Sunday, January 24, 2016

Iblis dan Setan Tak Mau Disalahkan

Iblis pada hari penghitungan amal nanti, akan banyak memiliki pengikut. Merekalah para manusia yang terpedaya oleh bujuk rayu iblis yang harus masuk neraka.

Para pengikutnya begitu panik serta kecewa, ternyata mereka hanya ditipu saja oleh iblis. Para pengikutnya mencoba untuk mendatangi iblis, tapi malah iblis berkelit.

Di dalam suatu riwayat, kelak pada hari penghitungan amal, para malaikat mengumpulkan semua makhluk Allah SWT, tak terkecuali si Iblis terlaknat.
Setelah itu, terdengarlah suara yang menyeru,
"Mana Iblis terkutuk? "kata suara itu.




Tak berapa lama pun iblis sudah ada di depan. Iblis seakan sudah mengerti maksud pemanggilannya, dan ia pun berkata,
"Wahai Hakim Yang Maha Adil, datangkanlah para pengikut-pengikutku, "kata iblis.

Pada waktu para pengikut iblis terjepit, kemudian keluarlah seekor ular yang panjang. Ular tersebut mengumpulkan mereka semuanya, lalu menggiringnya ke neraka.

Semua orang panik memikirkan nasibnya sendiri-sendiri. Semuanya ingin membebaskan dirinya dari nasib buruk yang menimpanya.

Dan karenanya, mereka mencari iblis yang mengajak mereka ke jalan yang salah. Mereka menghujat iblis dan menuntut agar mau bertanggung jawab atas nasib mereka.




Tak Mau Disalhakan


Namun iblis dan setan tak mau disalahkan. Seperti sudah kita ketahui bersama, tugas iblis adalah untuk mempengaruhi dan mengajak manusia ke jalan yang sesat.

Bagi mereka yang mau mengikutinya, maka iblis tak mau bertanggungjawab sama sekali.




Bagi iblis dan setan, mempengaruhi manusia merupakan perwujudan atas janjinya ketika ia tak mau tunduk kepada Allah SWT saat diperintah bersujud kepada Nabi Adam as.

Pada zaman sebelum manusia menghuni dunia, ia telah bersumpah untuk mempengaruhi dan menggoda manusia agar mereka tersesat dari segala arah.
Share:

Friday, January 22, 2016

Wanita Berjilbab Lebar ini Bukan Muslim



Info Mekkah News - Jika melihat sekilas, mungkin Anda berpikir mereka adalah muslim. Kalau iya, dugaan Anda salah. Memang ada beberapa muslim luar negeri yang memakai burqa.

Tapi untuk yang satu ini mereka buka muslim. Mereka adalah Yahudi. Yahudi sekte Haredi. Yahudi yang memakai kerudung yang mirip Muslim.
Wanita Yahudi Ultra-Ortodoks selalu merasa bangga mengenakan gaun sederhana. Wanita Yahudi Ultra-Ortodoks bangga berpakaian sopan agar tidak menarik perhatian orang-orang yang bukan suaminya.
Saat ini, beberapa sekte Yahudi ultra-Ortodoks, perempuan telah pergi ke tingkat yang baru kesopanan dengan menutup seluruh tubuh dan wajah mereka.
Menurut Wikipedia, sekte ini disebut “Haredi burka sekte” atau “ibu Taliban”. Banyak para gadis muda dari keluarga-keluarga ini berpakaian sama, kecuali untuk penutup wajah.
Sejak kecil mereka sudah diajarkan memakai frumka. Sekitar 200 anggota dari sekte Yahudi – Kelompok Lev Tahor – telah pindah dari Kota Quebec ke Chatham, Ontario. Kelompok ini bekerja mendirikan rumah baru mereka.
 Sekte Yahudi ultra-Ortodoks ini sederhana, berpusat di Israel, di mana perempuan ultra-Ortodoks Yahudi merasa membutuhkan kain untuk menutupi seluruh tubuh burqa, termasuk cadar yang menutupi wajah. Anak-anak Yahudi ortodoks bersama orang tua di Chalham.
Menurut Muslim Mirror, niqab burqa mereka disebut frumka, plesetan dari kata frum (fakir) dan burka. Sekte Yahudi ultra-Ortodoks ini, diperkirakan telah dimulai dengan sekitar 100 wanita pada tahun 2008, dan tumbuh tahun 2011
Share:

Thursday, January 21, 2016

Kisah Suami Selama 20 Tahun Tak Pernah Memarahi Istri

Subahanallah...
Kisah ini bisa dijadikan teladan oleh semuanya bagaimana mungkin ada seorang suami yang tak pernah memarahi istrinya selama 20 tahun bersama.

Apa sebenarnya yang terjadi?
Bahkan sang suami tek perlu lagi memegang rotan untuk memukul istrinya ssebagai hukuman karena ketidaktaatannya, atau mungkin sedang melakukan kesalahan.

Bagaiman kisahnya?

Berikut Kisahnya


Telah diriwayatkan bahwa pada waktu itu, Syuriah Al Qadhi bertemu dengan Asy-Syu'bi. Mereka tampah begitu gembira dan ceria, tak nampak guratan kekesalan.

"Wahai saudaraku, apa rahasianya sehingga membuah wajahmu selalu tampak ceria, "tanya Syuriah.
"Selama 20 tahun ini aku tidak melihat sesuatu yang membuatmu marah terhadap istriku, "jawab Asy-Syu'bi.

"Bagaimana itu bisa terjadi?" kata Syuriah setengan tak percaya.
"Sejak malam pertama aku bertemu dengan istriku. Aku melihat padanya kecantikan yang menggoda dan kecantikan yang sangat luar biasa. Kemudian aku berkata kepada diriku sendiri : Aku akan bersuci dan salat dua rakaat sebagai tanda syukur kepada Allah SWT. Ketika aku salam, aku mendapati istriku ada di belakangku ikut menunaikan salat dengan shalatku dan salam dengan salamku, "jelas Syu'bi.




Istri Salehah


Syu'bi melanjutkan ceritanya bahwa pada suatu hari istrinya menanyakan sesuatu kepadanya.

"Bagaimana pandanganmu bila orangtuaku mengunjungiku?" tanya istriku.
"Aku tidak ingin membuat bosan mertuaku, "jawab Syu'bi.

Sang istri lalu tersenyum dan mengeluarkan pertanyaan lagi.

"Lantas siapa yang engkau sukai dari para tetangga kita untuk masuk ke rumahmu sehingga aku akan mengizinkannya, "tanya istri.
"Bani fulan adalah kaum yang salih dan Bani fulan adalah kaum yang buru, "jawab Syu'bi lagi.

Hingga di penghujung tahun ketika Syu'bi pulang dari majelis Qadha (peradilan), tiba-tiba ada seorang wanita tua di dalam rumahnya.

"Siapa dia? "tanya Syu'bi.
"Dia adalah ipar perempuanku, "jawab istrinya.
"Aku senang bertemu dengannya, "jawab Syu'bi.





Kemudian, Syu'bi duduk berhadapan dengan tamu tersebut. Tak berapa lama kemudian, tamu itu mengucap salam dan dibalas salam pula oleh Syu'bi.

"Bagaimanaendapatmu tentang istrimu, "tanya tamu tersebut.
"Dia adalah sebaik-baik istri, "ujar Syu'bi.

Mendidik Istri


"Ketahuilah, bila kamu meragukan istrimu, maka hendaklah kamu ambil cambuk, "kata tamu itu.
"Tenang wahai ibu, sungguh aku telah mendidik dan mengajari beberapa adab dengan baik dan aku melatihnya untuk hidup secara baik sehingga tidak perlu mencambuknya, "jelas Syu'bi.

Demikianlah cerita yang terdapat dalam Ahkaamun Nisaa' , buah karya Ibnul Jauzi dan Ahkaamul Qura, karangan Ibnul Arabi.

Wallahu A'lam...
Share:

Inilah Hal Yang Paling di Khawatirkan Rasulullah Kepada Umatnya

Info Mekkah News - Mengupayakan harta untuk kehidupan dunia tidaklah salah. Bahkan, Allah Ta’ala secara secara jelas memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk bertebaran di muka bumi guna menjemput karunia-Nya. Perintah ini semakin nyata ketika di banyak ayat-Nya, Allah Ta’ala menyatakan bahwa siang dijadikan sebagai sarana untuk mencari penghidupan dan malam sebagai waktu untuk merebahkan badan dalam istirahat.

Inilah Hal Yang Paling di Khawatirkan Rasulullah Kepada Umatnya
Sumber: Kisahikmah.com
Sebagai tafsirannya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga menjanjikan banyak karunia bagi umat-umatnya yang bersungguh-sungguh dalam mencari harta untuk kehidupan diri, keluarga, dan membiayai dakwah di jalan-Nya. Bahkan disebutkan, ada dosa yang tidak terampuni kecuali karena lelah yang dirasakan oleh seseorang setelah seharian bekerja mencari nafkah.


Betapa mulianya. Bahkan manfaat atas harta yang diupayakan itu kembali kepada pencarinya. Allah Ta’ala sama sekali tak membutuhkan itu.

Akan tetapi, soal mengupayakan harta ini, ada beberapa wasiat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang harus kita perhatikan dan jangan sampai dilanggar. Di dalam banyak riwayat itu, Rasulullah pernah menyebutkan satu kekhawatiran beliau kepada umatnya terkait harta dan cara menjemputnya.


Kekhawatiran ini direkam secara shahih oleh Imam al-Bukhari dan Muslim dalam kitab Shahih-nya.



“Bukan kekhawatiran yang aku khawatirkan pada kalian sepeninggalku, melainkan jika dunia dibentangkan pada kalian, lalu kalian saling berlomba memperolehnya hingga sebagian dari kalian memukul sebagian lainnya.”


Di zaman kita saat ini, kekhawatiran Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sudah terbukti. Kaum Muslimin berebut mengejar dunia, padahal dunia ditinggalkan oleh para sahabat Nabi yang amat mulia dan merupakan generasi terbaik sepanjang sejarah umat manusia.

Jika para sahabat amat tak berhasrat dengan dunia, bahkan mereka langsung menghabiskannya di jalan Allah Ta’ala saat dikurniai banyak harta, sebagian kaum Muslimin justru mengeruk dunia melalui amalan-amalan akhiratnya.


Dahulu, para sahabat menangis sedih ketika dikaruniai harta yang berlimpah. Dan sepulangnya ke rumah, mereka langsung mencari sebanyak mungkin orang-orang miskin dan siapa pun yang berhak menerima infaq dari mereka.


Bahkan, ketika Islam berjaya di masa ‘Umar bin Khaththab, saat perbendaharaan-perbendaharaan dunia dihamparkan kepada khalifah pengganti Abu Bakar ash-Shiddiq ini, beliau menangis. Sebab, menurut ‘Umar, harta-harta dunia itu fitnah. Dan kejayaan itu belum pernah digapai di zaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan Abu Bakar.
Lalu kini, kita mengejar apa yang dulu ditinggalkan para sahabat Nabi yang mulia dan dijamin masuk surga itu.

Sumber: Kisahikmah.com
Share:

Inilah 9 Ciri Istri Pengundang Rezeki Suaminya - No. 4 Mungkin Jarang Dilakukan

Info Mekkah News - Pernikahan merupakan sunnah yang diagungkan oleh Allah SWT. Selain mencari ridha-Nya, menikah juga menjadi salah satu jalan sebagai pembuka pintu rezeki. Allah SWT senantiasa mencukupkan rezeki pasangan yang sudah menikah, meski hanya salah satu dari keduanya yang bekerja.

Ternyata, tidak hanya dengan bekerja saja pasangan suami istri bisa mendatangkan rezeki. Namun dengan memperbaiki akhlak serta memperbanyak berbuat baik, maka dengan mudah rezeki akan sering datang kepada sebuah keluarga.

Sumber :google.co.id
Jika biasanya suami bertanggungjawab mencari nafkah, maka istri pun memiliki tanggungjawab lain yang tidak kalah penting. Perilaku seorang istri ternyata akan berdampak terhadap sedikit atau banyaknya rezeki yang didapatkan suami. Dengan mengenali ciri istri berikut,  pasangan keluarga bisa memperbaiki rezeki yang mungkin saja tersendat selama ini.


1. Wanita yang Taat Pada Allah dan Rasul-Nya
Sebelum menikahi seorang wanita, pria haruslah mempertimbangkan ke empat faktor berikut yaitu karena (1) kecantikannya, (2) keturunannya, (3) hartanya dan (4) agamanya. Namun, dari keempat faktor tersebut faktor agama haruslah yang paling diutamakan. Akan sangat beruntung jika bisa mendapatkan keempat faktor tersebut.

Jika mencari wanita dengan faktor agama tentu ia merupakan wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Tidak hanya itu, wanita dengan ciri ini juga akan membawa rumah tangga menuju surga dan membawa ketentraman dalam keluarga. Dengan demikian, keluarga tersebut akan bahagia, tentram, nyaman dan itulah rezeki yang sangat berharga.

Rumah tangga yang dipimpin oleh seorang imam yang sholeh dan didampingi istri sholehah tentu akan menjadikan rumah tangga tersebut mendapat berkah dari Allah SWT. Tidak cukup sampai di situ, pernikahan tersebut juga akan menghasilkan anak-anak yang sholeh dan sholehah, serta mendapatkan keridhaan serta rahmat dari Allah.

2. Wanita yang Taat Pada Suaminya
Jika aku boleh menyuruh seseorang untuk sujud kepada orang lain niscaya aku akan menyuruh seorang isteri untuk sujud kepada suaminya (H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majah). Itulah hadist Rasullah mengenai betapa utamanya menjadi istri yang taat kepada suaminya. Menjadi istri yang sholehah haruslah mentaati perintah suaminya selam perintah tersebut tidak bertentangan dengan agama.

Dengan ketaatan tersebut, maka akan membuat hati suami menjadi tenang dan damai. Itulah yang menyebabkan suami mudah dalam menjalankan kewajibannya mencari rezeki yang halal bagi keluarganya. Namun, jika seorang istri tetap ini berkarir di luar rumah haruslah terlebih dahulu mendapatkan izin dari suaminya. Selain itu, ia juga harus mampu menjaga diri dengan baik di tempat kerja tersebut.

“Laki-laki adalah pemimpin atas wanita karena Allah telah melebihkan sebagian dari mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita) dan dengan sebab sesuatu yang telah mereka (laki-laki) nafkahkan dari harta-hartanya. Maka wanita-wanita yang saleh adalah yang taat lagi memelihara diri di belakang suaminya sebagaimana Allah telah memelihara dirinya”. (Q.S. An Nisa : 34).

3. Wanita yang Melayani Suaminya dengan Baik
Menjadi seorang istri haruslah mengetahui apa saja tugas dan kewajibannya. Menjalankan tugas rumah tangga dan melayani suami dengan baik serta mendidik anak-anaknya merupakan tugas utama seorang istri. Istri yang sholehah selalu berusaha melayani suaminya dengan baik seperti menyiapkan sarapan, menyediakan keperluannya, memenuhi kebutuhan biologis serta menjaga perasaan suami jangan sampai terlukan karena sikap istri.

Wanita yang memiliki sikap demikian akan menjadi istri kesayangan suami dan menjadi rekan yang baik dalam mewujudkan rumah tangga yang sakinah dan menarik hal-hal positif ke dalam rumah tangga tersebut. termasuk di dalamnya menarik rezeki yang halal bagi suaminya.

4. Wanita yang Berhias Hanya untuk Suaminya
“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita salehah” (H.R. Muslim). Wanita adalah makhluk yang suka berhias dan mempercantik diri. Akan tetapi, seorang wanita yang sholehah hanya berhiaas dan menampakkan perhiasannya tersebut untuk suaminya seorang. Ketika seorang istri selalu dipandang menyenangkan dan mengetahui cara membuat senang suaminya maka malaikat pun ikut berdoa agar Allah memudahkan rezeki datang kepadanya.

 5. Jika Ditinggal Menjaga Kehormatan dan Harta Suami
Ketika suami keluar untuk mecari nafkah, maka kewajiban seorang istri yang ditinggalkan adalah harus mampu menjaga kehormatannya. Selain itu, ia juga harus menjaga dirinya dari tamu yang tidak pantas, membatasi keluar rumah apabila urusan tersebut tidak begitu penting. Selain itu, wanita tersebut harus bisa menjaga harta yang ditinggalkan sang suami dan mempergunakannya pada hal-hal yang bermanfaat atas izin suaminya. Wanita yang mempunyai ciri tersebut akan membuat rezeki mudah masuk ke dalam rumahnya sebagai upah dari ketaatannya kepada Allah dan kesetiaannya terhadap suami.

6. Wanita Yang Senantiasa Meminta Ridha Suami Atasnya
Ciri istri pembawa rezeki selanjutnya adalah ia yang senantiasa meminta ridha suami atasnya. Wanita dengan ciri ini tahu bagaimana cara menyenangkan hati sang suami dan bisa menjaga sikap serta prilakunya agar tidak menyinggung serta melukai perasaan suaminya tersebut. Ia selalu berusaha agar suaminya tidak pernah marah terhadapnya. Ia tidak akan tidur dalam keadaan marah atau meninggalkan suami dalam keadaan marah sampai mendapatkan maafnya. Mengajak suami bercanda juga bisa membuat suami senang karena dapat menceriakan perkawinan.

Istri yang demikian itu merupakan itri yang menjadi penghuni surga, Hadist Rasulullah ” Maukah kalian kuberitahu isteri-isteri yang menjadi penghuni surga yaitu isteri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya, dimana jika suaminya marah dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata ” Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha” (H.R.An Nasai). Isteri seperti ini adalah isteri yang dimudahkan rezekinya melalui tangan suaminya karena amalan dan kesetiaan pada suaminya,

7. Wanita yang Menerima Pemberian Suami Dengan Ikhlas
Ciri istri pembawa rezeki selanjutnya adalah ia yang tidak pernah mengeluh pemberian dari suaminya. Wanita ini selalu menerima dengan ikhlas serta menghargai apapun yang diberikan suami kepadanya. Ia selalu bersyukur atas apa yang diperoleh suaminya meskipun hanya sedikit. Wanita yang senantiasa bersyukur dan ikhlas ini rezekinya senantiasa akan bertambah baik kuantitas maupun keberkahan yang akan diberikan Allah kepadanya ataupun melalui suaminya.

8. Wanita yang Bisa Menjadi Partner Meraih Ridha Allah
Istri yang menjadikan rumah tangganya sebagai lahan ibadah dan pengabdian diri kepada Allah SWT bisa menjadi rekan diskusi yang berimbang bagi suaminya. Tidak hanya itu, ia juga bisa melakukan koreksi dan menyampaikannya dengan lembut kepada suaminya. Selain itu, wanita yang memiliki ciri ini juga bisa menjadi motivator suami untuk meraih kesuksesan di dunia dan akhirat. Itulah yang menyebabkan munculnya kalimat “ di balik pria yang sukses ada wanita hebat di belakangnya”.

9. Wanita yang Tak Pernah Putus Doa Untuk Suaminya
Ciri wanita pembawa rezeki yang terakhir adalah wanita yang selalu menerima takdir Allah SWT namun tetap berusaha dengan mendoakan suami dan anak-anaknya  agar sukses di dunia dan akhirat. Rutinitas berdoa tidak pernah terputus dari wanita ini, menjadi penghias bibir setelah menjalankan ibadah sholat. Wanita seperti inilah yang akan mendatangkan rezeki kepada suaminya karena selalu melibatkan Allah pada setiap langkah suaminya lewat doa yang diucapkan setiap hari.

Itulah 9 ciri istri pembawa rezeki bagi suaminya. Maka beruntunglah lelaku yang mendapatkan istri dengan ciri-ciri tersebut. Akan tetapi, apabila belum mendapatkan istri yang demikian adalah kewajiban suami untuk mendidik istrinya agar selalu berada di jalan Allah SWT serta membawa rumah tangga tersebut ke surga-Nya.



Sumber : akhwatindonesia.net
Share:

Wednesday, January 20, 2016

Inilah Pertanyaan - Pertanyaan Munkar Dan Nakir Bagi Si Mayit Di Alam Kubur

Info Mekkah News - Diriwayatkan dalam hadits: Sewaktu mayit sudah diletakan didalam kubur, maka datanglah dua malaikat yang sangat hitam, kedua matanya melotot, suaranya seperti petir dan penglihatannya seperti kilat yang menyambar. Kedua malaikat ini datang dari arah kepala si mayit. Maka shalat berkata: “ Kalian berdua jangan datang dari arahku, karena mayit ini sering tekun shalat, baik diwaktu malam maupun siang, karena rasa takutnya pada tempat ini”.

Sumber : google.co.id
Kemudian kedua malaikat itu datang dari arah kedua kakinya, kedua kakinya lantas berkata: “Kalian berdua jangan dari arahku, sebab mayit ini selalu mempergunakan aku untuk berjalan menuju tempat shalat berjama’ah, karena rasa takutnya pada tempat ini”.

Kedua malaikat itu kemudian datang dari arah kanannya, maka berkatalah sedekah: “Kalian berdua jangan datang dari arahku, sebab mayit ini telah melakukan sedekah dengan aku, sebab ia takut pada tempat ini”.

Selanjutnya kedua malaikat itu datang dari arah kirinya, maka berkatalah puasanya: “ Kalian berdua jangan datang dari arahku, sebab mayit ini benar-benar telah lapar dan haus, karena rasa takutnya pada tempat ini”. Lalu si mayit terbangun sebagaimana bangunnya orang yang tidur, seraya berkata: “Apa yang kalian kehendaki?”. Kemudian dua malaikat itu menjawab: “Kami ingin menanyakan ketauhidan kepada Allah”. Mendengar pertanyaan demikian, si mayit langsung megucapkan: “Ashadualla Ilahailallah” Kemudian malaikat itu lantas bertanya apa yang kamu katakan kepada kepada Muhammad Saw?”. Kemudian si mayit menjawab “Wa’ashadu anna Muhammad Rasulullah”. Kedua malaikat berkata: “Kamu hidup dalam keadaan mukmin, matipun dalam keadaan mukmin”.

Hikmah yang terkandung dari pertanyaan dua malaikat diatas adalah malaikat akan mencerca anak turun Adam A.s. jika mereka tidak beriman. Allah mengutus dua malaikat ke kuburan orang mukmin supaya keduanya menanyai tentang ketauhidnnya: “Siapa Tuhanmu?”. Sampai akhir pertanyaan.

Allah memerintahkan kepada kedua malaikat, yaitu malaikat Munkar dan Nakir agar keduanya menyaksikan sendiri mengenain ketauhidan seorang mukmin, sebab sedikit-sedikitnya saksi adalah dua orang.

Allah berfiman: “Wahai malaikatKu, aku telah mengambil ruh seorang hamba, Aku meninggalkan hartanya untuk yang lain, istrinya berad ditempat orang lain, jariyahnya (budak wanitanya) untuk orang lain, harta bendanya juga untuk orang lain. Karena itu, bertanyalah kepada hambaKu itu dalam perut bumi. HambaKu tidak akan rela kecuali kepadaKu, ia tidak akan mejawab pertanyaan seseorang kecuali pertanyaan tentang Aku. hambaKu akan berkata: “Allah adalah Tuhanku, Muhammad adalah Nabi ku dan Islam adalah agamaku”.

Alah Swt. Kemudian berfirman : “Apakah kalian berdua tidak mengetahui?. Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui”. Sebagaimana kisah yang telah disebutkan dalam kitab suci.



Sumber : akhwatindonesia.com
Share:

Bila Pernah Lakukan Dua Hal Ini, Andalah Pendusta Agama yang Sebenarnya

Info Mekkah News - Ketika Allah Ta’ala menyampaikan firman-Nya dalam bentuk kalimat pertanyaan, tutur Prof. Dr. Hamka dalam Tafsir al-Azhar, maka hal itu menunjukkan betapa pentingnya kandungan firman tersebut.
Bila Pernah Lakukan Dua Hal Ini, Andalah Pendusta Agama yang Sebenarnya
Sumber: Google.com
“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?” (Qs. al-Ma’un [107]: 1)
Pendusta agama yang sebenarnya, sebagaimana disebutkan dalam surat ini, adalah orang-orang yang menghardik anak yatim. “Itulah orang yang menghardik anak yatim,” (Qs. al-Ma’un [107]: 2). Yadu’u dalam ayat tersebut bemakna menghardik, mengusir, menolak, dan ungkapan keburukan lainnya yang dilakukan dengan tangan.

Ialah pertanda kasarnya hati, buramnya nurani, gelap dan bodohnya pikiran. Kebencian. Nampaklah dalam ayat ini, demikian dijelaskan oleh Prof. Dr. Hamka, bahwa orang tersebut sangat membenci anak yatim. Maka dia disebut sebagai pendusta agama yang sebenarnya, meski dia melakukan ibadah ritual kepada Allah Ta’ala. Sebab, rasa benci kepada anak yatim dan umat manusia tak selayaknya bercokol di hati orang-orang yang beriman.

Setelah golongan pertama ini, kelompok kedua yang dimasukkan ke dalam pendusta agama yang sebenarnya adalah, “Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.” (Qs. al-Ma’un [107]: 3)

Allah Ta’ala tidak menyebutkan ‘orang yang tidak memberi makan orang miskin’ tapi ‘orang yang tidak menganjurkan untuk memberi makan kepada orang miskin’. Artinya, dua perkara ini memang soalan yang berbeda. Bahwa memberi makan orang miskin hanya bisa dilakukan oleh orang kaya, sedangkan menganjurkan memberi makan kepada orang miskin bisa dilakukan oleh siapa saja.

Orang-orang ini, bisa saja tidak terlalu kaya. Akan tetapi, lantaran kebodohannya, dia hanya menikmati rezeki dari Allah Ta’ala untuk dirinya sendiri, bahkan tidak mendidik istri, anak-anak, dan keluarganya untuk berbagi makanan dan kebahagiaan kepada orang-orang miskin.

“Orang ini,” tulis Prof. Dr. Hamka, “termasuk orang yang mendustakan agama. Karena, dia mengaku menyembah Allah Ta’ala, tapi tidak perhatian dan tidak membantu kepada hamba-hamba-Nya yang membutuhkan pertolongan.”

Hendaknya kita memperhatikan dua hal ini dengan saksama. Jangan dianggap remeh atau sederhana. Jadikan dua hal ini sebagai prioritas untuk kita hilangkan dari dalam diri, keluarga, dan masyarakat tempat kita menetap.

Sebaliknya, jika dua hal ini bisa kita lawan dengan perbuatan sebaliknya, keberkahan akan dilimpahkan kepada kita. Bahkan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjanjikan tempat terhormat bagi kita, kelak di surga-Nya.


Sumber: Kisahikmah.com
Share:

Inilah 5 Golongan Orang Yang Shalatnya Tidak Akan di Terima

Info Mekkah News - Shalat merupakan kewajiban bagi seluruh umat Muslim yang sudah memasuki baligh. Di mana, jika shalat itu teringgalkan, maka dosa yang tiada tara itu sudah siap menunggu di akhirat kelak. Saking wajibnya, shalat ini masih diberi keringanan agar kita mampu melaksanakan shalat dalam keadaan apa pun dan di mana pun.
Inilah 5 Golongan Orang Yang Shalatnya Tidak Akan di Terima
Sumber: Islampos.com
Ternyata, tidak semua shalat yang kita lakukan itu dapat diterima oleh Allah SWT. Ada pula shalat yang tidak diterima oleh-Nya. Orang-orang tersebut merupakan orang yang termasuk dalam kategori ini.
Anas bin Malik RA meriwayatkan dari Rasulullah
SAW bahwasanya beliau bersabda, “Lima (golongan manusia) tidak diterima shalatnya, yaitu:

1. Istri yang marah pada suaminya

2. Hamba yang lari dari majikannya,

3. Orang yang memboikot saudaranya lebih dari tiga hari, di mana ia tidak berkata-kata dengan saudaranya,

4. Orang yang terus menerus minum minuman keras,

5. Imam suatu kaum, di mana ia mengimami shalat mereka, sedangkan mereka benci kepadanya.”

Al-Faqih menerangkan bahwa kebencian kaum itu terdiri dari dua hal.Pertama, apabila mereka membenci imam karena kurang baik akhlaknya atau banyak salah di bacaan shalat, sedangkan di dalam jamaah itu ada orang yang lebih baik daripada imam itu, maka inilah yang dilarang untuk menjadi imam.

Kedua, yaitu apabila kebencian disebabkan karena imam itu menganjurkan untuk berbuat baik dan melarang dari perbuatan mungkar atau karena ada rasa dengki, kemudian mereka membencinya, sedangkan di dalam jamaah itu ada orang yang lebih baik daripada imam itu, maka kebencian yang semacam itu tidak bisa diterima, dan hendaknya ia tetap mengimami mereka dan janganlah kebencian itu ia pedulikan.


Sumber: Islampos.com
Share:

Inilah Hadiah Terbesar Yang di Berikan Allah Kepada Penghuni Surga, Apakah Itu?

Info Mekkah News - Di surga ada berbagai macam kesenangan. Salah satu kesenangan yang tidak pernah kita rasakan di dunia, tapi akan kita rasakan di akhirat adalah melihat Allah Subhana wa Ta’ala. 
Inilah Hadiah Terbesar Yang di Berikan Allah Kepada Penghuni Surga, Apakah Itu?
Sumber: Lampuislam.org
Saya akan menggambarkannya kepada para pembaca. Bayangkan kita sedang duduk di dalam rumah kita di surga, kemudian seorang malaikat mengetuk pintu. Ketika malaikat itu mengetuk pintu, dia berkata: “Assalammu'alaikum wahai fulan bin fulan, mari kita mengunjungi Allah." Pada saat itu, kita belum pernah melihat Allah. Kemudian kita menjawab salam sembari membuka pintu rumah kita di surga. Ternyata sudah kendaraan di depan rumah kita yang menunggu.



Dan kalian berkendara sambil menikmati pemandangan di surga, ada tanah lapang, ada pegunungan yang terbuat dari cahaya, pilar-pilar emas, tanah yang terbuat dari misik. Semua orang tinggal di surga sesuai derajat dan tingkatannya masing-masing, dan tak ada seorang pun yang iri hati kepada  orang yang derajatnya lebih tinggi darinya. Masing-masing dari kita merasa puas dengan derajat dan hadiah yang diberikan Allah pada kita. Ketika semua penghuni surga turun dari kendaraannya masing-masing, kemudian kita berkumpul dan duduk-duduk sembari bercakap-cakap tentang masa-masa ketika kita masih di dunia.



Tiba-tiba ada cahaya yang sangat benderang di atas sana. Kita menengadah ke atas dan melihat cahaya yang begitu indah itu. Cahaya itu berlapis-lapis, cahaya di atas cahaya, dengan warna yang begitu indah. Karena kita belum pernah melihat Allah, maka kita bertanya kepada para malaikat “Apakah ini cahaya Allah?” 

Para malaikat menjawab “Bukan. Ini adalah cahaya yang mendahului Allah.” Subhanallah, hanya cahaya yang mendahului Allah saja sudah begitu indah, bagaimana dengan cahaya Allah? Selagi kita berpikir seperti itu, terdengarlah suara “Assalammu ‘alaikum ya ahla jannah (Salam damai untukmu, wahai penduduk surga).” 

Kita menjawab “Ya Allah, Kau adalah kedamaian, dan kedamaian berasal dari-Mu. Maha Suci Engkau, Yang Maha Agung.” Kemudian Allah berfirman “Apakah kalian merasa puas dengan apa yang kalian dapatkan?” 

Kita berkata “Ya Allah, bagaimana mungkin kami tidak bahagia ketika Kau menyelamatkan kami dari api neraka dan memasukkan kami ke dalam surga-Mu?” 
Allah berfirman: “Apakah ada lagi yang kalian inginkan?” 

Kita menjawab “Tidak ada lagi." Hal ini disebabkan kenikmatan yang ada dalam surga, jauh melampaui pikiran manusia manapun, jadi kita bahkan tidak bisa berpikir kenikmatan apa lagi yang jauh melebihi ini, sehingga kita tidak menginginkan apapun lagi.

Allah berfirman: “Hari ini adalah hari pemberian, Aku ingin memberi kalian lebih banyak lagi kepada kalian wahai penduduk surga. Jadi apa yang kalian inginkan?” 

Kemudian suatu kerinduan yang mendalam terbersit di benak kita. Kerinduan itu adalah rindu untuk melihat wajah Allah.  Sebuah kerinduan yang muncul karena Allah telah memberikan kita nikmat Islam padahal kita tidak pernah memintanya. Dan untuk mereka yang muallaf, Allah telah memberikan kalian petunjuk. Jadi kita semua menjawab “Ya Allah, tunjukkan kepada kami wajah-Mu karena kami rindu pada-Mu. Kami menyembah-Mu sepanjang hidup dan Engkau memberikan kami nikmat yang tak terhitung jumlahnya, namun kami belum pernah melihat-Mu.”



Kemudian tabir antara kita dan Allah akan dibuka. Dan untuk pertama kalinya, kita bisa melihat Allah. Kalian bisa melihat Allah yang menciptakan kalian dari ketidakadaan. Kalian bisa melihat Dia yang menciptakan segala macam keindahan. Kalian akan melihat Dia yang lebih mengetahui tentang diri kalian daripada kalian mengetahui diri kalian sendiri. Kalian akan melihat Dia yang telah memberikan begitu banyak jalan sehingga kalian bisa berada dalam surga. Kalian akan melihat Dia yang lebih menyayangi kalian daripada ibu kalian sendiri, sedangkan kita tidak  memberikan-Nya apa-apa sebagai balas jasa.



Pernah suatu ketika para sahabat R.A. bertanya kepada Rasulullah “Ya Rasulullah, akankah kita melihat Allah seperti itu?” Rasulullah S.A.W. bersabda “Dapatkah kalian melihat bulan?” Para sahabat menjawab “Ya, kami dapat melihatnya.” Rasulullah menjawab “Seperti itulah kalian melihat-Nya.”


Dan melihat Allah adalah sebuah nikmat, sebuah kesenangan yang paling tinggi dirasakan oleh penduduk surga melampaui kesenangan apapun, padahal surga adalah tempatnya berbagai macam kesenangan. Nikmatnya melihat Allah tidak bisa kita pahami di dunia ini.

Sumber: Lampuislam.org
Share:

Pria Wajib Baca : Inilah 17 Wanita Yang Haram Dinikahi

Info Mekkah News - Pernikahan merupakan sunnah Rasul yang akan mendatangkan pahala yang besar jika dilakukan. Namun tidak dengan wanita-wanita berikut ini. Allah SWT dan rasul-Nya mengharamkan pria menikahi sepuluh wanita ini selamanya.

Bukannya mendapatkan pahala, pernikahan dengan wanita-wanita yang diharamkan ini justru akan mendatangkan petaka. Tidak hanya terlarang oleh agama, namun pernikahan ini akan berdampak terhadap kesehatan keturunan yang nantinya dilahirkan.
Ilustrasi/google.co.id

Umat Islam tentu perlu mengetahui siapa saja wanita yang diharamkan untuk dinikahi tersebut. Mengingat banyaknya kasus pernikahan yang tiba-tiba menghebohkan karena dianggap tidak lazim terjadi. Lantas siapa saja wanita yang haram dinikahi pria? Berikut ulasannya.

Allah SWT secara tegas melarang pria menikahi wanita karena hubungan nasab. Hal ini dijelaskan dalam qalam Allah QS. An-Nisaa’ : 23 yang artinya:

Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu, anak-anakmu yang perempuan, saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan, saudara-saudara ibumu yang perempuan, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan, [QS. An-Nisaa’ : 23]

Berdasarkan surat di atas dapat dikelompokan sebagai berikut:

1. Ibu. Merupakan wanita yang sudah melahirkannya.  Termasuk juga nenek, baik dari pihak ayah maupun dari pihak ibu dan seterusnya ke atas.

2.  Anak perempuan. Yang dimaksud adalah wanita yang lahir karenanya, termasuk cucu perempuan dari pihak laki-laki maupun dari pihak perempuan dan seterusnya ke bawah.

3.  Saudara perempuan, seayah seibu, seayah saja atau seibu saja.

4.  ‘Ammah, yaitu saudara perempuan ayah, baik saudara kandung, saudara seayah saja atau saudara seibu saja.

5.  Khaalah, yaitu saudara perempuan ibu, baik saudara kandung, saudara seayah saja atau saudara seibu saja.

6.  Anak perempuan dari saudara laki-laki (keponakan), dan seterusnya ke bawah.

7.  Anak perempuan dari saudara perempuan (keponakan), dan seterusnya ke bawah.

Allah SWT juga mengharamkan pria menikah dengan wanita sepersusuan.Hal ini dijelaskan dalam QS. An-Nisa : 23 yang artinya.

haramkan atas kamu ibumu yang menyusui kamu dan saudara-saudara perempuan sepesusuan. [QS. An-Nisa : 23]

Rasulullah SAW juga bersabda terkait hal ini yang artinya : Diharamkan karena hubungan susuan sebagaimana yang diharamkan karena hubungan nasab”. [HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ahmad, Nasai dan Ibnu Majah]

Dari Ibnu ‘Abbas bahwasanya para shahabat menginginkan Nabi SAW menikahi anak perempuan Hamzah. Maka beliau SAW bersabda, “Sesungguhnya dia tidak halal bagiku, karena dia adalah anak saudaraku sepesusuan. Sedangkan, haram sebab susuan itu sebagaimana haram sebab nasab (keluarga)”. [HR. Muslim II : 1071]

Dari ‘Urwah, dari ‘Aisyah bahwasanya ia mengkhabarkan kepada ‘Urwah, bahwa paman susunya yang bernama Aflah minta ijin pada ‘Aisyah untuk menemuinya. Lalu ‘Aisyah berhijab darinya. Kemudian ‘Aisyah memberitahukan hal itu kepada Rasulullah SAW, maka beliau bersabda, “Kamu tidak perlu berhijab darinya, karena haram sebab susuan itu sebagaimana haram sebab nasab”. [HR. Muslim II : 1071]

Dalam ayat dan hadist di atas dapat ditarik kesimpulan siapa saja wanita sepersusuan tersebut:

8. Ibu susu, merupakan ibu yang menyusuinya, sehingga haram keduanya melakukan perkawinan.

9. Nenek susu, yakni ibu dari wanita yang pernah menyusui atau ibu dari wanita yang pernah menyusuinya.

10. Anak susu, merupakan anak dari wanita yang pernah disusu oleh pria tersebut.  Termasuk juga cucu dari anak susu tersebut.

11. Bibi susu. Yakni saudara perempuan dari wanita yang menyusuinya atau saudara perempuan suaminya wanita yang menyusuinya.

12. Keponakan susu, yakni anak perempuan dari saudara sepesusuan.

13. Saudara sepesusuan.

Pria juga mengharamkan menikahi wanita karena hubungan mushaharah (perkawinan) seperti yang dijelaskan dalam An-Nisaa’ : 23

Ibu-ibu istrimu (mertua), anak-anak istrimu yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan) maka tidak berdosa kamu mengawininya, (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu). [QS. An-Nisaa’ : 23]

Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh). [An-Nisaa’ : 22]

Dari dalil-dalil di atas dapat dipahami bahwa wanita yang haram dinikahi karena hubungan mushaharah adalah sebagai berikut :

14. Mertua perempuan dan seterusnya ke atas.

15. Anak tiri, dengan syarath kalau telah terjadi hubungan kelamin dengan ibu dari anak tiri tersebut.

16. Menantu, yakni istri anaknya, istri cucunya dan seterusnya ke bawah.

17. Ibu tiri, yakni bekas istri ayah (Untuk ini tidak disyarathkan harus telah ada hubungan kelamin antara ayah dan ibu tiri tersebut).




Sumber: zonamuslimah.co.id
Share:

Istri Wajib Tahu : Inilah 7 Tanda Suami Terpikat Wanita Lain

Info Mekkah News - Sahabat tidak selamanya perjalanan hidup rumah tangga selalu berjalan dengan mulus. Rintangan dan tantangan yang kerak hadir itu memang hal biasa. Namun jika yang berhubungan dengan keterpikatan dengan wanita lain oleh suami tentu membuat istri sangat resah.

Untuk tidak su’udzhon, memang tidak semudah yang dikatakan, karena pada dasarnya hal ini berkenaan dengan hati dan olah rasa. Menuduh begitu saja suami ada ketertarikan dengan wanita lain, padahal hal ini hanya salah paham akan membuat rumah tangga semakin runyam. Untuk itu, kenalilah beberapa hal yang mengarah tanda-tanda suami terpikat dengan wanita lain.

1. Suami terlihat mudah marah atau tersinggung saat berada di dalam rumah. Padahal dulunya ia adalah tipe suami penyabar dan penyayang. Kesalahan istri atau anak-anak sedikit saja, biasanya cepat diredakan, tapi ternyata hal ini tidak.
2. Suami terlihat lebih suka menyendiri saat dirumah, tidak suka kumpul-kumpul di tengah keluarga. Padahal sebelumnya ia termasuk tipe suami yang ramah dan bersahabat dan suka berbagi cerita.
3. Lebih suka menyibukan diri sendiri yang di luar kebiasaan, atau lebih suka dengan handphone-nya atau laptopnya, padahal tidak tugas lembur kantor.
4. Suami terlihat enggan diajak diskusi mengenai harmonisasi rumah tangga, ia banyak mengalihkan pada topik yang lain.
5. Tiba-tiba suami suka membanding-bandingkan istri dengan wanita lainnya, padahal sebelumnya sama sekali tidak.
6. Mempunyai kebiasaan baru yang sebelumnya tidak pernah dilakukan. Semisal tiba-tiba menyukai olah raga bersepeda pagi, suka pergi ke kafe atau pergi ke mall sendirian dan lain-lain tanpa mau mengajak keluarga.
7. Suami terlihat mempunyai kebiasaan melamun sendiri, atau tersenyum-senyum sendiri seolah mengingat suatu momen tertentu, dan saat ditanya ia agak kelagapan.


Jika ke tujuh tanda ini sudah terlihat, kemungkinan ada indikasi mengarah suami terpikat wanita lain. Namun disarankan untuk tidak terburu-buru menjatuhkan tuduhan jika suami sudah terpikat wanita lain.

Ingat ya sahabat, terpikat dengan selingkuh itu berbeda, untuk itu komunikasi yang lebih gencar dengan cara bertanya dengan lemah lembut dan lebih memperbaiki diri akan lebih utama daripada menuduh hal-hal yang belum pasti. Insyaallah hal ini bisa diperbaiki, hingga hubungan Anda dengan suami akan harmonis kembali.


Sumber : ummi-online.com


Share:

Benarkah Dosa Istri Ditanggung Suami? Ini Jawabannya

Info Mekkah News - Ketika ijab kabul diucapkan maka tanggung jawab suami adalah terhadap istrinya. Segala yang dilakukan istri, suami wajib mengetahui. Bahkan ketika sang istri tidak melaksanakan shalat maka suami yang ikut dimintai pertanggungjawaban. Beda halnya ketika suami tidak shalat maka sang istri tidak ikut bertanggung jawab kelak di pengadilan sang Khalik.

Sumber : dakwahmuslim.com

Dalam hal ini bukanlah karena dosa istri ditanggung oleh suami namun suami bertanggung jawab akan akhlak istrinya. Wajib mendidiknya menjadi wanita yang taat pada aturan Allah. Suami wajib mengingatkan istri ketika istri melakukan kesalahan dalam syariat atau kesalahan yang merugikan orang lain.

Jadi dosa suami adalah ketika ia lalai mengingatkan istri dalam menjalankan perintah Allah. Tidak mengingatkan istri dalam menjauhi larangan Allah. Atau tidak mendidik istri dengan benar dalam hal Agama.

Oleh karena itu wajib bagi suami untuk mempelajari ilmu agama lebih dalam dan mengajarkan serta mengajak istrinya untuk lebih mendekatkan diri kepada sang Pencipta. Wajib bagi suami untuk memahami tugasnya sebagai pemimpin rumah tangga yang harus mendidik istrinya seperti Rosulullah mendidik istri-istrinya dengan penuh kasih, kesabaran, dan pengertian. Wajib pula baginya untuk mendidik anak anaknya agar kelak berakhlak mulia. Menjadi tentara tangguh Allah yang berjuang tak kenal lelah membela Agamanya.

''Seseorang tak akan menanggung dosa orang lain''. Dosa suami hanyalah ketika tidak mendidik, mengingatkan dan memperingatkan istri. Apabila hal itu sudah dilakukan maka ketika istri tetap saja bermaksiat dan tidak mematuhi suaminya maka dosa itu ditanggung oleh si istri itu sendiri. Begitupun istri yang wajib dipatuhinya hanya perintah yang sesuai syari'at. Adapun perintah yang syubhat tidak wajib dilaksanakan. Bahkan si istri pun harus cerdas membedakan mana komando suami yang sesuai syariat, mana yang syubhat, dan mana yang bahkan melanggar syari'at.

Untuk itu, baik suami maupun istri hendaknya saling mengingatkan dalam hal agama, saling berbagi pengetahuan. Akan lebih baik lagi jika di dalam sebuah keluarga terdapat waktu khusus bersama untuk mengkaji ilmu agama islam. Mengadakan majlis taklim keluarga merupakan salah satu ciri keluarga idaman yang In Shaa Allah akan membawa lebih banyak keberkahan memperkuat sakinah, mawaddah dan warohmah bukan hanya bagi suami dan istri tapi juga bagi anak anak yang akan menjadi penyejuk mata.

Maka Makna kata ijab kabul bermakna aku terima tanggung jawab untuk mendidik,mengingatkan,dan memperingatkan dalam menuju agama Allah jika itu tidak dilakukan maka dosanya suami pun ikut mempertanggungjawabkannya dihadapan Allah dan begitu pula dengan calon anak-anak kelak yang berada dibawah komandan seorang lelaki dengan gelar suami.

Bagi para istri teruslah belajar agama Allah meski tak harus diajarkan suami. Ilmu agama bisa didapat melalui banyak media seperti halnya mendatangi majlis taklim, membaca buku, atau sekedar menonton acara dakwah di televisi. Wallahua'lam bishawab.



Sumber : ummi-online.com
Share:

Inilah Dua Doa Para Malaikat Di Waktu Subuh

Info Mekkah News - Islam sangat menganjurkan pemeluknya untuk berinfaq. Anjuran yang bahkan pada bagian awal surah Al-Baqarah telah disebutkan oleh Allah subhaanahu wa ta’aala menggambarkan salah satu karakter utama orang bertaqwa.

Sumber : sigapnews.id

الم ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ الَّذِينَ
يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

“Alif Laam Miim. Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan meng-infaq-kan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.”

(QS Al-Baqarah ayat 1-3)

Dalam ayat di atas Allah ta’aala menyebutkan karakter muttaqin yang biasa berinfaq bersama karakternya yang rajin menegakkan sholat. Di dalam Al-Qur’an hampir selalu karakter menegakkan sholat dan mengeluarkan infaq disebutkan dalam suatu rangkaian berpasangan. Hal ini mudah dimengerti sebab ajaran Islam selalu menekankan keseimbangan dalam segala sesuatu. Islam bukan semata ajaran yang mewujudkan hubungan antara hamba dengan rabbnya atau hablum minAllah, tetapi juga hubungan antara hamba dengan sesama hamba atau hablum minan-naas.

Uniknya lagi, di dalam ajaran Islam bila suatu perintah Allah ta’aala dilaksanakan, maka bukan saja hal itu menunjukkan kepatuhan seorang hamba akan rabbnya, melainkan dijamin bakal mendatangkan manfaat bagi si hamba. Ini yang disebut dengan fadhilah atau keutamaan suatu ’amal-perbuatan. Misalnya sholat malam atau tahajjud. Allah ta’aala menjanjikan bagi pelakunya bakal memperoleh kekuatan daya pengaruh ketika berbicara.

يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا

أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآَنَ تَرْتِيلًا إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا

“Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat.” (QS AlMuzzammil ayat 1-5)

Contoh lainnya bila seseorang meningkatkan ketaqwaan kepada Allah ta’aala maka di antara fadhilah yang akan ia peroleh adalah penambahan ilmu dari Allah ta’aala, jalan keluar kesulitan hidupnya serta rizqi dari arah yang tidak disangka-sangka.

وَاتَّقُوا اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ

”Dan bertakwalah kepada Allah; Allah (akan) mengajarmu.” (QS AlBaqarah ayat 282)


وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

”Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS Ath-Thalaq ayat 2-3)

Demikian pula dengan berinfaq. Allah ta’aala menjanjikan fadhilah di balik kedermawanan seseorang yang rajin berinfaq.


قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

“Katakanlah, “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya).” Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS Saba’ ayat 39)

Bahkan dalam sebuah hadits Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menggambarkan keuntungan yang bakal diraih seseorang yang rajin berinfaq di pagi hari sekaligus kerugian yang bakal dideritanya bilamana ia tidak peduli berinfaq di pagi hari.


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلَّا مَلَكَانِ 
يَنْزِلَانِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا
وَيَقُولُ الْآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا (البخاري)


Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu sesungguhnya Nabi Muhammad shollallahu ‘alahi wa sallam bersabda: “Tidak ada satu subuh-pun yang dialami hamba-hamba Allah kecuali turun kepada mereka dua malaikat. Salah satu di antara keduanya berdoa: “Ya Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfaq”, sedangkan yang satu lagi berdo’a “Ya Allah, berilah kerusakan bagi orang yang menahan (hartanya)” (HR Bukhary 5/270)

Pembaca yang budiman, marilah kita galakkan berinfaq di pagi hari agar malaikat mendoakan kelapangan rizqi yang memang sangat kita perlukan untuk memperlancar ibadah, amal sholeh, da’wah dan jihad kita di dunia. Dan jangan biarkan ada satu pagipun yang berlalu tanpa berinfaq sebab itu sama saja kita mengundang kerusakan dalam hidup sebagaimana doa malaikat yang satunya di setiap pagi hari.

Ketahuilah, bukan banyaknya jumlah infaq yang penting melainkan kontinuitas-nya. Lebih baik berinfaq sedikit namun konstan terus-menerus daripada berinfaq dalam jumlah besar namun hanya sekali setahun atau seumur hidup. Orang yang konstan berinfaq tidak bakal dipengaruhi oleh musim. Dalam masa paceklik tetap berinfaq, dalam masa panen tentu lebih pasti.

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ

أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit.”

(QS Ali Imran ayat 133-134)



Sumber : eramuslim.com
Share:

Inilah Hukuman Untuk Istri Yang Tidak Mau Mengunjungi Mertua

Info Mekkah News - Ketika seorang wanita telah sah untuk bersanding dengan seorang laki-laki, maka statusnya berubah menjadi seorang istri. Dan kewajiban sebagai seorang istri ialah mentaati suaminya. Termasuk untuk tinggal dan mengikuti segala aturannya, segali itu masih berada dalam tuntunan syariat Islam. Bukan hanya berlaku baik terhadap suami, sang istri pun harus berperilaku baik pula pada keluarga suami, termasuk kedua orang tuanya, yang menjadi mertua bagi istri.
Inilah Hukuman Untuk Istri Yang Tidak Mau Mengunjungi Mertua
Sumber: Cintaiislami.com
 Terkadang ada istri yang tidak begitu menyukai mertuanya sendiri. Hal ini terjadi akibat beberapa faktor yang berbeda. Namun yang pasti, hal inilah yang menjadi penghambat hubungan silaturahmi untuk berjalan baik. Lalu, bagaimana hukumnya istri yang tidak mau mengunjungi rumah mertuanya? Dan apa hak mertua atas istri?

Seorang istri wajib menaati suami dalam perkara-perkara yang tidak mengandung maksiat kepada Allah. Syariat telah memberikan dorongan yang kuat kepada istri untuk menaati suami, serta memperingatkannya dari tidak mentaatinya dalam perkara-perkara yang ia bisa taat kepadanya.


Dalam Al-Musnad dan Shahih Ibnu Hibban disebutkan bahwa Nabi SAW bersabda, “Jika seorang wanita telah mengerjakan shalat lima waktu, berpuasa satu bulan, menjaga kehormatannya dan mentaati suaminya, maka akan dikatakan kepadanya, ‘Masuklah kamu ke dalam surga dari pintu-pintu surga mana saja yang kamu kehendaki’.”


Dalam Al-Musnad, Shahih Ibnu Hibban dan Al-Mustadrak disebutkan bahwa Nabi bersabda, “Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk bersujud kepada orang lain (selain Allah), sungguh aku akan memerintahkan seorang istri untuk bersujud kepada suaminya.”

Dalam kitab Ash-Shahih diriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, “Maukah kalian aku kabarkan tentang dosa yang paling besar? Yaitu, menyekutukan Allah dan mendurhakai kedua orang tua.” Kemudian beliau duduk setelah sebelumnya bersandar dan bersabda, “Ketahuilah, juga perkataan sia-sia.” Beliau terus menerus mengulanginya hingga kami bergumam, “Sekiranya


Di antara sempurnanya ketaatan istri kepada suami ialah hendaknya ia berbuat baik kepada kedua orang tua suami, berbakti kepada keduanya, tidak berlaku buruk pada keduanya, serta bersabar terhadap apa yang muncuk dari keduanya. Semua itu dilakukan demi meraih ridha suami agar dengan itu ia memperoleh pahala dari Allah.


Jika ibu Anda marah pada istri Anda lantaran suau sebab yang datang dari istri Anda, maka seyogyanya istri Anda meminta maaf darinya sebelum ia meninggal, agar ia meninggal dalam keadaan ridha terhadap istri Anda. Namun, jika ibu Anda telah meninggal sedangkan istri Anda belum mengerjakan hal itu maka istri Anda wajib banyak mendoakannya agar mendapat ampunan.


Demikian pula seorang anak wajib banyak mendoakan kedua orangtuanya ketika keduanya masih hidup maupun sesudah meninggal. Allah berfirman, “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, ‘Wahai Rabbku, kasihilah mereka sebagaimana mereka berdua telah mendidikku waktu kecil’,” (QS. Al-Isra’: 24).


Adapun mengenai hal itu dianggap sebagai kedurhakaan seorang anak kepada ibunya atau tidak, maka jawabannya adalah jika istri menyakiti ibunya sementara ia tidak mencegahnya, melarangnya dan menghukum perbuatan istri tersebut maka hal itu termasuk bentuk kedurhakaan. Sehingga, ia harus banyak beristighfar dan memperbanyak amal shaleh.


Sesungguhnya Allah Mahamulia dan Mahamenerima taubat lagi Maha Penyayang, Jika Dia mengetahui dari hamba-Nya kejujuran taubatnya maka Dia akan menerima taubatnya.

Allah berfirman, “Katakanlah, ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang’,” (QS. Az-Zumar: 53).
Sumber: Cintaiislami.com
Share:

Tuesday, January 19, 2016

Orangtua Wajib Baca : Inilah Cara Mendidik Anak Bandel, Menjadi Anak Sholeh

Info Mekkah News - Sahabat, bagaimana sedih dan galaunya seorang ibu mendapati anaknya bandel, nakal dan sering menjadi trouble maker orang-orang di sekitarnya, bahkan terkesan merusak dan menyakiti orang lain dan diri sendiri, ini salah siapa? Padahal jika dirunut, tiada seorang pun yang lahir di dunia ini kecuali dalam keadaan fitrah, dan mau jadi apapun anak kelak, Yahudi, Nasrani atau Majusi ternyata orangtua-lah yang berperan, seperti yang disabdakan oleh Rasulullah Saw.

Sumber : youtube.com

Peran orangtua memang sangat penting dalam membentuk karakter anak selain memilihkan agama yang tentu benar untuknya. Lalu, bisakah ya sahabat, anak yang hiperaktif, sangat bandel atau nakal dan selalu bikin masalah menjadi anak sholeh, lembut hati, cerdas, sopan santun, taat beragama, baik hati, penurut dan penyejuk hati orangtuanya?

Jawabannya, mengapa tidak? Saya mempunyai suatu pengalaman berharga yang bisa saya bagi. Anak lelaki sulung saya, saat Pra sekolah luar biasa bandelnya, sering membuat saya menangis. Setiap bermain, selalu saja teman-temannya berteriak karena ulahnya dan terjadilah insiden. Ada yang dicakar sampai berdarah-darah wajahnya hingga saya harus bolak balik meminta maaf pada ibu anak yang dicakar itu, menggigit orang-orang yang dijumpai, belum lagi menangis sambil teriak-teriak di tempat umum, sampai-sampai mulutnya berdarah saat sujud karena tak sengaja beradu kepala dengan saya, jari kecil adiknya tak sengaja dijepitkan dia di pintu rumah membuat panic se-isi rumah, menaburkan pasir pada es krim yang baru dimakan anak tetangga dan masih banyak lainnya, lalu bagaimana kabar sulungku sekarang?

Alhamdulillah Ummi, sekarang ia ada dipesantren kelas 10 alias 1 SMA, ia tumbuh menjadi remaja tampan, sopan santun, rendah hati, rajin mengaji dan beribadah dengan lebih baik (karena di pesantren) suka empati pada sesama, berupaya menolong siapa saja yang membutuhkan, ramah, tebar senyum, berprestasi cerdas pikir dan hati dan sederet ciri anak sholeh melekat padanya. Kebandelannya hilang saat ia mulai bersekolah TK. Mengapa bisa demikian, ini ummi saya bagi Tips sederhananya mengubah anak bandel menjadi anak sholeh:


1. Keteladanan

Orangtua adalah teladan yang utama bagi anak. Jika anak diperintahkan shalat, namun orangtuanya asyik ngobrol dan nonton sinetron, tentu tak akan digubris oleh anak, begitu juga saat mengaji, belajar, juga bersikap. Akan sangat lucu menginginkan anak ramah pada tetangga namun kita judes pada mereka. Ingin anak suka berbagi tapi pada dasarnya kita  pelit, atau ingin mereka empati akan tetapi kita suka antipati.

2. Banyak diskusi dengan anak

Saya pernah ditegur ibu, “Anak masih kecil kok diajak berbicara seperti itu, tentu ia tidak mengerti...” Nah itulah jurus terjitu saya. Anak lelaki ini adalah cerdas, ia akan menerima apa saja perkataan orang lain tanpa harus menoleh. Makanya jika anak diajak diskusi dengan banyak perkataan tentu mau tak mau ia akan duduk dan mendengarkan. Jangan hanya berdiskusi masalah sepele yang itu-itu saja, seiring bertambahnya usia, coba dengan hal yang lebih berat, dan lihat reaksi cara menyelesaikannya.

3. Menasehati dengan kisah-kisah inspiratif

Karena saya penulis kisah, apa yang saya dapat dari kisah-kisah Nabi, orang-orang hebat, kisah orang shaleh selalu saya ceritakan padanya. Bukan hanya sekedar nasehat biasa, dan ini terkadang lebih manjur dari pada nasehat konvensional dengan bahasa perintah.

4. Ajak anak untuk belajar menyelesaikan masalah

Tentu persoalan yang tebang pilih yang cocok untuk seusianya. Saya terkadang malah memperlihatkan tangis saya dihadapannya, agar tahu jika memang saya sakit benar saat ia mungkin menggigit atau tak sengaja melukai saya, atau sedang sedih karena sesuatu hal. Ternyata anak langsung bereaksi terkadang menyentuh tangan atau pundak hanya ingin menenangkan ibunya.

5. Doakan anak disetiap kesempatan yang kita punya

Apa yang lebih didambakan anak selain doa orangtuanya yang akan menerangi langkah mereka dan mempermudah menjadikan anak sholeh yang akhirnya sebagai investasi akherat kita?

Sahabat, jangan menyerah jika mempunyai anak yang ‘teridentifikasi’ nakal, bandel atau pembuat masalah. Setiap orangtua adalah kekuatan terbesar dalam memotivasi anaknya untuk berubah menjadi anak yang soleh dan berbakti pada orangtuanya. Saya saja berhasil, InsyaAllah sahabat Ummi juga bisa!




Sumber : ummi-online.com
Share:

5 Golongan Muslim Yang Mendapat Jaminan Oleh Allah

Info Mekkah News - Surga merupakan tempat kekal yang dipenuhi banyak kenikmatan, sebagai balasan bagi orang yang menjalankan kebaikan semasa di dunia. Pada hari kebangkitan nanti, semua manusia akan hitung amal baik dan buruk sebagai penentuan apakah mereka akan masuk surga atau neraka.
Sebelum tiba hari perhitungan, tak satu pun mahkluk yang tahu dimana mereka akan ditempatkan. Tidak ada yang bisa menjamin apakah mereka akan ke surga atau ditempatkan di neraka.


5 Golongan Muslim Yang Mendapat Jaminan Oleh Allah
Sumber: Infoyunik.com
Namun berbahagialah golongan ini karena mereka mendapat jaminan dari Allah. Terdapat lima golongan yang disebutkan dalam hadist Nabi Muhammad SAW mendapat jaminan. Beberapa diantaranya mudah dilakukan dan dipenuhi kriterianya pada zaman sekarang. Apa saja, berikut ringkasanya.

Dari Muadz, ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjanjikan lima perkara yang siapa bisa mengerjakannya maka ia mendapat jaminan dari Allah: yakni menjenguk orang sakit, mengantar jenazah, pergi berperang di jalan Allah, menemui imam untuk mendukung kepemimpinannya, atau tinggal di rumahnya sehingga orang lain selamat darinya dan ia selamat dari orang lain. (HR. Ahmad, Thabrani, Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah)

Dalam Mujamul Ausath diriwayatkan dengan tambahan "an yudkhilal jannah" yang artinya adalah jaminan dimasukkan ke dalam surga.

1. Menjenguk Orang Sakit
Ketika menderita suatu penyakit seseorang tidak hanya memerlukan perawatan dari dokter. Dukungan moril dari teman dan kerabat menjadi hal yang sangat penting untuk memberikan motivasi mereka agar cepat sembuh.

Ternyata tidak hanya berdampak bagi mereka yang sakit. Menjenguk seseorang ketika sedang sakit juga mendapat kemuliaan dari Allah. Jika dilakukan dengan ikhlas dan mengharap keridhaan-Nya, maka Allah SWT akan menjaminnya di akhirat kelak.

Menjenguk orang sakit adalah perbuatan mulia untuk memenuhi salah satu hak saudara muslim. Dari Abu Hurairah rodhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

"Barangsiapa menjenguk orang sakit, maka akan ada yang memanggilnya (dari langit, pent), bahwa engkau adalah orang baik dan perjalananmu juga baik serta engkau telah menyiapkan suatu tempat tinggal di dalam Surga." (HR. Ibnu Majah I/464 no.1443).

Hadits lain juga dijelaskan dari Abu Hurairah rodhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa menjenguk orang sakit, atau mengunjungi saudaranya seislam (karena Allah), maka akan ada yang memanggilnya, bahwa engkau telah berbuat baik dan perjalananmu juga baik serta engkau telah menyiapkan suatu tempat tinggal di dalam Surga." (HR. At-Tirmidzi IV/365 no.2008).

2. Mengantar Jenazah
Golongan kedua yang disebutkan dalam hadist mendapat jaminan Allah adalah orang-orang yang ketika ada saudara sesama muslim meninggal dunia, Ia mengantarkan jenazahnya sampai ke pemakaman.
Tindakan ini merupakan kewajiban sesama muslim dan hak muslim lain yang meninggal dunia. Ketika ia meninggal, ia memiliki hak untuk diurusi jenazahnya dan diantar hingga ke pemakamannya. Tindakan ini sekarang sudah banyak ditinggalkan mengingat kegiatan pemakaman biasanya dilakukan pada saat jam kerja.

"Dari Muadz, ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjanjikan lima perkara yang siapa bisa mengerjakannya maka ia mendapat jaminan dari Allah: yakni menjenguk orang sakit, mengantar jenazah, pergi berperang di jalan Allah, menemui imam untuk mendukung kepemimpinannya, atau tinggal di rumahnya sehingga orang lain selamat darinya dan ia selamat dari orang lain. (HR. Ahmad, Thabrani, Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah)

3. Perang Di Jalan Allah
Allah begitu mengangkat setinggi-tingginya orang mukmin yang pergi berperang ke jalan Allah. Amalan ini sangat berat dilakukan oleh kaum mukmin pada era kini. Kecuali di negeri-negeri yang dijajah oleh orang-orang kafir seperti Palestina.

Dari Abu Said, Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang ridha menjadikan Allah sebagai Tuhannya, menjadikan Islam agamanya dan menjadikan Muhammad sebagai nabinya, maka ia wajib masuk surga. “Mendengar hal itu Abu Said heran dan berkata, “Ulangi lagi wahai Rasulullah. Maka beliau pun mengulanginya, kemudian bersabda, Selain itu, Allah mengangkat derajat hamba-Nya yang taat seratus kali lipat di dalam surga, perbandingan antara derajat yang satu dengan lainnya seperti antara langit dan bumi. Kemudian Abu Said berkata, “Amal apa yang bisa menjadikan seperti itu, wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, “Yaitu jihad fii sabilillah, Yaitu jihad fii sabilillah,”

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata mengomentari hadits ini, “Kedudukan mujahid di surga sangat tinggi sejarak 50 ribu tahun .

4. Menemui Imam Untuk Mendukung Kepemimpinannya
Ketika zaman para sahabat Nabi dan kekhilafahan Islam setelahnya seorang khalifah dibaiat oleh umat atau perwakilan umat. Maka kaum muslimin berlomba-lomba untuk bertemu khalifah dan membaiatnya.  Pada zaman sekarang, tidak sedikit orang yang menghina pemimpinnya, menyalahkan dan tidak mendukungnya, serta banyak tindakan lain yang bertentangan.

5. Tinggal Di Rumah, Tidak Mengganggu Orang Lain
Ternyata berdiam di rumah dan tidak mendapat kekacauan juga merupakan sebuah amalan yang baik. Tinggal di rumah sehingga orang lain selamat darinya dan ia selamat dari orang lain bukan berarti menutup diri dan tidak bergaul dengan masyarakat. Ia tetap berinteraksi dengan masyarakat, ia tetap keluar untuk shalat berjamaah, ia juga tetap mencari nafkah. Hanya saja, seperti dijelaskan dalam riwayat yang lain: lam yaghtab insaanaa (ia tidak meng-gosip orang lain). Lebih luasnya, ia tidak berbuat gosip dan juga tidak mencelakai orang lain baik dengan lisan maupun dengan perbuatannya. Wallahu alam bish shawab.


Sumber: Infoyunik.com
Share: