Wednesday, February 15, 2012

Ambisi Akhirat


Dunia dengan berbagai keindahan dan kelezatannya memang sangat menggiurkan dan menjanjikan, maka tak ayal orang yang lemah pondasi imannya akan terseret bahkan menjadi budaknya, semuanya demi dunia. Agar dapat lolos dari jerat ini, maka seorang Muslim hendaklah membekali dirinya dengan keimanan dan ketakwaan serta memompa dirinya agar memiliki ambisi akhirat yang sangat tinggi. 

Karena, siapa saja yang ambisinya akhirat, maka ia akan selalu mengingatnya dalam setiap kondisi di dunia. Anda akan mendapatinya tidak bergembira, tidak bersedih, tidak ridha, tidak marah dan tidak berusaha, kecuali untuk akhirat. Ia akan selalu mengingat akhirat dalam mencari rizki, berjual beli, bekerja,memberi, dan dalam semua urusannya. Siapa saja yang demikian kondisinya, maka Allah subhanahu wata’ala akan menganugerahinya tiga kenikmatan yaitu:

Pertama, Anugerah Persatuan.

Allah subhanahu wata’ala akan menganugerahinya ketenteraman dan ketenangan, menghimpun pikirannya, mengurangi kelupaannya, menyatukan keluarga nya, menambah rasa kasih antara dia dan mereka, memudahkan mereka untuknya, mempersatukan semua kerabatnya, menghindarkannya dari perpecahan dan pemutusan hubungan rahim. Dengan begitu, seluruh dunia bersatu untuknya. Dunia bersatu untuk kepentingannya dan semua apa yang diinginkannya di dalam berbuat ta'at kepada Allah subhanahu wata’ala.

Ke dua, Anugerah Kaya Hati.

Ini merupakan nikmat yang amat besar yang dianugerahkan Allahsubhanahu wata’ala khusus bagi hamba yang dikehendaki-Nya. Allah subhanahu wata’ala berfirman, "Maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik." (QS. An-Nahl:97).

Ibn Katsir menafsirkan ayat tersebut dengan keridhaan dan kepuasan hati yang tidak lain adalah kaya diri dan kepuasannya dengan apa yang dianugerahkan melalui doa yang sungguh-sungguh.

Kekayaan bukan segala-galanya, bahkan terkadang ada orang yang dibuat letih oleh hartanya. Sedangkan orang yang menjadikan akhirat sebagai ambisinya, kita dapati dia selalu ridha, puas diri, bahagia, ceria dan baik jiwanya. Ia tidak tamak kepada dunia dan bekerja sesuai dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,"Bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah di dalam mencari (rizki)." Yakni, berusahalah dengan usaha yang diterima, yang dibolehkan di dalam mendapatkan dunia. Janganlah seseorang menjadikannya sebagai ambisi yang menyibukkan dirinya yakni ia habiskan semua waktunya untuk dunia.

Ke tiga, Dunia Datang dan Cinta Kepadanya.

Dunia ini memang aneh; bila anda kejar, ia akan lari tetapi bila anda berpaling darinya, ia akan mengejar anda, dan ini sesuatu yang sudah terbukti. Banyak orang shalih menyebut kondisi mereka dengan dunia, "Kami sibukkan diri dengan urusan dien, lalu dunia pun menyongsong kami."

Sebaliknya, siapa saja yang menjadikan dunia sebagai ambisinya dan segala sesuatu ia jadikan demi dunia; seperti ridha, marah, senang, benci, ceria, bicara, mencela dan sebagainya, maka orang yang kondisinya demikian akan diberi hukuman oleh Allah subhanahu wata’ala dengan tiga hukuman yang disegerakan:

Pertama, Mencerai-beraikan Persatuannya.

Ia akan menjadi orang yang hatinya tercerai-berai, pikirannya kacau, banyak cemas terhadap urusan-urusan dunia, sekalipun hanya sepele. Harta, keluarga dan tanggungannya membuatnya terpisah, sekalipun mereka berada di hadapan matanya, sebagai akibat dari mementingkan dunia saja.

Ke dua, Dilanda Kefakiran.

Ia tidak pernah merasa puas, sehingga membuatnya selalu berhajat di balik kesenangan dunia dan perhiasannya. Ini tentu saja membuat nya semakin letih, sedih dan cemas. Ia boros terhadap kesenangan dunia dan hal yang bersifat hura-hura, namun amat bakhil di dalam bersedekah dan berbuat kebajikan.

Ke tiga, Dunia Lari Darinya. 

Ia mencarinya namun dunia menjauhinya. Ia berlari mengejar dan meminum darinya seperti orang yang menimba air di laut untuk diminum; namun setiap diminum, ia semakin merasakan haus dan dahaga. 'Utsman bin 'Affan radhiyallahu ‘anhu berkata, "Ambisi dunia adalah kegelapan di hati, sedangkan ambisi akhirat adalah cahaya di hati."

Dalam masalah ini, manusia terbagi kepada tiga jenis:

Pertama, Orang-orang yang dikalahkan oleh ambisi akhirat sehingga mereka bekerja untuk dunia menurut kacamata akhirat dan menyadari bahwa dunia hanyalah jembatan yang membawa mereka sampai ke akhirat.

Ke dua, Orang-orang yang dikalahkan oleh cinta dunia hingga akhirat terlupakan oleh mereka, dan ambisi dunia telah menyibukkan hati mereka.

Ke tiga, Orang-orang yang disibukkan oleh dunia dan juga akhirat. Mereka ini adalah para pencampur-aduk urusan, dan betapa banyaknya manusia tipe seperti ini di zaman sekarang. Mereka berada dalam posisi yang tidak aman bahkan dalam bahaya.

Baca selengkapnya »
Share: