Syaikh Siti Jenar berasal dari cacing. Ini adalah sejarah bohong. Dalam sebuah naskah klasik, Serat Candhakipun Riwayat jati ; Alih aksara; Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah, 2002, hlm. 1, cerita yg masih sangat populer tersebut dibantah secara tegas, “Wondene kacariyos yen Lemahbang punika asal saking cacing, punika ded, sajatosipun inggih pancen manungsa darah alit kemawon, griya ing dhusun Lemahbang.” [Adapun diceritakan kalau Lemahbang (Syekh Siti Jenar) itu berasal dari cacing, itu salah. Sebenarnya ia memang manusia yang akrab dengan rakyat jelata, bertempat tinggal di desa Lemah Abang]….

2. “Ajaran Manunggaling Kawulo Gusti” yang diidentikkan kepada Syaikh Siti Jenar oleh beberapa penulis sejarah Syaikh Siti Jenar adalah bohong, tidak berdasar alias ngawur. Istilah itu berasal dari Kitab-kitab Primbon Jawa. Padahal dalam Suluk Syaikh Siti Jenar, beliau menggunakan kalimat “Fana’ wal Baqa’. Fana’ Wal Baqa’ sangat berbeda penafsirannya dengan Manunggaling Kawulo Gusti. Istilah Fana’ Wal Baqa’ merupakan ajaran tauhid, yang merujuk pada Firman Allah: ”Kullu syai’in Haalikun Illa Wajhahu”, artinya “Segala sesuatu itu akan rusak dan binasa kecuali Dzat Allah”. Syaikh Siti Jenar adalah penganut ajaran Tauhid Sejati, Tauhid Fana’ wal Baqa’, Tauhid Qur’ani dan Tauhid Syar’iy.

3. Dalam beberapa buku diceritakan bahwa Syaikh Siti Jenar meninggalkan Sholat, Puasa Ramadhan, Sholat Jum’at, Haji dsb. Syaikh Burhanpuri dalam Risalah Burhanpuri halaman 19 membantahnya, ia berkata, “Saya berguru kepada Syaikh Siti Jenar selama 9 tahun, saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, bahwa dia adalah pengamal Syari’at Islam Sejati, bahkan sholat sunnah yang dilakukan Syaikh Siti Jenar adalah lebih banyak dari pada manusia biasa. Tidak pernah bibirnya berhenti berdzikir “Allah..Allah..Allah” dan membaca Shalawat nabi, tidak pernah ia putus puasa Daud, Senin-Kamis, puasa Yaumul Bidh, dan tidak pernah saya melihat dia meninggalkan sholat Jum’at”.

4. Beberapa penulis telah menulis bahwa kematian Syaikh Siti Jenar, dibunuh oleh Wali Songo, dan mayatnya berubah menjadi anjing. Bantahan saya: “Ini suatu penghinaan kepada seorang Waliyullah, seorang cucu Rasulullah. Sungguh amat keji dan biadab, seseorang yang menyebut Syaikh Siti Jenar lahir dari cacing dan meninggal jadi anjing. Jika ada penulis menuliskan seperti itu. Berarti dia tidak bisa berfikir jernih. Dalam teori Antropologi atau Biologi Quantum sekalipun.Manusia lahir dari manusia dan akan wafat sebagai manusia. Maka saya meluruskan riwayat ini berdasarkan riwayat para habaib, ulama’, kyai dan ajengan yang terpercaya kewara’annya. Mereka berkata bahwa Syaikh Siti Jenar meninggal dalam kondisi sedang bersujud di Pengimaman Masjid Agung Cirebon. Setelah sholat Tahajjud. Dan para santri baru mengetahuinya saat akan melaksanakan sholat shubuh.“

5. Cerita bahwa Syaikh Siti Jenar dibunuh oleh Sembilan Wali adalah bohong. Tidak memiliki literatur primer. Cerita itu hanyalah cerita fiktif yang ditambah-tambahi, agar kelihatan dahsyat, dan laku bila dijadikan film atau sinetron. Bantahan saya: “Wali Songo adalah penegak Syari’at Islam di tanah Jawa. Padahal dalam Maqaashidus syarii’ah diajarkan bahwa Islam itu memelihara kehidupan [Hifzhun Nasal wal Hayaah]. Tidak boleh membunuh seorang jiwa yang mukmin yang di dalam hatinya ada Iman kepada Allah. Tidaklah mungkin 9 waliyullah yang suci dari keturunan Nabi Muhammad akan membunuh waliyullah dari keturunan yang sama. Tidak bisa diterima akal sehat.”

Penghancuran sejarah ini, menurut ahli Sejarah Islam Indonesia (Azyumardi Azra) adalah ulah Penjajah Belanda, untuk memecah belah umat Islam agar selalu bertikai antara Sunni dengan Syi’ah, antara Ulama’ Syari’at dengan Ulama’ Hakikat. Bahkan Penjajah Belanda telah mengklasifikasikan umat Islam Indonesia dengan Politik Devide et Empera [Politik Pecah Belah] dengan 3 kelas:
1) Kelas Santri [diidentikkan dengan 9 Wali]
2) Kelas Priyayi [diidentikkan dengan Raden Fattah, Sultan Demak]
3) Kelas Abangan [diidentikkan dengan Syaikh Siti Jenar]

Wahai kaum muslimin melihat fenomena seperti ini, maka kita harus waspada terhadap upaya para kolonialist, imprealis, zionis, freemasonry yang berkedok orientalis terhadap penulisan sejarah Islam. Hati-hati jangan mau kita diadu dengan sesama umat Islam. Jangan mau umat Islam ini pecah. Ulama’nya pecah. Mari kita bersatu dalam naungan Islam untuk kejayaan Islam dan umat Islam.
Share:

Sejarah Peringatan Maulid Nabi Saw Dan Hukumnya

Para pembaca blog Hikmah Kehidupan  yang terhormat pada kesempatan ini kami ingin menulis artikel tentang Sejarah Peringatan Maulid Nabi Saw Dan Hukumnya sebagai berikut :



Ada berbagai macam versi mengenai waktu awal mula diadakannya peringatan atau perayaan Maulid Nabi saw.
Assyeikh Jalaluddin As-Suyuthi (1445 - 1505M atau 849 - 911 H) ,menerangkan bahwa orang yang pertama kali menyelenggarakan maulid Nabi adalah Assyeikh Malik Mudhaffar Abu Sa’id Kukburi (1153 - 1232 M atau 549 - 630 H).
Sebagian pendapat mengatakan bahwa Shalahuddin Al Ayyubi (1138 - 1193 M), yang pertama kali melakukan peringatan Maulid Nabi secara resmi. Sementara versi lain menyatakan bahwa perayaan maulid Nabi ini dimulai pada masa dinasti Daulah Fathimiyah di Mesir pada akhir abad keempat Hijriyah atau abad keduabelas masehi.
Kegiatan perayaan (ihtifal) maulid Nabi ini kemudian menyebar ke berbagai negara Islam termasuk Indonesia.

 HUKUM MAULID NABI MENURUT ULAMA AHLUS-SUNNAH wal JAMA'AH

Mayoritas ulama membolehkan peringatan atau perayaan Maulid Nabi Muhammad selagi tidak ada perbuatan yang melanggar syariat saat peringatan tersebut. Jalaluddin As Suyuthi berpendapat bahwa sunnah itu dapat terjadi dengan qiyas (analogi) tidak harus berdasarkan adanya dalil Quran dan hadits.
Keharuman Majelis Maulid Nabi Saw ,Saya nukilkan perkataan Al-Imam Ibnu Al Jawzira,
mengenai keistimewaan majelis yang terdapat pembacaan sholawat dan salam kepada Sayyidina Muhammad saw.
Imam Ibnul Jawzi adalah seorang ulama besar, muffasir dan muhaddits yang bermazhab Hanbali. Beliau yang nama penuhnya al-Imam al-’Allaamah al-Haafiz ‘Abdur Rahman bin Abul Hasan ‘Ali bin Muhammad bin ‘Ali bin ‘Ubaidillah al-Baghdadi al-Hanbali dilahirkan kira-kira dalam tahun 510H dan wafat pada 13 Ramadhan 597H. Beliau meninggalkan banyak karangan sehingga dikatakan melebihi 400 buah karangan.
Imam Ibnul Jawzi al-Hanbali rahimahUllah menulis dalam karya beliau “Bustaanul Waa`idhziin Wa Riyaadhus Saami`iin” pada halaman 293 sebagai berikutTelah diriwayatkan bahwa Nabi Saw bersabda:
"Tidaklah duduknya (yakni hadir) suatu kaum dalam sebuah majelis kemudian mereka berpisah atau pulang tanpa bersholawat ke atasku melainkan perpisahan mereka itu hanya bau busuk bangkai himar(keledai).
maka tidaklah mengherankan jika majlis yang di dalamnya diucapkan ucapan-ucapan sholawat ke atas Junjungan Nabi saw akan menyebabkan para hadirin yang menghadirinya mendapat bau wangi yang paling harum dan paling baik.
Dan yang sedemikian itu adalah karena Junjungan Nabi SAW adalah makhluk yang terbaik dan yang paling suci, yang mana apabila Baginda Nabi SAW bersabda dalam suatu majelis, niscaya penuhlah majelis tersebut dengan bau harum mewangi semerbak kasturi. 
Maka demikianlah juga pada majelis yang disebut di dalamnya terdapat Baginda Nabi saw yakni dengan bersholawat, mendengar hadis-hadis Baginda SAW, mendengar ajaran-ajaran Nabi SAW dan mendengar sirah atau kisah-kisah yang berkaitan dengan Nabi Muhammad saw, niscaya akan terbitlah bau harum semerbak mewangi yang menembus tujuh langit hingga ke arasy, keharumannya dicium oleh segala makhluk Allah yang ada di bumi selain daripada jin dan manusia.
Seandainya manusia dan jin dapat mencium bau harum tersebut, niscaya lupalah mereka akan segala urusan penghidupan mereka, kerana terlalu sibuk meni’mati kelazatan dan keni’matan bau harum tersebut.
Manakala, setiap malaikat dan makhluk Allah ta`ala selain jin dan manusia, yang mencium bau harum tersebut akan berdoa memohon ampunan untuk orang-orang yang hadir dalam majelis tersebut, dan akan dituliskan bagi mereka yang hadir itu pahala sebanyak bilangan makhluk Allah ta`ala yang mencium bau harum tersebut serta diangkat derajat mereka menurut bilangan makhluk-makhluk tersebut.
Maka setiap orang masing-masing akan mendapat pahala yang sedemikian tadi tanpa memperkirakan berapa jumlah mereka yang berkumpul dalam majlis tersebut, baik itu seorang ataupun seratus ribu orang, dan apa yang ada di sisi Allah dari pahala dan ganjaran adalah terlebih banyak lagi.
Maka wahai pencinta-pencinta Rasulullah SAW hendaklah kamu bersholawat ke atas Sang Kekasih niscaya Allah Tuhan yang Maha Tinggi akan memberikan kamu minuman kerohanian penghubung kasih, memakaikan kamu dengan pakaian keindahan dan kesempurnaan serta menghiasi kamu dengan kitabnya yang mulia.“
Perkataan Imam Ibnul Jawzi ini juga dinukil oleh Buya Habib Muhammad al-Maliki ra dalam karya beliau “Ma-dza fi Sya’baan” pada halaman 38 – 39. 
Maka janganlah bermalas-malas untuk menghadirkan diri kita dalam majlis di mana Junjungan Nabi Saw dipuji, disebut, disanjung, diceritakkan, dikisahkan, disholawatkan serta diutus ucapan salam kepada Junjungan kita Rasulullah saw.
Sesungguhnya setiap masa dan ketika kita mengharapkan rahmat Allah swt dan syafaat Junjungan kita Rasulullah saw.

Dan didalam Al-Qur'aan Allah swt berfirman:قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ

Katakanlah: “Dengan karunia Allah SWT dan rahmat-Nya hendaklah dengan itu mereka bergembira. ( karunia dan rahmatNya itu ) adalah lebih baik dari yang mereka kumpulkan” (QS.Yunus58)
Para ulama menjelaskan bahwa yang dimaksud ( karunia Allah ) dalam ayat di atas adalah terlahirnya Rasulullah SAW ke dunia ini. 
Selain itu ayat ini berisi perintah agar bergembira dengan adanya karunia Allah SWT itu. Salah satu bentuk kegembiraan itu dituangkan dalam perayaan maulid Nabi SAW. Tapi hendaklah ini dilakukan dengan dasar kecintaan kepada Rasulullah SAW, karena Allah SWT berfirman : 


قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Katakanlah: “Jika kamu mencintai Allah ikutilah aku (Rasulullah saw) niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. Al-Imran 31)

FATWA Assyeikh JALALUDDIN AS SUYUTHI TENTANG PERAYAAN MAULID NABI 


Assyeikh Jalaluddin As-Suyuthi berpendapat bahwa memperingati maulid Nabi Muhammad adalah bid'ah hasanah (baik). As-Suyuthi mengatakan:


وبعــــد: فقد وقع السؤال عن عمل المولد النبوي في شهر ربيع الأول، ما حكمه من حيث الشرع؟ وهل هو محمود أو مذموم؟ وهل يثاب فاعله أو لا؟.


الجـــــواب:


عندي أن أصل عمل المولد الذي هو اجتماع الناس وقراءة ما تيسر من القرآن ورواية الأخبار الواردة في مبدأ أمر النبي صلى الله عليه وسلم وما وقع في مولده من الآيات ثم يمد لهم سماط يأكلونه وينصرفون من غير زيادة على ذلك هو من البدع الحسنة التي يثاب عليها صاحبها لما فيه من تعظيم قدر النبي صلى الله عليه وسلم وإظهار الفرح والاستبشار بمولده الشريف.


Arti kesimpulan: Perayaan Maulid Nabi yang berupa berkumpulnya manusia dengan membaca ayat Quran dan sejarah Nabi dan memakan hidangan makanan termasuk dari bid'ah yang baik (hasanah) yang mendapat pahala karena bertujuan mengagungkan Nabi Muhammad dan menampakkan kegembiraan terhadap kelahiran Nabi.
Alasan As-Suyuthi menganggap sunnah merayakan maulid Nabi karena hukum sunnah itu tidak harus terjadi pada era Nabi, tapi bisa karena qiyas.
Istilah bid'ah hasanah (baik) dan qabihah (buruk) yang dipakai As-Suyuthi berasal dari Imam Nawawi dalam kitab تهذيب الأسماء واللغات Tahdzibul Asma' wal Lughat. 

FATWA Assyeikh ABUL KHATTAB AL DIHYAH TENTANG PERAYAAN MAULID NABI 

Assyeikh Abul Khattab bin Dihyah pada tahun 604 H menulis kitab At Tanwir fi Maulidil Basyir an-Nadzir (التنوير في مولد البشير النذير) khusus membahas tentang bolehnya Maulid Nabi. Bin Dihyah adalah ulama ahli hadits yang bergelar Al Hafidz asal Maroko yang terkenal pada zamannya,Syed Muhammad Alwi Al Maliki Al Hasnai dalam kitabnya Hawlal Ihtifal bi Dzikral Maulid an-Nabawi 

FATWA YUSUF QARDHAWI TENTANG PERAYAAN MAULID NABI 

 Assyeikh Yusuf Qardhawi menganggap perayaan Maulid Nabi Muhammad adalah baik.            Assyeikh Qardhawi menyatakan:


فهناك لون من الاحتفال يمكن أن نقره ونعتبره نافعاً للمسلمين، ونحن نعلم أن الصحابة رضوان الله عليهم لم يكونوا يحتفلون بمولد الرسول صلى الله عليه وسلم ولا بالهجرة النبوية ولا بغزوة بدر، لماذا؟


لأن هذه الأشياء عاشوها بالفعل، وكانوا يحيون مع الرسول صلى الله عليه وسلم، كان الرسول صلى الله عليه وسلم حياً في ضمائرهم، لم يغب عن وعيهم، كان سعد بن أبي وقاص يقول: كنا نروي أبناءنا مغازي رسول الله صلى الله عليه وسلم كما نحفِّظهم السورة من القرآن، بأن يحكوا للأولاد ماذا حدث في غزوة بدر وفي غزوة أحد، وفي غزوة الخندق وفي غزوة خيبر، فكانوا يحكون لهم ماذا حدث في حياة النبي صلى الله عليه وسلم، فلم يكونوا إذن في حاجة إلى تذكّر هذه الأشياء.


ثم جاء عصر نسي الناس هذه الأحداث وأصبحت غائبة عن وعيهم، وغائبة عن عقولهم وضمائرهم، فاحتاج الناس إلى إحياء هذه المعاني التي ماتت والتذكير بهذه المآثر التي نُسيت، صحيح اتُخِذت بعض البدع في هذه الأشياء ولكنني أقول إننا نحتفل بأن نذكر الناس بحقائق السيرة النبوية وحقائق الرسالة المحمدية، فعندما أحتفل بمولد الرسول فأنا أحتفل بمولد الرسالة، فأنا أذكِّر الناس برسالة رسول الله وبسيرة رسول الله


وفي هذه المناسبة أذكِّر الناس بهذا الحدث العظيم وبما يُستفاد به من دروس، لأربط الناس بسيرة النبي صلى الله عليه وسلم (لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا) [الأحزاب لنضحي كما ضحى الصحابة، كما ضحى علِيّ حينما وضع نفسه موضع النبي صلى الله عليه وسلم، كما ضحت أسماء وهي تصعد إلى جبل ثور، هذا الجبل الشاق كل يوم، لنخطط كما خطط النبي للهجرة، لنتوكل على الله كما توكل على الله حينما قال له أبو بكر: والله يا رسول الله لو نظر أحدهم تحت قدميه لرآنا، فقال: "يا أبا بكر ما ظنك في اثنين الله ثالثهما، لا تحزن إن الله معنا".


نحن في حاجة إلى هذه الدروس فهذا النوع من الاحتفال تذكير الناس بهذه المعاني، أعتقد أن وراءه ثمرة إيجابية هي ربط المسلمين بالإسلام وربطهم بسيرة النبي صلى الله عليه وسلم ليأخذوا منه الأسوة والقدوة، أما الأشياء التي تخرج عن هذا فليست من الاحتفال؛ ولا نقر أحدًا عليها.


Artinya: Ada salah satu jenis perayaan/peringatan yang dapat kita anggap bermanfaat bagi umat Islam. Kita tahu bahwa para Sahabat tidak merayakan Maulid Nabi Muhammad, hijrah Nabi dan Perang Badar, kenapa?


Karena kejadian-kejadian di atas mereka lakukan dalam kehiudpan nyata. Mereka hidup bersama Nabi. Dan Nabi hidup dalam hati mereka. Tidak hilang dari kesadaran mereka. Sa'ad bin Abi Waqqas berkata: Kami mengisahkan pada anak-anak kami kisah-kisah peperangan Nabi sebagaimana kami menghafal Surah dari Al-Qur'an dengan bercerita pada anak-anak apa yang terjadi dalam Perang Badar dan Perang Uhud, Perang Khandaq, Perang Khaibar. Mereka bercerita pada anak-anak mereka apa yang terjadi pada masa hidup Nabi sehingga mereka tidak perlu memperingati perayaan-perayaan semacam ini.

Kemudian datanglah masa di mana manusia melupakan berbagai peristiwa di atas dan hilang dari kesadaran, jiwa dan hati mereka. Maka manusia perlu untuk menghidupkan kembali pemahaman yang telah mati dan mengingat peristiwa yang sudah terlupakan. Betul, terdapat hal-hal bid'ah dalam perkara ini tapi saya berpendapat bahwa kita merayakannya untuk mengingatkan manusia atas hakikat perjalanan kenabian dan risalahnya. Saat kita memperingati Maulid Nabi maka saya memperingati kelahiran terutusnya Nabi; maka saya mengingatkan manusia atas diutusnya Rasulullah dan kisah kenabian beliau.

Kita saat ini sangat perlu untuk mempelajari (kisah Nabi) ini. Perayaan semacam ini bertujuan untuk mengingatkan manusia akan makna-makna di atas. Saya yakin bahwa di balik beberapa peringatan ini terdapat hasil yang positif yaitu mengikat umat dengan Islam dan mengikat mereka dengan sejarah Nabi untuk dimabil suri tauladan dan panutan. Adapun hal-hal yang keluar dari ini, maka itu bukanlah perayaan dan kami tidak mengakuinya.

FATWA SAYYID MUHAMMAD ALWI AL-MALIKI TENTANG PERAYAAN MAULID NABI 

Sayyid Muhammad Alwi Al-Maliki, ulama terkenal Mekkah  menulis buku khusus tentang bolehnya merayakanMaulid Nabi Muhammad. Kitabnya berjudul Haulal Ihtifal bi Dzikrol Maulidin Nabawi as-Syarif. Berikut salah satu isinya:أننا نقول بجواز الاحتفال بالمولد النبوي الشريف والاجتماع لسماع سيرته والصلاة والسلام عليه وسماع المدائح التي تُقال في حقه ، وإطعام الطعام وإدخال السرور على قلوب الأمةLebih detail baca: حول الاحتفال بذكرى المولد النبوي للسيد محمد علوي المالكي

Habib Mundzir Al Musawa dalam bukunya Kenalilah Aqidahmu membuat daftar panjang kalangan ulama dulu dan kontemporer (muta'akhirin) dan kitabnya yang menghalalkan perayaan Maulid Nabi Muhammad sebagai berikut:

Imam Al hafidh Abu Syaamah rahimahullah (Guru imam Nawawi)

Assyeikh Syamsuddin Aljazriy dalam kitabnya ‘Urif bitta’rif Maulidissyariif 

Assyeikh Syamsuddin bin Nashiruddin Addimasyqiy dalam kitabnya Mauridusshaadiy fii maulidil Haadiy

Assyeikh Assakhawiy dalam kitab Sirah Al Halabiyah

Assyeikh Ibn Abidin rahimahullah dalam syarahnya maulid ibn hajar 

Assyeikh Ibnul Jauzi dengan karangan maulidnya yg terkenal al aruus

Al Qasthalaniy dalam kitabnya Al Mawahibulladunniyyah

Assyeikh Syamsuddin Muhammad bin Abdullah Aljuzri dg maulidnya Urfu at ta’rif bi maulid assyarif.

Al ’Iraqy dg maulidnya Maurid al hana fi maulid assana

Imam ibn hajar al haitsami dg maulidnya Itmam anni’mah alal alam bi maulid sayidi waladu adam

AssyeikhIbrahim Baajuri mengarang hasiah atas maulid ibn hajar dg nama tuhfa al basyar ala maulid ibn hajar

Assyeikh Yusuf bin ismail An Nabhaniy dg Maulid jawahir an nadmu al badi’ fi maulid as syafi’

Assyeikh Ali Attanthowiy dg maulid nur as shofa’ fi maulid al mustofa

Muhammad Al maghribi dg Maulid at tajaliat al khifiah fi maulid khoir al bariah.

 KESIMPULAN HUKUM MAULID 

Peringatan atau perayaan maulid Nabi adalah bi'dah  karena tidak dilakukan pada zaman Nabi. Akan tetapi termasuk daripada bid'ah hasanah (hal baru yang baik) selagi apa yang dilakukan dalam peringatan maulid itu tidak bertentangan dengan spirit Al Quran, Sunnah, atsar Sahabat dan ijma' ulama.

para Sahabat banyak melakukan bid'ah. Seperti Abu Bakar dengan pengumpulan catatan Al Quran, Umar bin Khattab dengan tarawih dan Utsman bin Affan dengan pembukuan Al Quran yang dikenal dengan mushaf Utsmani dan beliau-beliau juga membaca surat Al-Maidah ayat 3,Dan lebih memahami maksud atau tujuan ayat tersebut daripada kita semua.

Demikian yang dapat kami berikan mudah -mudahan bermanfaat apa bila ada perbedaan dalam pemahaman tentang hukum maulid nabi saw kami kembalikan kepada keyakinan anda masing-masing jangan sampai perbedaan pandangan menjadikan perpecahan diantara kita sesama umat nabi saw dan apa bila ada kesalahan dalam penulisan huruf  arab mohon maaf dan terimakasi atas kunjungannya.
Share:

Thursday, September 24, 2015

Daftar Nama dan Alamat Pondok Pesantren di Semarang Dan Demak

Para pembaca blog Hikmah Kehidupan  yang terhormat pada kesempatan ini kami ingin memberikan info Nama Pondok Pesantren di Semarang Dan Demak,  Alamat ,Telepon ,Kecamat ,nama pengasuh
Pondok Pesantren sebagai berikut :




Berikut ini beberapa nama dan alamat Pondok Pesantren di kota Semarang

Nama Pondok Pesantren Alamat Telepon Kecamatan dan  pengasuh Pondok Pesantren

PP. Al Itqon Gugen Tlogosari Wetan 024 70772910 Pedurungan KH Ahmad Haris Shodaqoh,

PP. Nurul Qomar Sirayu 024 702524771 Gunung Pati Qomariyah MR

PP. Sabilul Huda Kandri RT. 01/01 085865157771 Gunung Pati Ahmad Supriyanto, K

PP. Ta'zhiimus Sunnah Jl. Dongbiru II/36 024 76587142 Genuk Abu Usamah Herwanto

PP. Istighfar Perbalan Purwosari No. 755 024 3584884 Semarang Utara Muh. Kuswanto K

PP. Nurul Iman Kebonharjo RT. 03/02 024 3548034 Semarang Utara Bambang Supriyanto

PP. Nurul Huda Jl. Puspogiwang Raya No. 23 024 70256507 Semarang Barat KH Ali Muhson AH,

PP. Al Fattah Jl. Irigasi Utara 03 024 8660359 Tugu KH  Zamakhsari

PP. Al Hadlir Jl. Kauman No. 31 024-8664982 Tugu Lukman Hakim

PP. Al Mukarror Panggung 08157712135 Tugu KH M. Mu'allim Nur,

PP. Al Muqorrobin Tapak Tugurejo 024-8663804 Tugu KH Abdul Hamid,

PP. An Nur Jl. Tirto III Rt. 05/01 024 866789 Tugu KH  Abd. Karim Assalawy,

PP. As Salamah Jl. Irigasi Utara No.03 024-8660359 Tugu KH M. Hamdani,

PP. Raoudlotul Qur'an Jl. Irigasi Utara Kauman 024 8660470 Tugu KH M. Thohir Abdullah

PP. Ri'ayatul Qur'an Mangkang Wetan RT. 01/05 08157601272 KH Tugu Abdul Hadi

PP. The Holy Al Furqon Putri Jl. Mangunharjo 024 8664313 Tugu KH Afifudin Mustari,

PP. Al Fattah JL. Masjid Terboyo No. 12 0817294410 KH Gayamsari Fakhurrozi,

PP. Al Madina Jl. Medoho Raya Gayamsari KH . Muhaimin Aji,

PP. Al Manshuriyah Jl. Margosari RT 02/ RW 07 024 3573051 Gayamsari KH Muhammad Suud

PP. Az Zumroh Sawah Besar I RT 04/01 081325060444 Gayamsari KH Imam Sholihin

PP. Addainuriyah 2 Putri Jl. Sendang Utara No. 38-A 024 6713076 Tembalang. KH Drs  Dzikron             Abdullah,
PP. Al Ishlah Jl, Kompil Sukamto 024-7467240 Tembalang KH Drs.  Amin Budi Harjono,

PP. Annuriyah Soko Tunggal Sendangguwo Raya No. 36 024-6724461 Tembalang KH  Nuril Arifin,       MBA.,
PP. At Thoriq Jl. Sendangguwo Selatan 024-6718011 Tembalang KH Afif Daenuri,

PP. Attauhid Gayamsari Selatan II RT 03/03 024-6707518 Tembalang K Moh. S. Sugeng Alhadad,           BA
PP. Az Zuhri Jl. Ketileng Raya No. 13 A 024-6703166 Tembalang K Muhamad Saiful Anwar ZR

PP. Darul Istiqomah Jl. Kapri Raya RT. 06/04 Tembalang K Untung Muslimin

PP. Addainuriyah- 2 Jl. Sendang Utara Raya 38 024-6713076 Pedurungan KH Drs Dzikron                       Abdullah,
PP. Darut Taqwa Jl. Ngumpul Sari 12 RT.03/04 024 70796932 Tembalang K M. Mudrik Abdulloh,         S.Ag
PP. Ibnu Salma Plamongansari RT. 03/13 024 70240886 Tembalang K Muhammad Slamet

PP. Khusnul Khotimah JL. Attaqwa RT 02/ RW 04 024 70798158 Tembalang KH Drs. Mustaghfiri         Asror
PP. Manabi'ul Qur'an Jl. Al Iman Rowosari Krasak 081325271940 Tembalang K M. Amir Hanan

PP. Manbaul Qur'an Saiful Hasa Rowosari Krasak 081325629011 Tembalang K Mukhlis Ruba'i,

PP. Nurul Huda Az Zuhdi Jl. KH. Zuhdi Meteseh 024 70799919 Tembalang Ali Musyafa' Zuhdi

PP. Nurul Qur'an Muntuk Sari RT 02 Rowosari 024-70701289 Tembalang K Ahmad Suhadi SA

PP. Sarochaniyyah Tunggu Meteseh RT 02/RW 09 024-70776310 Tembalang KH  Sarochan

PP. Taqwalilah Jl. Tunggu No. 14 024-6749777 Tembalang KH  Syaichun,

PP. Uswatun Hasanah Mangunharjo RT. 05/02 024 70241072 Tembalang K Ismail, S.Ag.

PP. Luhur Wahid Hasyim Jl. Menoreh Tengah II/14 024 70137586 Gajah Mungkur  KH, Drs Amdjad       Al Hafidz

PP. Al Bisri Jl. Sendang Pentul RT 06/RW  0 024-8504542 Banyumanik HM Shokis

PP. Al Burhan Hidayatullah Gedawang RT 02/02 024 70221580 Banyumanik K Drs Hasan Rofidi,

PP. Subullassalam Jl. Setiabudi No. 205 024 7470584 Banyumanik KHMauzun Damuri,

PP. Al Hikmah JL. Pesantren 03 RT.01/05 024-6716657 Pedurungan KH, Drs M. Qodirun Nur,

PP. Al Ibriz Jl. Majapahit 248-Semarang 024-6718233 Pedurungan  K Abdullah Rizka

PP. Al Ikhlas Pedurungan Lor 01/01 024 6716348 Pedurungan K Ulil Albab, S.Ag.

PP. Al Ittihad Jl. KH. Abdurrahman Bugen 024 70187133 Pedurungan K Abdul Ghoni

PP. Al Muttaqin Plamongan Sari RT 3/2 024 6706545 Pedurungan K Muhsin,

PP. At Taqwa Jl. Sunan Kalijaga 024-6713860 Pedurungan  K Ahmad Hanif

PP. At Thohiriyyah Jl. KH. Thohir No.36 024-6715642 Pedurungan KHM. Yusuf Masykuri, Lc

PP. Azzahro' Jl. KH. Thohir 76 A- Penggaron 024-6701180 Pedurungan KH Abd. Rahman,

PP. Darul Hasanah Plamongansari RT. 01/03 024 6715316 Pedurungan KH Suparwito,

PP. Infarul Ghoy Plamongansari 024 6716917 Pedurungan  K Asfaroni Asror, M.Ag.

PP. Mambaul Hidayah Gugen Muktiharjo Kidul Pedurungan KH Mahmud,

PP. Manba'ul Hikmah Penggaron Kidul RT 1/4 024-6709251 Pedurungan K Abdul Manan

PP. Nurul Falah Putra JL. KH. Thohir Gang 5 RT 02/ R 024-6706840 Pedurungan K Nur Chamim           Aminudin Zainal
PP. Nurul Hidayah Pedurungan Lor RT. 01/05 024-6731815 Pedurungan KH Masyhudi Asy'ari,

PP. Roudlotul Ni'mah Jl. Supriyadi Kalicari IV 024-6715583 Pedurungan   Drs, KHM. Ali Shodiqin,

PP. Salafiyyah Al Munawir JL. KH. Munawir No. 13 024-6714638 Pedurungan Drs., KH Ahmad             Baidlowi,
PP. Syaroful Millah Jl. KH. Thohir No. 35 024-6713691 Pedurungan KH A. Tahsinul Faiz

PP. Al Iman Jl. Pelem Kuweni No. 1 Tambak 081327520662 Ngalian  HJ Nur Aini Hermani,

PP. Al Ma'rufiyyah Bringin Tambakaji RT 02/08 024-7605011 Ngalian KH  Abbas Masruchin,

PP. Luhur Dondong Dondong Wonosari 024 8662615 Ngalian KH  Dihyatun Masqon, Ma,

PP. Luhur Salafi Dondong Wonosari 024-8663212 Ngalian  KThubagus Mansyur

PP. Mambaul Qur'an Jurang RT. 01/06  Ngalian  K Gus Muntaha .
 
PP. Manba'ul Huda Jl. Kauman I Pondok Ngalian KH Shodiq Sumardi

PP. Qur'anil Aziziyah Bringin RT. 01/01 024 7621004 Ngalian KH Sholeh Mahalli

PP. Roudlotul Mutaallimin Wates Ngaliyan 024 7628272 Ngalian KH Abrori

PP. Sultan Fatah Jl. Wonosari Km. 13 024 70180444 Ngalian KH Juned Amin

PP. Tahafudhul Qur'an Segaran Baru Rt 03/XI 024-7603788 Ngalian  KH Anna Umar AH,


Berikut ini beberapa nama dan alamat Pondok Pesantren di Kab. Semarang

Nama Pondok Pesantren Alamat Telepon Kecamatan dan  pengasuh Pondok Pesantren

PP. Darul Quddusis Salam KH. Jalal Suyuthi 0298-313314 Tengasan KH Nur Cholis,

PP. Darul Robbani Galangan Rt. 01/05 0298 615269 Susukan K Al Hafidz  Sholin

PP. Nurul Furqon Talok Rt. 20/05 08179556479 Susukan K Asyuri Muntaha,

PP. Al - Munawar Paseran 081575639150 Suruh  K Asrori Abdurrahman

PP. Al Mahmudiyah Noloprayan  Suruh K M. Hafik Amin

PP. An Nibros Al - Hasyim Assa Rekrosari  Suruh K Nur Salim Mawardi

PP. Himalatil Qur'an Al Manshu Ploso Suruh  Suruh KH Wafir Rahman,

PP. Tarbiyatul Muballighin Jl. Raya Suruh Karanggede Reks 0298 317077 Suruh K Drs Bahrurozi,

PP. Al - Ihsan Sraten Rt. 01  Rw. 03  Tuntang K Tadzkir Mansur,

PP. Al - Maskur Kalisari Jombor Rt. 01 Rw. 04 081575538366 Tuntang K Ahmad Afif

PP. Al Asyhar Ngentaksari 08156514366 Tuntang KH Baedhawi,

PP. Al Fadlil Gudang  Tuntang K Imam Hafidz

PP. Al Falah Kauman Santren Rt. 01 Rw. 05  Tuntang KH Muhammad Khoiri,

PP. Al Istianah Ngelosari 08882528068 Tuntang K Diaudin

PP. Al Khoiriyah Banjaran  Tuntang K Ahmad Mansuri

PP. Al Riyadloh Kesongo  Tuntang K Syamsurro'yi

PP. An - Nur Jl. H. Nur Klego  Tuntang  KH Madhalib Makmun,

PP. Assalafiyah Gading  Tuntang Ali Ridlo KH.

PP. Edi Mancoro Bandungan Rt. 02 Rw. 01 0298-313329 Tuntang KH Mahfudz Ridwan, Lc

PP. Kramat Sejambu  Tuntang K Ahmad Suaidi

PP. Miftakhul Ulum Susukan  Tuntang K Ahmad Multazam

PP. Nurul Huda Colombo Lopait  Tuntang KH Tolhah

PP. Roudlatul Usyaagil Qur'an Rowopolo 0298-312765 Tuntang K Masduq Hariri

PP. Roudlotul Huffadz Lopait  Tuntang K Ahmad Rifa'i

PP. Bustanu Usysyaqil Qur'an Kepil Rt. 02/04 085640070992 Banyubiru  K M. Syahadi Noor

PP. Bustanut Tholibin Krajan Rt 03/02 Tegaron 0817450521 Banyubiru K Bahruddin Latief

PP. Roudatul Furqan Jl. Mahakam  RT. 02/07 0298 7100544 Banyubiru KH Aly Imron Al Hafidh,

PP. Sabihul Huda Krajan Tegaron 0298-592713 Banyubiru K Achmad Mundakir,

PP. Al Iman Bantunganti Kebon Dalem  Jambu K Muhyidin Asy'ari,

PP. Mambaussa'diyah Kaliwinong  Jambu  K Ridlo Wahyudi

PP. Al Iman Jl. Bantir No. 40 0298 713118 Sumawono  KH Bachrodin

PP. An Najiyah Kemuning Pledokan 024 70306560 Sumowono  KH Ahmad Rofi'i

PP. Nurul Amin Jl. Kychotibanom 86 0298 713531 Sumowono  KH Nurchamim

PP. Kiai Putih Ngonto Candi 0298 712031 Ambarawa  K Hasan Murtaji

PP. LPP. Hidayatussibyan Jetak  Ambarawa K Faizin

PP. Ummul Quro' Gedangan RT. 04/06 081325424079 Ambarawa K M. Dahlan

PP. Almas'udiyah Blater Jimbaran 0298-52179 Bawen   KH Ali Mas'ud,

PP. Nurul Hikmah Harjosari  Bawen  K Moh. Imam Sonhaji

PP. Al Hamidiyah Dukun Rt. 03/01  Bringin KH Mabruri

PP. Al Ittihad Poncol, Popongan 0298 710110 Bringin KH Fadli Asy'ari,

PP. Bustanul Muta'allimin Brojodito Rt. 08/ Rw. 04 Pakis 081325695189 Bringin KH Marsudi                 Syaifuddin,
PP. Miftahul Ulum Rembes 024 70192184 Bringin KHM. Hasyim Asyari,

PP. Al Hikmah Jl. Bangka No. 18 024 76912498 Ungaran K M. Syaifudin

PP. Al Ikhlas Jl. Cempaka I RT 01 RW 05 0246927532 Ungaran K M Fadhan Al Hamdani

PP. Al KAromah Jl. Ngori Gunung  Tugel  Ungaran K Supriyono, S,Ag.

PP. Al Muhlisin Gundang Nyatnyono 024 70790140 Ungaran KH M. Wahib .

PP. Al Uqola Jl. Curug Lawe Kalisidi  Ungaran KH Khumaidi

PP. At Thohiriyah Cemanggah Kidul Branjang 081325373180 Ungaran KH Muhammad Thohari,

PP. Mamba'ul Hisan Gogik RT. 04/01 085640898228 Ungaran KH Aguus Salim

PP. Roudlotul Hikmah Branjang 081325611326 Ungaran K Imam Masyhuri

PP. Al Falah Kauman Lor RT 03 RW I 085226018478 Pabelan K Ghozi Harun,

PP. Al Ittihad Semowo 082-27872371 Pabelan  KH Masykuri,

PP. Haji Abdurrohim Jl. K. Ibrahim 081575019568 Pabelan K Habib Ansori

PP. Roudlotut Tholibin Karangguli RT. 01 / 02 081325162380 Pabelan Drs. KH  M. Hamdan                   Asnawi

PP. Al Hidayat Dusun Duwet RT 01 RW 04 Klepu 024.6930574 Pringapus K Muh. Ulin Nuha, Lc

PP. Manba'ul Qur'an Lakangan Wonoyoso 082.2726857 / 0 Pringapus KH Imam Muhadi,

PP. Al Falah Srumbung Jurang  Bergas KH Yasin Fathoni,

PP. Al Musthofa Jl. Lemahabang Bandungan  Bergas K M. Aminuddin

PP. Darus Salam Jl. Syeh Penanggalan No. 5 024 6926693 Bergas KH M. Murodi

PP. LPP Hidayatussibyan Bergas Lor RT. 02/11  Bergas K Supardi

PP. Nurul Musthofa Krajan 0298 523308 Bergas KH Ma'ilan Arif Musthofa .

PP. Bustanul Usyaqil Quran Wonokerto  Bancak K M Fauzi

PP. Sirojul Anwar Boto  Bancak  K Zamroni

PP. Al Islah Pager 085229496724 Kaliwungu  KH Musthofa Dimyati

PP. Darul Falah Kiringan Selatan  Kaliwungu  KH Joko Suwarno

Berikut ini beberapa nama dan alamat Pondok Pesantren di Kab. Demak

Nama Pondok Pesantren Alamat Telepon Kecamatan dan  pengasuh Pondok Pesantren

PP. Giri Kesumo Banyumeneng 024 6773038 Mranggen KH  Munif M Zuhri,

PP. Al Amien Jl. Subciran Timur Mragen Subu 024- 6710092 Mranggen KH M. Ali Mahsun, S.Ag

PP. Al Amin Suburan  Mranggen KH Syamsun,

PP. Al Anhar Batursari  Mranggen K Anhar Mustain,

PP. Al Anwar Futuhiyah Suburan  Mranggen K Abd. Karim,

PP. Al Badriyyah Jl. Suburan Mraggen Demak 024- 6722176 Mranggen KH Muhibbin Ms, AH,

PP. Al Bahroniyyah Ngemplak Mranggen Demak  Mranggen KH Ma'sum,

PP. Al Ghozali Kebon Batur  Mranggen KH Zaeni Mawardi,

PP. Al Hadi Giri Kusuma Rt. 07 Rw. 03  Mranggen K Munhamir Malik

PP. Al Islah Batursari  Mranggen  K Abdul Rosid

PP. Al Ma'ruf Candisari RT. 06/02 024-6511820 Mranggen K Masrum Kholil,

PP. Al Maghfur Jl. Raya Mranggen No. 197  Mranggen KH Sholeh,

PP. Al Mubarok Mraggen Demak 024- 6772035 Mranggen KH Machdum Zen,

PP. Al Murodi Surukan  Mranggen KH Maqtun,

PP. Al Murodi Suburan  Mranggen  KH Choliq, Lc

PP. Al Murtadlo Jl. Kauman Rt. 04 Rw. 3 082- 24419708 Mranggen KH A Latif,

PP. Al-Ihsan Kebon Batur Rt. 02 Rw. 05  Mranggen K Hilmi Ihsan,

PP. Anwarul Qur'an Waru  Mranggen K Hasan Anwar,

PP. Asysyarifah Brumbung 024- 6772223 / Mranggen KH Mahfudi,

PP. Bahrul Ulum Jleper 0291 3307364 Mranggen KM. Sholikin

PP. Baitut Taqwa Sendang Delik Sumberejo  Mranggen  K Musyara',

PP. Darus Sa'adah Jl. Tegalmas Rt. 09 Rw. 02 024- 6772035 Mranggen  KH Abdullah Asif, , Lc

PP. Futuhiyyah Jl. Suburan 024- 6711843 Mranggen KH Lutfi HAkim Muslih,

PP. Hidayatus Sholihin Dukuh Teguhan 024 70775785 Mranggen K Kusdi,

PP. Ibrohimiyah Brumbung  Mranggen KH Romadhon Ichsan,

PP. Mahadus Shighor Al Mustaqi Jl. Rayung Kusuman  Mranggen KH Maksum,

PP. Modern La Tansa Cangkringan B 0813 25466714 Mranggen  K Ulin Nuha

PP. Nurul Ulum Batusari 024- 3562280 Mranggen KH Abdurahman Sholeh,

PP. Raudlotul Muttaqin Jl. Jagalan No. 47 0346-772058 / 0 Mranggen KH Ishaq,

PP. Rohmaniyah Menur  Mranggen KH Nurhadi Abdurrohman,

PP. Roudlotul Qur'an Kangkung  Mranggen K M. Abd. Karim, BA

PP. Solohiyyah Kali Tengah 024 70704451 Mranggen K Muhibin,

PP. Yanbaul Qur'an Kramat  Mranggen KH  Hasan Muhadi AH,

PP. Al Furqon Sidorejo 081 576654791 Karangawen KH Drs Halimi Nusain,

PP. Al Mubassyir Karangawen 081-325603, 516 Karangawen K Muktiy Mustajab,

PP. Ataufiq Brambang 3/1 0813 26077566 Karangawen K Ali Mudlofar, S.Pd.I

PP. Mansyaul Huda Tlogo Gedong Rt. 1 Rw. 4 0292-536716 Karangawen KH Ahmad Khotibul               Umam,
PP. Roudlotul Mubarokah Rejosari  Karangawen Nyai Mashlichah Ach,

PP. Roudlotuth Tholibin Jrabung 0292-533660 Karangawen KH Muhamad Marwan ,

PP. Al 'Arifiyyah Wonorejo  Guntur KH M. Khomsun

PP. Al Karimah Desa Temuroso 08170583849 Guntur K Drs Munasir

PP. Assa'adah Jl. Embah Sandoko Genteng  Guntur  K Syaikul Habib,

PP. Baitut Tholibin Puritan 085225970713 Guntur KHM. Taufiqul Kamal, SH

PP. Bustanut Tholibin Bogorejo 085267967886 Guntur K M  Fadlil,

PP. Darun Naja Guntur  Guntur  KH Umar Makun,

PP. Sabilul Muttaqin Trimulyo 081-325602481 Guntur KH Hambali Karim,

PP. Tanwirul Wafa Gaji 02470786686 Guntur K Ahmad Jajuli,

PP. Zahrotul Qur'an Karangturi Desa Bogosari  Guntur KHM. Zuhri, , S.Pd

PP. Al Hikmah Jl. Raya Genuk Pamongan 024 70776240 Sayung KH Thohir

PP. Al Inhadl Purwosari Rt.01 Rw.03 024 6514136 Sayung KH Muhammad Ma'shum,

PP. At Tamri'iyyah Pangkalan Tugu 024 70791481 Sayung KH. Khasan Bisri

PP. Bustanu Ussyaqil Qur'an Karang Asam 024- 6522370 Sayung KH Zainal Arifin,

PP. Darul Ulum Bulusari  Sayung KH Ali Imron

PP. Fathul Huda Sidorejo 024- 6511556 Sayung KH. Zaenal Arifin

PP. Hidayatul Muttaqin Tugu  Sayung  K Abdul Mujib

PP. Hidayatul Qur'an Ngepreh 024 70781375 Sayung  K Nurfatoni Zein

PP. Nahdlatusy Syubban Kp. Karangayu Rt. 02 Rw. 01 024-6583850 Sayung K Ahmad Djumani,

PP. Nurul Qur'an Purwosari Timur 024 6584988 Sayung  KH Umar Sadeli S,

PP. Nurul Yaqin Karang Asam Sayung Demak 024 70791342 Sayung KH Totok Toha,

PP. Al Hidayah Wonosobo  Krg. Tengah KH Mathori, S.Ag

PP. Al Mubarokah Klitih  Krg. Tengah KH Masrurun,

PP. Asysyafa'ah Pidodo  Krg. Tengah K Abdul Ghoni,

PP. Bustanu Adail Qur'an Desa Klitih  Krg. Tengah KH Sholeh,

PP. Nurul Falah Ds Batu 024 6511500 Krg. Tengah KH M. Nastain Arifin

PP. Sabilun Qur'an Ploso  Krg. Tengah K Zaenal Arifin,

PP. Sabilunnajah Ploso 0291 688637 Krg. Tengah K Masruri Luqman,

PP. Tahifidul Qur'an Al Hikmah Donorejo  Krg. Tengah  K Masruchan,

PP. Al Ghurriyyah Bener-Weding 0291 3335282 Bonang K, Drs Mas'udi Madchan,

PP. Al Ibriez Serangan 0291-687266 Bonang KH Maftuhin Manshur,

PP. Al Ma'ruf Surungan 0291- 688029 Bonang K M. Thobib,

PP. Al Muhsin  085225874193 Bonang K M. Kikhu

PP. Annur Konsi 0291-688064 Bonang K Moh. Afif Zuhri,

PP. Assalafiyah Asyafiiyah Jatirogo 0291 688062 Bonang KH Amin Kudlori,

PP. Darul Ulum Tridonorejo 1/1 081325111380 Bonang KH M Chuzaeni,

PP. Darus Salam Pongangan  Bonang K Abdul Latif

PP. Hidayatul Rohman Gebang 0291-688057 Bonang K Moh. Asnawi Ali,

PP. Nurul Islam Betah Walang 081-22872158 Bonang  KH Ahmad Ridwan,

PP. Roudhotut Tholibin Malianan Weding 0291-687106 Bonang  KH Nurul Huda MS,

PP. Roudlatul Muta'alimin Serangan Krajan 0291 687265 Bonang K Musyaffa,

PP. Tabligur Risalah Morodemak 081 32621314 Bonang K M Taslim,

PP. Yambuut Tahfidhil Qur'an Pongangan Purworejo 0291-687978 Bonang  K M. Sholeh Ilyas,

PP. Al Islah Jl. K Turmudi, Sempalwadak 10  Demak KH Fadlol Aly Chd,

PP. Al Istiqomah Jl. K Turmudzi 34 0291-685642 Demak KH ALM Nur Hamid Badawi,

PP. Assujudiyyah Jl. Glagah Wangi, Tembirine  Demak  K Munawar Sujud,

PP. Attaslim Jl. Kalijajr No. 9 0291 681382 Demak KH Muh. Nurul Husa, MA

PP. Badruz Zaman Bango 082-2917782 / 0 Demak K M. Masykur

PP. Bustanul Usyaqil Qur'an Jl. Sunan Kalijaga 35 0291-685802 Demak KH  Harir Muhamad,

PP. Bustanuth Tholabah Turirejo  Demak K Abdul Rosyid,

PP. Darussalam Jl. K. Jebat 7 Bintoro Demak 0291- 685825 Demak  K Maftuchin Sulaiman

PP. Miftahul Falah Kalisusukan 0291- 686264 Demak KH Rohmat Suyuti,

PP. Nahdlotul Fata Asyababain Kadilanggu Demak 0291-681238 Demak KH Muhsin Saerozi,

PP. Nurul Hikmah Jl. Kyai Singkil No. 16 Bintar 0291-85860 Demak KH Musyafa Achmad,

PP. Nurul Qur'an Raji 082-2417206 Demak  KH Mahfudhon, S.Ag

PP. Subulussalam Jl. Yudha Menggala 0291-686197 Demak KH Drs M Khafid Khasri,

PP. Al Falah Jogoloyo  Wonosalam K Shofiyulloh Ar,

PP. Al Hidayah Jl. P. Diponegoro 64 0291-688620 / 0 Wonosalam K Masruri,

PP. Al Jalil Jl. Diponegoro RT. 02/03  Wonosalam K Sufyan,

PP. As Shidiqiyyah Wonosalam  Wonosalam  K Ali Shodiqin,

PP. Darul Anwar Kendal Doyong  Wonosalam K M Sholeh

PP. Darussalam Demung Kerangkulon  Wonosalam  K Daman Huri,

PP. Miftahul Ulum Jogoloyo 0291- 686312 Wonosalam KH Khumaidi Tamyiz,

PP. Nujulur Rahmah Klawean Desa Botorejo  WonosalamKH M. Marosun Miftahudin,

PP. Nurul Furqon Wonosalam 0291-688759 Wonosalam KH Syarifuddin,

PP. Raudlotus Sholikhati Karangrowo  Wonosalam KH A. Rusydi,

PP. Sabilul Huda Pilangrejo 0822-427578 Wonosalam KH Muh. Adlan Nur

PP. Sirojul Ulum Temuireng Trengguli  Wonosalam K Muklas Siroj,

PP. Sunan Kalijaga Jogoloyo  Wonosalam K Masrokhan Dahlan

PP. Tasyri'iyah Alawiyyah Jogoloyo  Wonosalam  KH Ma'shum Dahlan,

PP. Yanabi'ul Ulum Wal Hikam Karangrowo  Wonosalam, KHM, Drs Fadlol Basori,

PP. Barokatul Qur'an Serkan Megoten 081325734285 Dempet  KH Ali Subchan Ahmad

PP. Bustanul Usysyaqil Qur'an Harjowinangun Rt. 02 Rw. 03 0818-246652 Dempet KH Abdul                 Choliq,
PP. Mambaul Qur'an Harjowinangun 0291 3304720 Dempet KHM. Hilmi Musta'in, , Lc

PP. Muhsin Al Asyrof Desa Kramat  Dempet K  Baedhowi  

PP. Roudhotul Ulya Brakas Rt. 03 Rw. 02  Dempet K Nur Halim Al Hafidh

PP. Roudlotul Qur'an Dempet 0291-86136 Dempet  KH Abd. Ghofur 

PP. Al Hasyimy Wilalung  Gajah  Nyai Hj Badriatul Hasanah, .

PP. Al Irsyad Al Mubarok Jl. Raya Gajah Dempet 0291-4284022 Gajah  K Nur Fauzi, S.Ag

PP. Nurul Istiqomah Gajah 0291 689722 Gajah KH Ahmad Daedloei Safi 

PP. Nurul Qur'an Desa Gedang Alas  Gajah K Mustofa, 

PP. Babul Ulum Ngaluran RT. 04/VI 0291 689546 Karanganyar K, Drs  Abdul Wahab, 

PP. La Tansa Cangkring B 0813 25466714 Karanganyar  K Ulinuha

PP. Manbaul Qur'an Tugu Lor Rt. 05/01 0291 3305462 Karanganyar K Muhammad Wahib,

PP. Bahrul Ulum Jl. Eper  Mijen  K M. Sholichin, 

PP. Darun Nuroin Jl. K Romli No. 35 Rt. 04/02 0291- 688193 / Mijen  KH Luthfi Hakim, 

PP. Darussalam Ngemplak Jl. Pondok Pesantren 0291- 688273/68 Mijen KH M. Said Ahyadi, 

PP. Darussalam Bermi Rt. 01/ Rw. 01 0291- 688364 Mijen  K Barokah Syarqowi

PP. Manzilul Qur'an Jl. Mijen-Wedung No. 180 0291-688367 Mijen  K Masrudi Mahfudh

PP. Miftahul Janah Mlaten 081 575169393 Mijen  K Asyhadi Abdulloh, 

PP. Al Amin Babalan 081-22510132 Wedung KH M. Amin Dahlan, 

PP. Al Hikmah Bungo 0291 687245 Wedung  KH Masrohan Effendy, 

PP. Al Ijttihad Jl. Raya Jungpasir 082-2400885 Wedung  KH, Ir. Agus Mansyur,

PP. Al Manar Kenduren 0291 687066 Wedung  K Tafrihan

PP. Al Maron Madung 0291-687235 Wedung K Ahmad Haris Al Hafidz

PP. Annuriyah Gg. Wijatmoko Mutih Lulon 8122-905269 Wedung Nyai Zahiroh, 

PP. At Tanwir Ngawen Wedung 0291-687008 Wedung  KH Ahmad Rodli, 

PP. Futuhul Ulum Buko Rt. 01 Rw. 05 Wedung 0291 687048 Wedung KH  Arifin Latif, 

PP. Mansya'ul Huda Jetak 081-22852201 Wedung KH  Abdul Malik, 

PP. Nurul Furqon Kedung Mutih 082-2910821 Wedung K Ulil Abshor Al Hafidz

PP. Raudlatul Jannah Sabetan Barat Wedung 0291-687015 Wedung KH Masykuri Abdullah, S.Ag

PP. Raudlotussalikin Buko Rt. 03 Rw. 05 0291- 687205 Wedung  KH Ali Mukarrom, 

PP. Roudlotut Tholibin Kenduren 0291-687064 Wedung  K Zaini Abdillah,

PP. Thoriqul Huda Kedung Karang 0291 3318873 Wedung  K A Hadi Thosin, 

PP. Al-Ma'arif Pilangwetan Rt. 03 Rw. 02 0294- 533372 Kebon Agung KH, Drs  Masruchin Ahmad,

PP. Asnawiyyah Jl. Kauman 23 Pilangwetan 0292-536226 Kebon Agung KH M. Muchozin, 

PP. Bustanul Qur'an Pilang Wetan 081325865287 Kebon Agung Munawir, K

PP. Hidayatul Mubtadiin Jl. Buntu Pilang Wetan 0292-533445 Kebon Agung K Masykuri, BA

PP. Sirojuth Tholibin Dukuh Tirip 0292 7703311 Kebon Agung K Ulil Albab, 

PP. Barokatul Qur'an Meganten 085225180160 Kebon Agung  KH Ali Subchan Ahmad 

PP. Al Asnawiyyah Alamat Trimulyo Telp 02915710317/ 08156636622 Pengasuh KHM Gus Ulin           Nuha Azka

Demikian  info Daftar Nama dan Alamat Pondok Pesantren di Semarang Dan Demak yang dapat kami berikan apabila ada kesalahan nama dan gelar kami mohon maaf sebesar-besarnya, mudah -mudahan bermanfaat dan terimakasi atas kunjungannya.
Share: